hai
***
Mobil Rolls-Royce berwarna silver berhenti tepat di basement sebuah tempat megah bernama Golden Valley. Pintu mobil terbuka, menampilkan sosok laki-laki dengan rambut coklatnya membawa sport bag. Ia berjalan memutar membukakan pada pintu satunya, gadis cantik dengan jaket putih yang sedang ia pegang itu kini turun dari mobil.
"Terima kasih, Rez." Lili mengecup singkat pipi Varrez setelah laki-laki itu membukakan pintu untuknya.
Sesaat, tiba mobil Ferarri 458 berwarna putih terparkir tepat di sebelah mobil Rolls-Royce milik Varrez. Tak lama, keluar laki-laki jangkung yang hanya mengenakan hoodie hitam dan celana selutut, juga melakukan hal yang sama seperti Varrez. Ia membuka pintu mobil menampilkan gadis cantik dengan balutan celana jeans dan cardigan.
"Are you ready guys?!!" Ucap Lili excited melihat kini mereka berempat akan melakukan hal yang sangat menyenangkan.
"Let's go!" Jawab Jingga tak kalah semangat, sampai ia lupa kalau pernah berseteru dengan Lili. Gadis itu kini menggandeng tangan Lili dan segera berjalan bersama.
Rajendra dan Jingga memutuskan untuk mengikuti kegiatan Varrez yang akan bermain golf. Awalnya Rajendra menolak, namun Jingga dan Lili memaksa agar mereka bisa bermain bersama. Kapan lagi Rajendra dan Varrez bisa hang out bersama setelah sekian lama.
Varrez hanya diam memandangi kedua gadis yang masih mengoceh bersama di depan sana itu. Tatapannya sedikit menyendu tatkala ini pertama kali baginya merasakan hal semacam ini. "Cewek kita tuh."
"Gak usah sokab lo njing."
"Bangsat, lo adik gue gimana gak akrab?"
"Emang enggak kan? Sejak kapan lo ngakuin gue adek lo lagi? Freak banget."
"Anjing, jangan bikin emosi."
"Lo yang mulai bangsat!"
"VARREZ! RAJENDRA!"
Teriakan itu menghentikan kedua lelaki yang masih adu tatapan tajam. Mau tak mau, keduanya berjalan dengan cepat menemui kedua gadis yang ternyata sudah saling berjauhan menjaga jarak. Sepertinya kedua gadis itu sudah menyadari jika mereka memang pernah berseteru dan tidak begitu akrab.
Mereka berempat langsung memasuki ruangan VIP untuk bermain golf. Sesuai pesanan Varrez beberapa saat lalu, tempat ini sungguh besar dan juga mewah bagi keempatnya. Jingga bahkan sudah melotot tak menyangka jika tempat golf yang akan mereka gunakan bisa se-hebat ini. Biasanya saja keluarga Jingga hanya menyewa tempat yang tidak begitu mewah, itupun digunakan oleh banyak orang. Sedangkan kali ini, hanya mereka berempat dengan beberapa pelayan di dalamnya.
"Kenapa?" Tanya Rajendra sambil tertawa pelan melihat pacarnya yang masih menatap lapangan luas di depan sana tanpa berkedip.
"Tempatnya indah banget gila. Pasti mahal banget ya, Jen?"
Rajendra tertawa pelan lalu memeluk Jingga tiba-tiba. "Kalau kamu suka, aku bisa ajak kamu kesini kalau kamu lagi pengen main golf atau cuma pengen duduk cantik di sini."
Gadis yang membalas pelukan dengan erat itu mulai melepaskan pelukannya karena terkejut mendengar ucapan Rajendra. "Aku tau kamu kaya, tapi gak gini juga dong. Buang-buang uang nantinya."
"Apapun buat kamu, Ji. Aku udah pernah bilang, aku bakal kasih kamu apapun yang kamu mau."
"I know, tapi nggak untuk masalah kaya gini. Cukup sekali aja aku udah seneng banget."
Rajendra mencium pucuk kepala Jingga dengan gemas. "Pacar aku gemes banget. Sini sayang peluk aku lagi yang erat."
Keduanya masih menikmati pelukan itu karena pada dasarnya mereka sudah sama-sama jatuh. Rajendra tak ingin mengecewakan Jingga bagaimanapun caranya, juga Jingga yang tak ingin kehilangan sosok Rajendra apapun yang terjadi kedepannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
STRAWBERRY AND CIGARETTE
FanfictionKetika orang yang memiliki ambisi kuat bertemu dengan seseorang yang memiliki masa kelam dari masa lalunya. Saling membantu mewujudkan tujuan yang sama-sama mereka inginkan. Tak sengaja bertemu dengan keadaan yang saling menunjukkan bahwa mereka ha...