✧∘* ೃ── noxious ✦ ⋆。˚.
Dengan memakai baju sweater panjang hitam Alea sudah siap menjalani hukumannya. Dengan rambut terikat membentuk ekor kuda dia kembali masuk ke dalam tenda untuk membawa sandal yang masih ada dalam tas. Keempat orang yang berada di kelompok Matahari bersama dengannya kini masih berada di dalam tenda memandang Alea dengan kesal karena merasa gadis itu adalah alasan utama kenapa merasa harus memasak sekarang.
"Ah, males banget gue masak, gara-gara salah seorang sekelompok kena hukuman," sindir Karin, tangannya masih sibuk memakaikan body lotion ke tangannya yang baru saja di lap menggunakan tisu basah.
Alea melirik sekilas, kemudian kembali mencari barang yang belum juga ditemukan, hatinya merasa tidak enak dan ingin segera keluar dari tenda, melakukan pekerjaanya dengan cepat, harap-harap bisa meninggalkan rekan kelompoknya yang menyebalkan ini. Alea kemudian melirik Saras yang sedang mengurut kakinya menggunakan tangan kanan sedang tangan kirinya bergerak menggulir ponsel, merasa kecewa dengan gadis itu kemudian dia kembali menunduk menatap isi tasnya dibantu dengan cahaya senter dari ponsel yang dinyalakan.
Menu makan malam kali ini akan sangat simple, mereka memilih memasak berpuluh-pulung mie instan yang akan langsung dimasak dalam satu putaran dalam wajan besar yang dibawa entah oleh siapa, mereka juga akan memanaskan air di dalam teko besar yang akan dibuat menjadi teh manis panas.
Setiap peserta sudah diwanti-wanti supaya membawa wadah berupa misting atau pun mangkuk plastik dan juga tempat minum, jadi untuk sekarang mereka tidak lagi perlu mengkhawatirkan wadah yang akan digunakan.
"Mukanya tuh nyebelin banget anjir, sok sok an, ngerasa punya power kah gara-gara cowoknya punya nama?"
Merasa masih belum puas, Karin masih saja menyindir Alea, merasa kesal karena dia merasa diacuhkan, Alea sama sekali tidak melirik ke arahnya apalagi melawan ucapannya, sehingga dia terlihat seperti sedang tantrum sendiri.
Alea tersenyum kecil, melihat sandal yang dicarinya akhirnya bisa ditemukan, dengan cepat dia mengeluarkan sandal itu dari plastik putih yang awalnya menjadi wadah bagi sandal yang sebenarnya sudah dia cuci, kemudian setelah mengeluarkan sandal tadi Alea dengan cepat keluar dari dalam tenda, tidak mau mendengarkan celetukan dari kakak kelasnya itu lebih lanjut.
Karin, dan Neona yang biasa dipanggil Ana itu menatap kepergian Alea dengan wajah begitu kesal.
Alea berdiri bingung di dekat orang-orang yang sedang menyiapkan perapian. Dia melirik sekitar, mencari pekerjaan yang harus dia lakukan, matanya kemudian berhenti saat melihat ada Shakira, orang yang tadi pagi duduk di jok yang sama dengannya kini sedang membuka bungkus mie instan sendirian, dia lantas berjalan mendekat meski tahu tidak akan mendapatkan sapaan ramah dari perempuan itu.
"Aku bantuin, boleh Kak?"
Shakira melirik Alea sekilas, tangannya bergerak mengambil kresek besar yang berisi mie yang dikumpulkan dari seluruh anggota pramuka.
Alea tersenyum kecil, dia ikut duduk setelah mengambil salah satu daun besar yang akan dijadikan sebagai alas duduk.
Hening, mereka berdua tidak berniat membuka suara, tangannya sibuk memasukan mie ke dalam wadah sedangkan bumbunya dipisahkan.
Mie dengan bungkus berwarna dominan kuning itu kini sudah menumpuk di atas wadah, sedangkan plastiknya mereka masukan ke dalam kresek yang nanti akan mereka ambil lagi, mungkin akan dibuang di suatu tempat dan tentunya tidak akan meninggalkan sampah itu di hutan yang masih begitu asri ini.
Meski tangannya digunakan untuk membuka bungkusan mie dan memisahkan bumbunya supaya tidak ikut terebus, Alea berkali-kali menggerakan salah satu tangannya untuk menghalau nyamuk, dia merasa ada banyak sekali hewan kecil bersuara berisik itu yang mendekat, meski hari masih sedikit terang, menunjukan pukul lima sore lebih beberapa menit tapi para nyamuk itu sangat berani menampakan diri bahkan sebelum matahari terbenam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Noxious
Teen Fiction[𝐨𝐧 𝐠𝐨𝐢𝐧𝐠] Alea mulai lelah dengan sifat Damar yang semakin lama, semakin jauh dari perkiraannya. Ada banyak hal juga yang membuat Alea mempertimbangjan alasan untuk dia mengakhiri hubungannya dengan kakak kelasnya itu. Tapi yang jelas, tern...