Prolog

1K 96 21
                                    

Jakarta, pertengahan  tahun 2015

"Baby Grey! Alohaa! Cepetan! Lama banget seh, Ros cape neh nungguin Baby dari tadi di gerbang!" Teriak Rosaline, seorang gadis cilik berusia 11 tahun, sembari melambai dengan penuh semangat dari depan gerbang sebuah Sekolah Dasar,  pada sahabatnya Grey yang baru datang.

Abis Grey lucu dan imut seperti Baby, begitu jawab Rosaline setiap ditanya kenapa dia memanggil sahabatnya itu Baby Grey. Sementara Grey sendiri hanya manyun setiap mendengar jawaban Rosaline tentang panggilannya, tapi dia toh tidak pernah keberatan mendapat panggilan itu dari Rosaline. Semua orang  memang selalu menganggapnya sebagai bocil gendut berusia 10 tahun yang menggemaskan dengan pipi chubby kemerahan seperti Baby. Para ibu selalu tak tahan untuk tidak mencubit  gemas pipinya, komentar mereka sudah biasa terdengar di telinga Grey, 'Aduuh anak ini sangat menggemaskan,'

"Ros gak sabaran banget seh," gerutu Grey yang masih terkungkung drama yang terjadi setiap pagi di depan gerbang sekolah, mamanya ikut turun dari mobil, memeluknya, mencium kening, dan memakaikan hoodie Bumble Bee dengan kerudung bergambar wajah lebah lucu, lengkap dengan dua sungut lebahnya, untuk melapisi seragam sekolahnya, membuat dirinya benar - benar seperti Baby Bumble Bee, Grey memutar bola matanya, ppfhh, dan  setelah itu Mamanya akan melambai sebelum meninggalkannya bersama Rosaline di gerbang sekolah, sembari melemparkan sederet pesan 'Jangan lupa bekalnya dihabiskan, susunya diminum, jangan lari - lari nanti jatuh...,'

Rosaline dan Grey selalu diam - diam menirukan ucapan Mama Grey  tanpa sepengetahuan perempuan cantik itu, kemudian tergelak berdua. Kedua bocil kematian itu memang sudah hapal tabiat Mama Grey.

"Yuk," Rosaline sambil nyengir, mengulurkan tangan pada Grey, setelah sahabatnya itu terlepas dari Sang Mama. Kedua bocil kemudian berjalan dengan langkah ceria, melompat - lompat kecil, bergandengan tangan masuk ke dalam bangunan sekolah, menuju kelas mereka.

Mereka,  Rosaline  dan Grey Fernanda Adinegoro, memang sudah bersahabat sejak mereka masih duduk di bangku TK.

Rosaline berasal dari keluarga sederhana,  Ayah Rosaline, Rais Baswara, hanya seorang pegawai rendahan di sebuah perusahaan swasta, Ibu Rosaline, Mayra, sorang Ibu Rumah Tangga, yang menerima pesanan kue dari orang - orang untuk membantu keuangan keluarga. Rosaline memiliki seorang Kakak perempuan bernama Reyna yang sudah duduk di semester 1 Sekolah Tinggi Farmasi,  di sela - sela kesibukan kuliahnya, Reyna ikut membantu Ibu membuat kue - kue pesanan.

Sedangkan Grey terlahir sebagai anak tunggal dari  keluarga Konglomerat. Sang Papa, Harry Adinegoro memiliki perusahaan multi nasional beromset Trilyunan bernama Adinegoro Groups, dan juga seorang Public Figure, di kota tempat tinggal mereka.  Dan Mama Grey, Gischa Anindira, berprofesi sebagai seorang artis lokal yang berparas sangat cantik.

Walau status sosial keluarga mereka sangat jauh berbeda,  tapi keduanya tak pernah peduli, hubungan persahabatan mereka justru kian akrab, bahkan sudah seperti Kakak - adik.

Bagi Rosaline, Grey adalah sahabat terbaiknya, Baby Grey - nya. Rosaline sangat sayang dengan Grey. Rumah mereka pun berdekatan, membuat setiap hari mereka bisa selalu menghabiskan waktu bersama, bermain, makan kue coklat favorit mereka, naik sepeda,  mengerjakan tugas sekolah  tukaran kartu Pokemon, saling cerita, jika bukan Rosaline yang main ke rumah Grey, maka Grey yang  main ke rumah Rosaline, pokoknya tiada hari Rosaline tanpa Grey.

Begitu juga sebaliknya, Grey sangat sayang dengan Rosaline yang berusia -  meski mereka sekelas di sekolah, lebih tua setahun dari Grey.

Baby Grey ( Tamat )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang