✧∘* ೃ── noxious ✦ ⋆。˚.
Semua orang selalu berkata jika Alea memiliki keberuntungan yang selalu diinginkan orang lain. Mereka selalu menyebut dan membayangkan untuk berada di posisi Alea, memandang kagum kepada Damar dan selalu saja berbicara jika perempuan yang menjadi kekasih Damar itu akan sangat beruntung dan memiliki hidup sempurna. Namun tidak! itu tidak terjadi pada Alea yang malah merasakan hal yang sebaliknya. Alea rasa, dia tidak tahan lagi memiliki hubungan dengan seseorang yang memiliki ego setinggi Damar yang apapun kata yang keluar dari mulutnya berarti perintah bagi Alea. Laki-laki itu begitu keras kepala, seenaknya sendiri dan yang paling parah posesif serta pecemburu parah.
Yang ada, saat Alea memiliki hubungan dengan Damar dia merasa geraknya tidak bebas, karena laki-laki itu selalu saja ada kata untuk menegur Alea. Selalu ada saja kesalahan yang Alea lakukan, meski tampak sangat remeh seperti kerja kelompok saat itu, namun itu diperbesar oleh Damar yang lagi-lagi selalu merasa ingin menang sendiri dan tidak pernah mempedulikan keinginan orang lain. Yang jelas alasan kepana Alea tidak pernah mau kembali dengan Damar adalah: Dia tidak mau ruang geraknya terbatas seperti yang sudah-sudah.
Namun sekarang, saat Alea dijauhi hampir semua orang hanya karena gosip yang beredar membuatnya lagi-lagi bergantung kepada Damar. Di sini dia tidak bisa lagi mengharapkan siapapun, keadaan membuat dia menjadi lebih dekat dengan laki-laki itu jauh lebih banyak.
Damar sekarang masih saja membantu Alea mendirikan tenda. Alea akan satu tenda bersama empat orang lainnya yang kini berada di tempat yang sama. Mereka juga mencoba mendirikan tenda meski memang pekerjaan itu dikerjakan lebih banyak oleh Damar.
Begitu selesai, Damar tersenyum kecil, namun Alea tidak bisa melihat itu hanya sebagai senyuman karena dia bisa melihat seringat di wajah tampan manyannya itu. Tangan besar itu terangkat, mengusap rambut Alea yang masih saja diam tidak mengeluarkan sepatah katapun meski Damar sudah menjauh.
Panitia kini sedang mengumumkan supaya semua orang masuk ke tenda dan membereskan barang-barang, karena setelah ini mereka akan kembali melakukan kegiatan selanjutnya—mencari kayu bakar untuk digunakan memasak dan membuat api unggun nanti malam.
"Alea, kenalin gue Saras. Kelas 10 juga kok, tapi gue jurusan IPA."
Alea terkesiap, akhirnya ada yang mengajak dia berbicara, dengan antusias Alea melihat ke arah Saras dan menyebutkan nama serta kelasnya.
"Sama gue aja ya Al, gue enggak kenal sama 3 orang yang lain tadi, keliatannya pada galak tau, mereka juga kan kakak kelas."
Alea mengangguk. "Iya, gue juga enggak ada temen."
Saras terlihat mencebik. "Tapi lo ada pacar, mana dia care banget sama lo lagi, jangan tinggalin gue nanti ya please please??"
"Iya, udah ayo keluar. Nanti mereka marahin kita lagi."
Saras menangguk, mereka berduapun kini keluar dari tenda berwarna hijau yang akan ditempati tidur untuk beberapa malam itu.
Siang menjelang sore ini, dibawah rindangnya pohon hijau berbentuk besar beraneka ragam, masih dengan cahaya matahari yang kian menerangi juga meredup seiring berjalannya awan yang menghalangi, waktu berlalu begitu cepat saat para panitia menjelaskan apa yang akan mereka lakukan.
Pertama yang akan mereka lakukan adalam mencari kayu kering sebanyak-banyaknya. Disini sudah ada terbentuk sekitar lima belas tenda dengan warna yang sama yaitu hijau, para perempuan akan dikelompokan dengan perempuan lain begitu juga laki-laki. Setiap kelompok berisi 5-7 orang. Dan kini mereka semua diminta untuk menamai kelompok mereka menggunakan nama bunga untuk perempuan sedang laki-laki memakai nama hewan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Noxious
Teen Fiction[𝐨𝐧 𝐠𝐨𝐢𝐧𝐠] Alea mulai lelah dengan sifat Damar yang semakin lama, semakin jauh dari perkiraannya. Ada banyak hal juga yang membuat Alea mempertimbangjan alasan untuk dia mengakhiri hubungannya dengan kakak kelasnya itu. Tapi yang jelas, tern...