Bab 34 : Dendam Danni

149 19 7
                                    

"Sungguhkah? Ini bukan mimpi kan?" Tak terkira bahagianya Rosaline saat Grey vidcall memberitau kabar gembira itu.

"I tell the thruth, Princess, and we will be together again finally," senyum Grey melebar.

"Ya Tuhan, gue bahagia banget, Baby Grey," Rosaline mengusap matanya yang tiba - tiba saja sudah penuh air mata haru.

Keduanya langsung halu merasa impian mereka bisa kembali bersama seperti masa kecil mereka akan segera terwujud, bahkan kini dalam bentuk pernikahan, sebagaimana janji Harry Adinegoro, Papa Grey, jika Grey berhasil memenangkan lomba Karya Ilmiah mengalahkan Tristan, maka sang papa akan mengizinkan mereka menikah.

"Gue akan beritau Ayah dan Ibu gue ya?" Kata Rosaline.

"Oh please wait, kita tunggu Papa pulang dari New York dulu dan gue akan memberitau Papa langsung kabar ini, dan mendengar langsung izin itu dari Papa, baru kita beri tau Ayah - Ibu lo, biar gak kecewa," kata Grey bijaksana.

"Iya juga sih, kita gak boleh terburu - buru ya," Rosaline menepuk pipinya.

"Sabar, Mama Rosaline," canda Grey tertawa melihat Rosaline tidak sabar.

"Iya - iya Papa Baby Grey," balas Rosaline nyengir. Tapi Grey tiba - tiba manyun. "Lho kenapa?"

"Lo, bisa gak sih Baby nya dihilangin?" Sungut Grey. Yang bener toh? Masa ada sih Baby jadi Papa?

"Diih segitu aja manyun, semakin gemoy deh Papa Baby," goda Rosaline terkikik.

Tampang Grey memang sangat lucu jika sedang manyun. Bibir bawahnya maju, seperti bocil yang sedang ngambek.

"Ya udah, gue gak jadi ke Jogja," kata Grey merajuk.

"Huwaa emang lo mau ke Jogja?" Mata Rosaline langsung membulat mendengar itu.

"Tadinya sih gitu, setelah gue ketemu Papa, trus gue ke Jogja jemput lo, tapi karena lo ngeledek gue Papa Baby mulu, yaah gak jadi deh...," sungut Grey

"Iih kok gitu sih! Baby Grey plis dong, masa gak jadi sih?" Sembur Rosaline reog.

"Tarik gak kata - kata Baby - nya?" Ancam Grey kumat mode bocil nya. Rosaline malah jadi cekikikan.

"Hmmm tarik gak yaa? Upahnya apa, kalo gue tarik kata 'Baby'?" Kata gadis itu usil.

"Gue traktir es krim," Grey asal bunyi, karena masih merajuk.

"Gak mau,"

"Permen Coklat?"

"Ogah,"

"Es Boba?"

"Iih yang kerenan dikit dong," rengek Rosaline cemberut.

"Yang keren? What?!" Mata hazel Grey melebar.

"Apa kek, selain jajanan," pipi Rosaline semakin menggelembung.

"Helikopter?!" Usul Grey tanpa pikir, Rosaline auto terpekik mendengar kata - kata Grey.

"Yaelah, gak helikopter juga kale!" Sembur gadis itu.

"Ya siapa tau, lo mau pake buat nganter ibu lo ke pasar," Grey berkata kalem.

"Ngaco deh lo," sembur Rosaline. Grey akhirnya berhenti merajuk dan tertawa. Rosaline juga tertawa.

Mereka tampak begitu bahagia. Ya sangat bahagia. Saat saling menatap, tak terasa jemari mereka menyentuh layar gadget mereka, jemari itu saling bertemu di layar, seolah ingin saling menggenggam tangan seandainya jarak tak memisahkan.

Tuhan, sungguhkah ini?

Kebahagiaan kami, tinggal beberapa langkah lagi

Baby Grey ( Tamat )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang