Bab 32 : Perpisahan Di Stasiun Kereta Api

188 25 6
                                    

Pov Rosaline

Rosaline bolak - balik gabut melirik jam di sudut layar handphone - nya. Baru pukul 10 pagi, tapi gadis itu sudah merasa bosan. Biasanya dia sudah reog bersama Sheila dan Tika di sekolah, atau mengganggu si Big Baby Grey. Akhirnya Rosaline hanya bisa  menghela nafas, sedih banget sih sebetulnya, gak bisa bersekolah lagi, gara - gara musibah ini. Rosaline tertunduk lesu memandangi perutnya yang mulai membesar. Sekarang setiap hari Ayah - Ibu melarangnya keluar rumah untuk menghindari gunjingan tetangga dan masyarakat sekitar, yang jelas sudah tau musibah itu.

Jika tak ada Grey, mungkin Rosaline sudah merasa down juga dengan keadaannya sekarang. Tak bisa sekolah, tak bisa  bebas kemana - mana. Terkurung karena kecemasan orang tuanya terhadap pandangan orang lain.

Gue suntuk banget hari ini,  Ih, gak papa kali ye kalo gue keluar sebentar, beli kripik atau permen coklat di Mini Market depan sana, batin Rosaline galau.

Ibunya masih sibuk di dapur, Rosaline ingin membantu, malah dilarang Ibunya, kamu sedang hamil, tidak boleh capek, begitu kata beliau. Reyna Kakaknya sudah berangkat ke kampus sejak pukul 7 tadi. Ayah, tentu saja di kantor. Akhirnya Rosaline nekad mengambil dompet Hello Kitty - nya dan memasukkan dompet itu ke dalam tas mungil  LOL doll nya, meraih Handphone, kemudian berjinjit keluar rumah.

*****

Rosaline sedang membeli jajanan di mini market saat beberapa ibu - ibu tiba - tiba menegurnya. Mereka adalah tetangganya, Rosaline mengenali mereka.

"Tante denger, gak jadi nikah ya, Nak Rosaline?" Tegur salah satu ibu, matanya mengarah pada perut Rosaline sampai gadis itu risih dibuatnya. Rosaline tau perutnya sudah mulai membesar, lama kelamaan memang tak bisa ditutupi lagi dengan gaun atau baju longgar

"Kasihan, pacarnya kabur ya?"

"Cih, laki - laki mana ada yang mau dengan perempuan yang sudah hamil duluan,"

"Oh sudah hamil ya?"

"Aduh, malang benar nasibmu, siapa Ayah bayinya?"

"Bisa jadi aib memalukan loh, jika bayi itu lahir tanpa Ayah,"

Rosaline mengerutkan kening mendengarnya.

"Ayah - ibumu kok diam saja, Nak Rosaline? Kok gak diperjuangin sih anak gadisnya?"

"Oh pemerkosanya anak Konglomerat itu sih, ya mana bisa dilawan yah?"

Lama kelamaan, tak tahan juga Rosaline dibuatnya. Mana semakin banyak mata yang memandang akibat mendengar ocehan para ibu - ibu. Bagai membara rasanya wajah Rosaline yang memerah karena malu.

"Ma - maaf, permisi...," Rosaline sampai tergagap, saat berusaha melewati para ibu yang menghalangi jalannya

"Mau kemana, Nak Rosaline? Kok buru - buru sih? Malu ya?"

"Ih pastilah malu,"

Rosaline tergesa keluar Mini market, tak jadi membeli jajanan. Air mata gadis itu  meluncur juga akhirnya.

"Kenapa Nak?" Ibu Rosaline terkejut saat anak gadisnya datang menghambur memeluknya di dapur, sambil menangis.

"Mereka mengejek Ros, Bu. Mereka bilang Ros aib memalukan jika ngelahirin bayi tanpa Ayah," tangis Rosaline membuat Ibunya terkesiap.

"Mereka siapa?" Tanya ibu gusar

"Tante Juni, Tante Lala dan Tante Surti," lapor Rosaline menyebut nama ibu - ibu yang menegurnya tadi. Ibu mengangkat alis.

"Kamu keluar rumah?!" Sembur ibu langsung panik melepas pelukan Rosaline. "Ya Tuhan! Kan Ayah dan Ibu sudah melarangmu keluar, kenapa kamu bandel?!"

"Ma - Maaf Bu," Rosaline menunduk, air matanya semakin banyak. "Ros bosan Bu, di rumah terus, Ros ingin jajan..,"

Baby Grey ( Tamat )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang