✨ Jingga Atlanna ✨

1.7K 120 8
                                    

enjoy the plot !

***

Suara teriakan demi teriakan memenuhi sirkuit balap mobil di malam yang gelap ini. Ditemani oleh cahaya remang yang berasal dari sang purnama yang bersinar terang di langit malam. Hembusan angin cukup kencang bercampur kobaran asap api unggun yang mengepul di udara. Di tengah kerumunan lautan manusia, seorang gadis berjaket kulit hitam menajamkan penglihatannya. Melihat siluet laki-laki yang selama ini berhasil menciptakan kupu-kupu dalam perutnya.

Sekelebat bayangan tentang memori yang naasnya harus berujung pada kepahitan. Namun ia tak peduli, apapun yang terjadi laki-laki itu akan tetap menjadi favoritnya. Gadis itu duduk mengayunkan kakinya di atas kap mobil sembari bersenandung ria menunggu gilirannya untuk balapan.

"Bucin banget lo sama orang yang peduli sama perasaan lo aja enggak. Mau nunggu sampai berapa ratus purnama lagi?" Suara berat itu mengganggu pikiran sang gadis. Lantas ia berdecak kemudian turun dari kap mobilnya. Menendang tulang kering sesosok laki-laki yang telah lama menjadi sahabatnya tersebut.

"Sok tau banget." Sinis sang gadis. Apapun yang menyangkut laki-laki yang ia suka, wajah kucingnya pasti akan berubah menjadi harimau.

Sahabatnya itu mengusap kakinya lalu mengangguk tipis menggumamkan kata 'gila' pada gadis tersebut. Untung saja sang gadis tak mendengar apa yang ia bicarakan.

Laki-laki itu maju mensejajarkan wajahnya, "I know, because you are my whole world." Sang perempuan hanya memutar bola matanya malas menanggapi ucapan yang menurutnya sangat menjengkelkan.

"Omongan lo tuh menjijikan!"

"Gak bisa banget diajak sweet dikit."

"Bodo amat. Gak usah sok melas gitu lo!" Desisnya lalu kembali memperhatikan laki-laki berkaos hitam di depan sana. Senyuman laki-laki itu sangat menawan, namun sayang senyuman tersebut bukan tertuju padanya. Andai saja setiap hari senyuman itu yang ia lihat. Serasa ia telah memiliki separuh dunia.

"Percuma lo lihatin, kalau dia masih milik orang lain."

"Sialan!"

Begitulah tawa dari sang sahabat mengudara. Meratapi nasib sang perempuan yang memang tidak seindah nasib tokoh utama di sebuah drama. Jangan salah, terkadang menjadi tokoh utama tidak menjamin mendapat nasib yang baik.

"Lo tau kan alasan gue balapan sekarang itu apa?" Lanjut sang gadis sembari berkacak pinggang. Menatap salah satu pembalap yang baru saja datang dari arah selatan. Dia adalah perempuan yang sangat ia benci kehadirannya.

"Mau merebut pacarnya?" Sahabatnya itu tersenyum miring. Kemudian memasukkan kedua tangannya ke dalam saku jaket. "Anyway, lo tau dia itu black lady-nya balapan? Entahlah, Ji. Tapi gue gak mau lo kalah dipercobaan pertama balapan kali ini. Sorry, this is just my bad feelings."

Jingga Atlanna, mengerang keras ketika laki-laki yang sialnya adalah sahabatnya itu malah menjatuhkan mentalnya sebelum berperang. Jingga tak takut, sama sekali tidak takut dengan perempuan yang dijuluki black lady-nya balapan tersebut. Dimana perempuan itu adalah lawannya pada malam hari ini. Jingga mengumpat, sebelum kembali duduk di atas kap mobil.

"Sam, mulai besok lo resign aja lah jadi sahabat gue. Kalau sahabatnya mau berjuang buat sesuatu yang diimpikan itu di dukung, minimal di doakan yang baik. Ini malah buruknya lo keluarin semua. Pake cara nakutin segala."

Yugo Samudera Harison malah mengacak surai milik Jingga dengan gemas. Menepuknya dua kali sebelum Jingga melengos menatap objek favoritnya. Gadis itu terlalu cinta, hingga betah menatap sang pujaan hati lama-lama.

STRAWBERRY AND CIGARETTE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang