Bab 7 : Trauma Baby Grey

500 51 0
                                    

"Apa?" Rosaline mengangkat wajahnya, pucat pasi menatap Grey.  "Ja - jadi benar lo menderita...,"

"Lebih tepatnya, gue divonis menderita Bipolar Disorder tipe campuran," Grey memperjelas.

"Ya Tuhan," Rosaline langsung mengucap.

"Sekarang lo gak kepo lagi kan kenapa gue pake obat itu?" Tanya Grey dengan bibir bawah maju ke depan, manyun.

Saat itu mereka berdua memilih duduk di bangku panjang yang ada di belakang perpustakaan sekolah.

"I - iya maap...," sahut Rosaline tergagap. "Gue hanya khawatir ama lo, Baby Grey, gue gak mau Bestie gue kejebak memakai obat - obat terlarang...,"

Grey merogoh saku celana panjangnya dan mengeluarkan botol obat yang di labelnya bertuliskan Seroquel.

"Baca keterangan obat itu,," pintanya.

"Gue...Gue udah tau Seroquel dari Kak Reyna, Baby Grey. Kak Reyna kan kuliah di jurusan Farmasi..," kilah Rosaline.

"Biar lo lebih yakin kalo gue gak nyalahgunain obat itu, please baca," ulang Grey, bibir bawahnya masih maju, Rosaline mengalah dan  mengambil botol obat itu dari tangan Grey.

"Seroquel digunakan untuk mengobati kondisi mental/suasana hati tertentu (seperti skizofrenia, gangguan bipolar, episode manic yang tiba-tiba atau depresi yang terkait dengan gangguan bipolar)." Rosaline membaca keterangan yang tertempel di botol obat.

Saat mengembalikan botol obat, gadis itu menghela napas, menatap Grey yang masih manyun di sampingnya. 

Rasa sedih  tiba - tiba memenuhi hatinya. Bestie gue yang selucu ini, yang kayak bocil, yang imut,  begitukah keadaannya sekarang? Demi Tuhan, apa yang udah ngebuat mental Bestie gue hancur, hingga menderita Bipolar? Seroquel itu obat keras, harus dengan resep dokter, seberat itu kah mental illness yang diderita Baby Grey? Sehancur itu kah jiwanya?

Air mata Rosaline meleleh lagi. Baby Grey,  bestie gue, pa - padahal dulu lo sehat - sehat aja kan? Ceria, gak pernah ada masalah....

******

"Gak perlu sampe nangis gitu juga kale," kata Grey mengangkat sebelah alis matanya, melihat Rosaline masih saja menangis di sampingnya.

"Lo bestie gue, Baby Grey, dari kecil kita udah bersahabat. Jelas dong gue sedih banget denger lo menderita Bipolar...," kata Rosaline sambil mengusap matanya. "Lo kan tau gue sayang banget ama lo dari dulu,"

"Thank you udah sayang," kata Grey manyun. "Tapi gue gak perlu lo kasihani sampe nangis - nangis gitu..,"

"Eh, eh, ralat boleh?!" Rosaline langsung memotong kata - kata Grey, dipegangnya wajah Grey dan menatap lurus - lurus, seperti ingin memastikan sahabatnya tidak salah paham dengan sikapnya. "Gue bukan mengasihani lo, tapi peduli ama lo, itu beda ya! Dan gue peduli karena lo Bestie gue sejak kecil. Kita punya janji, kita punya gelang couple, apa itu gak cukup jelas buat lo, kalo kita tuh bukan sekedar sahabatan untuk ketawa - ketawa doang, tapi juga sahabatan dalam keadaan sakit dan terluka...,"

Grey hanya terdiam mendengarnya,, tapi dari tatapan mata hazelnya, pemuda itu terlihat sangat terharu dengan ucapan sahabatnya. Sudah 4 tahun mereka berpisah, tapi perhatian Rosaline padanya tidak berubah sedikitpun.

Baby Grey ( Tamat )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang