✧∘* ೃ── noxious ✦ ⋆。˚.
Di malam selasa yang nampak lebih cerah dari biasanya, ada seorang gadis dengan pakaian tidur lengkap tengah berbaring di kasurnya. Matanya memandang langit-lagit yang ditempeli stiker barbie favorite-nya. Pikirannya melayang memikirkan ucapan Dinda dan Maudi barusan yang menelponnya dengan panggilan grup di aplikasi whatsapp.
"Gue liat ka Damar di kafe sama Kak Sheryl tadi."
"Iyaa, kita kan lewat situ Al, nah gue liat Kak Damar sama Kak Sheryl baru mau masuk."
Alea menendang-nendang udara dengan kesal. Kini, pikirannya tidak lagi bisa tenang. Bagaiman dia bisa tenang jika pacarnya yang berjanji akan mengantarkannya pulang malah berduaaan bersama mantan kekasih di sebuah kafe?
Bukannya merasa cemburu, Alea lebih merasa rendah diri jika dia disandingkan dengan Sheryl, sangat jauh. Gadis itu sangat modis, pakaiannya selalu rapi ditempeli dengan aksesoris malah berharga ratusan ribu dan janga lupakan aroma parfum mahal yang selalu tertinggal meski Sheryl sudah berjalan menjauh, ditambah dengan tas harga jutaan yang biasa gadis itu gunakan ke sekolah, Alea jelas bukan apa-apa dibadaningkan dengan Sheryl si ratu sekolah.
Tidak heran ada banyak sekali komentar merendahkan saat mereka pertama kali tahu Damar tengah menjalin hubungan dengannya. Namun dengan Sheryl sendiri, Alea belum pernah berinteraksi secara langsung.
Pikiran buruk kembali datang menghantui pikirannya membuat Alea kesal sendiri. Dia memukul kepalanya beberapa kali dan menjambak rambut yang masih basah, berharap pikirannya tidak terlalu berisik dan kembali tenang. Hal ini membuatnya lelah, pikirannya seolah dipaksa memikirkan banyak hal yang tidak ada habisnya.
Alea melihat jam kecil yang ada di nakas, menunjukkan pukul setengah sepuluh membuat Alea memilih mematikan lampunya dan mencoba tidur karena tidak ingin besok terlambat pergi ke sekolah.
Sedangkan di sisi lain, di waktu yang sama, segerombolan remaja menuju dewasa baru saja sampai di ruangan yang disewa khusus untuk acara ulang tahun malam ini. Ke enam pemuda dengan tanpilan menawan itu berjalan bergerombol mendatangi si pemilik pesta untuk memberikan ucapan selamat ulang tahun.
Damar, Agam, Bara, Revan, Dewa dan Aldeo.
Ke enam remaja itu berhasil mengambil alih sebagian perhatian di ruangan itu. Dengan balutan kemeja hitam yang seolah kompak padahal tidak direncakan, dengan dua kacing terbuka dan untungnya dengan celana yang berbeda warna, mereka kini duduk di kursi panjang yang disediakan.
"Gila lo, sekolah aja nggak bolos, eh ke pesta gini malah dateng," komentar Bara kepada Dewa yang baru saja menyalakan rokoknya.
Bara ini, bisa dibilang paling berisik di antara mereka. Hobinya cari mencari ribut, seolah jika tidak ada yang bisa dia komentari napasnya aku berhenti mendadak.
"Serah gue dong. Orang tadi pagi gue demam, penyakit kan enggak ada yang tahu, ini gue tiba-tiba sembuh aja tadi sore."
"Iya demam, bagus baru sembuh terus sekarang mau minum alkohol?" Regan ikut turut menghakimi.
"Nggak lah."
"Awas aja, gue liatin lo ya!"
Aldeo, si orang yang tadi di sekolah sibuk karena akan mangikuti olimpiade terakhirnya belum juga mengeluarkan suara. Dia cenderung tenang, santai dan lebih banyak diam. Kebalikan dari Bara. Aldeo juga menjadi satu-satunya diantara mereka yang berprestasi secara akademik. Pemuda itu berkali-kali menyumbang piagam kemenangan saat mengikuti berbagai lomba matematika mewakili sekolahnya.
"Gimana tadi Yo? Lancar?" Satu-satunya pertanyaan benar itu keluar dari mulut Dewa yang selalu kagum dengan Aldeo karena kepintarannya dalam menghitung.
![](https://img.wattpad.com/cover/306268065-288-k786820.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Noxious
أدب المراهقين[𝐨𝐧 𝐠𝐨𝐢𝐧𝐠] Alea mulai lelah dengan sifat Damar yang semakin lama, semakin jauh dari perkiraannya. Ada banyak hal juga yang membuat Alea mempertimbangjan alasan untuk dia mengakhiri hubungannya dengan kakak kelasnya itu. Tapi yang jelas, tern...