Bab 3 : Pertemuan Dua Sahabat Lama

505 65 1
                                    

Wajah itu, walau sudah banyak berubah, tidak chubby lagi, pipinya tidak kemerahan seperti mochi lagi. Tidak gendut lagi. Ta - tapi  senyum gigi kelinci itu....Tatapan teduh mata hazel itu...

"Gu - gue gak kan pernah lupa...Gak akan pernah salah...," suara Rosaline bergetar, tubuhnya mulai limbung.

Empat tahun gue bermimpi bisa melihat senyum itu lagi....Tatapan mata itu...Empat tahun gue sangat merindukannya...

"Grey Fernanda Adinegoro.....Baby Grey...,"

Siswa baru itu tersenyum lebar mendengar namanya lengkap disebut Rosaline.

"Yes, it's me," sahutnya.

Rosaline tiba - tiba menjadi sulit melihat karena air mata mendadak memenuhi matanya, gadis itu mengulurkan tangannya.

"Pegang tangan gue...Pegang...,"

Siswa baru yang ternyata bernama Grey itu buru - buru meraih tangan Rosaline.

"Ya Tuhan...Ini bukan mimpi kan? Katakan ini bukan mimpi..," suara Rosaline mulai melemah.

Dua tangan itu saling bertemu,  saling mengenggam, begitu erat. Rosaline tak kuasa lagi menahan diri, air matanya runtuh, gadis itu menghambur memeluk Grey.

"Baby Grey, bestie gue...," tangisnya di dada pemuda itu. "Gue tau lo pasti pulang, gue tau lo gak  ngelupain janji itu...,"

Tak peduli sedang berada di depan pintu kelas, tak peduli semua mata tertuju pada mereka. Kedua sahabat lama itu tak dapat menahan rindu yang begitu menyesakkan perasaan mereka selama ini. Empat tahun perpisahan tanpa kabar, mereka yang dulu begitu dekat, begitu akrab, mereka yang dulu punya janji akan bersahabat selamanya,  jelas rindu itu membuat mereka spontan saling berpelukan erat, seolah tak ingin dilepas, tak sudi kehilangan lagi.

"Kenapa lo ninggalin gue, gak pake pamit, gak pernah kirim kabar. Udah 4 tahun, Baby Grey, kemana lo?"  Tangis Rosaline tersedu. "Apa Lo marah ama gue? Apa gue ada salah ama lo?"

"Please forgive me, Rosaline, please maafkan gue...," hanya kata itu yang berulang - ulang terucap dari mulut Grey, seolah tak ada kata lain yang mampu terucap kecuali kata maaf.

"Kenapa, Baby Grey?" Rosaline masih bertanya.

Tapi Grey hanya membisu sambil menatap Rosaline, tatapannya seperti kebingungan, seolah pertanyaan itu sangat sulit untuk dijawab olehnya.

"Baby Grey?" Tegur Rosaline.

"I miss you a lot, Rosaline, gue selalu bermimpi bisa ketemu lo lagi," justru itu yang terucap dari mulut Grey, membuat Rosaline sedikit heran, kenapa Grey tak mau menjawab pertanyaannya.

Sementara kelas mendadak menjadi sunyi, seolah semuanya membeku menyaksikan pertemuan penuh haru dua sahabat lama itu.

"Astoge, ternyata siswa baru yang tajir itu adalah Grey yang selalu diceritain Rosaline selama ini...," komentar Sheila sambil mendekap mulut. Tika yang duduk di depannya, menjadi  latah, memeluk tas sekolahnya begitu mesra seolah sedang memeluk Grey juga.

Sementara Bu Devi yang tadinya hendak menegur, terlihat ragu - ragu,   tak tega memisahkan Rosaline dan Grey.

"Ibu tidak mengira Grey ternyata sahabat lamanya kamu, Rosaline..," Ibu guru itu spontan berkomentar,  ikut terharu biru.

******

"Gue bener kan? Baby Grey pasti kembali," bisik Rosaline ceria, pada Sheila dan Tika saat mereka  berbarengan keluar kelas bersama Grey, jam istirahat.

Sheila dan Tika tak tega untuk membantah, melihat betapa bercahayanya wajah Rosaline saat menggandeng Grey yang juga terlihat sangat  bahagia di sisi Rosaline, berjalan di sepanjang koridor sekolah menuju kantin.

Baby Grey ( Tamat )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang