Prolog

979 94 21
                                    

Jakarta,
Pertengahan tahun 2015

"Baby Grey! Alohaa! Cepetan! Lama banget seh, Ros cape neh nungguin Baby dari tadi di gerbang!" Teriak Rosaline cilik dari depan gerbang sebuah Sekolah Dasar, melambai dengan penuh semangat pada sahabatnya Grey yang baru datang.

Abis Grey lucu dan imut seperti Baby, begitu jawab Rosaline setiap ditanya kenapa dia memanggil sahabatnya itu Baby Grey. Sementara Grey sendiri hanya manyun setiap mendengar jawaban Rosaline tentang panggilannya, tapi dia toh tidak pernah keberatan mendapat panggilan itu dari Rosaline. Semua orang memang selalu menganggapnya sebagai bocil gendut menggemaskan dengan pipi chubby kemerahan seperti Baby. Para ibu selalu tak tahan untuk tidak mencubit gemas pipinya, komentar mereka sudah biasa terdengar di telinga Grey, 'Aduuh anak ini sangat menggemaskan,'

"Ros gak sabaran banget seh," gerutu Grey yang masih terkungkung drama yang terjadi setiap pagi di depan gerbang sekolah, Gischa Anindira, mamanya ikut turun dari mobil, memeluknya, mencium kening, dan memakaikan hoodie Bumble Bee dengan kerudung bergambar wajah lebah lucu, lengkap dengan dua sungut lebahnya, untuk melapisi seragam sekolahnya, membuat dirinya benar - benar seperti Baby Bumble Bee, Grey memutar bola matanya, ppfhh, dan setelah itu Mamanya akan melambai sebelum meninggalkannya bersama Rosaline di gerbang sekolah, sembari melemparkan sederet pesan 'Jangan lupa bekalnya dihabiskan, susunya diminum, jangan lari - lari nanti jatuh...,'

Rosaline dan Grey selalu diam - diam menirukan ucapan Mama Grey tanpa sepengetahuan perempuan cantik itu, kemudian tergelak berdua. Kedua bocil kematian itu memang sudah hapal tabiat Mama Grey.

"Yuk," Rosaline sambil nyengir, mengulurkan tangan pada Grey, setelah sahabatnya itu terlepas dari Sang Mama. Kedua bocil kemudian berjalan dengan langkah ceria, melompat - lompat kecil, bergandengan tangan masuk ke dalam bangunan sekolah, menuju kelas mereka.

Mereka, Rosaline - si bocil cantik yang lincah dan lucu, dan Grey Fernanda Adinegoro - bocil gendut berpipi chubby, sudah sejak kecil bersahabat, walau status sosial keluarga mereka jauh berbeda, Rosaline berasal dari keluarga biasa - biasa, sedangkan Grey berasal dari keluarga kaya, tapi tampaknya perbedaan itu tak pernah jadi persoalan bagi keduanya, hubungan mereka justru semakin erat.

Bagi Rosaline, Grey adalah sahabat terbaiknya, Baby Grey - nya.

Rosaline sangat sayang dengan Grey. Rumah mereka pun berdekatan, membuat setiap hari mereka bisa selalu menghabiskan waktu bersama, bermain, makan es krim coklat favorit mereka, naik sepeda, mengerjakan tugas sekolah tukaran kartu Pokemon, saling cerita, jika bukan Rosaline yang ke rumah Grey, maka Grey yang ke rumah Rosaline, pokoknya tiada hari Rosaline tanpa Grey. Bahkan Rosaline tidak bisa tidur sebelum sleepcall dengan Grey.

Begitu juga sebaliknya, Grey sangat sayang dengan Rosaline yang berusia - meski mereka sekelas di sekolah, lebih tua setahun dari Grey.

Bagi Grey, Rosaline adalah segalanya. Sahabat yang paling disayang, mataharinya, tuan putrinya, yang selalu bisa membuat ceria hari - harinya, yang kadang terlalu kaku dengan aturan - aturan keluarganya yang ketat.

Grey memang terlahir sebagai anak tunggal dari keluarga Konglomerat Harry Adinegoro yang menjadi Public Figure, di kota tempat tinggal mereka, sehingga segala tingkah laku atau apapun kegiatan keluarga itu, tak jarang menjadi sorotan media massa,. Kadang Grey merasa Rosaline lebih beruntung darinya, terlahir dari keluarga biasa - biasa saja, yang bebas, bisa bertindak semaunya tanpa takut menjadi sorotan jelek masyarakat. Tapi yah begitulah kehidupan, selalu ada plus - minusnya, yang bagaimanapun harus dijalani dan terus berlanjut.

******

Jakarta, September 2017

Hingga beranjak remaja, persahabatan Rosaline dan Grey, masih terjalin erat. Langkah ceria sambil bergandengan tangan yang biasa mereka lakukan semasa SD masih melekat pada dua sahabat yang kini sudah berusia - Rosaline 13 tahun dan Grey 12 tahun, sudah duduk di bangku kelas 7 SMP. Seperti hari itu, saat mereka baru pulang dari bermain di taman. Keduanya masuk ke halaman rumah Grey, ceria melenggang sembari bergandengan tangan.

Baby Grey ( Tamat )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang