Sebelum membaca capt ini alangkah baiknya bagi pembaca untuk tidak mencontoh segala kegiatan negatif yang ada di capt ini. Saya minta untuk mencerna dengan baik tiap kegiatan negatif yang ada di capt ini.Tidak ada maksud melecehkan, menjatuhkan, atau memojokkan suatu hal atau siapapun itu. Bila ada yang merasa tidak nyaman saya mohon maaf.
Terima kasih atas perhatiannya.
Selamat membaca :)
"Bangun!!" Teriak Jeano penuh panik.
Suhu puncak gunung yang mulai terasa dingin di sertai hujan yang turun dengan lebat, membuat Ayyara hilang ke sadaran sekarang. Ayyara yang memiliki ketahanan rendah terhadap suhu dingin, kini mulai di landa hipotermia. Seluruh tubuhnya mulai terasa membeku & membiru, membuat Jeano panik bukan main.
"Aku.. Gak kuat...," tutur Ayyara, dengan pelafalan yang terkesan sulit & wajah memucat dingin.
Pikiran Jeano buntu & kalap, krena panik dengan keadaan Ayyara yang makin memburuk. Khawatir terjadi sesuatu, akhirnya Jeano pun membuka seluruh pakaian yang kini membalut tubuhnya hingga dirinya berpenampilan setengah telanjang dada.
Dengan kesadaran yang samar, Ayyara tiba-tiba saja menolak, saat tangan Jeano hendak membuka pakaiannya. "Ngapain?" Tanyanya dengan lemah.
"Gue mau bikin lo tetep hangat pake metode skin ship. Lo gak usah takut, gue gak bakalan macem-macem. Lo percaya aja sama gue!"
Karena merasa sudah tak memiliki tenaga lagi, Ayyara hanya bisa pasrah saat Jeano membuka seluruh pakaiannya. Setelah itu, Jeano memeluk tubuh Ayyara di dalam hoody besar miliknya. Meski telah melakukan semua upaya, namun tubuh Ayyara tak kunjung menghangat juga & justru malah membuatnya makin hilang kesadaran.
"Lo gak pa-pa kan?" tak ada jawaban dari Ayyara, "JAWAB GUE!!" Jeano makin panik sekarang, apalagi tubuh Ayyara mulai terkulai & denyutnya pun melemah.
Jeano yang tak tahu harus berbuat apalagi kini mulai putus asa. Ia tak dapat berpikir atau sekedar mencari pertolongan sekarang. Di situasi terdesak itu tiba-tiba saja opsi extreme di pikirannya muncul.
"Maafin gue, gue gak mungkin biarin orang lain mati di depan mata gue tanpa ada upaya sebelumnya. Sorry banget, gak ada pilihan lain selain ini yang bisa gue lakuin. Gue tahu, kalo ini contoh pemikiran b*go dalam aturan penyelamatan. Tapi gue bener-bener gak tahu harus apa!?" lirih Jeano dengan kedua mata merapat dalam-dalam.
Setelah menimbang-nimbang dengan matang & berjanji pada dirinya sendiri akan menerima segala akibat yang akan ia terima, akhirnya Jeano mengurai tali simpul joger pants panjang yang mengikat pinggangnya. Walau penuh sesal & mata berkaca-kaca, ia tak punya cara lain lagi selain melakukan hal tersebut demi menyelamatkan nyawanya & Ayyara sekarang. Meski ia tahu konsekuensi apa yang akan mereka dapatkan setelahnya.
Perlahan tubuh Ayyara menghangat setelahnya, denyut yang melemah pun perlahan ternormalkan. Jeano mendongak sambil bersandar pada bebatuan besar di sana, dengan wajah yang basah penuh keringat & tubuh terduduk memeluk Ayyara yang kini masih belum sadar juga. Ia menatap langit dengan pikiran kacau penuh penyesalan. Di benaknya kini melintas sosok wajah orang-orang yang ia sayangi menjelma & semakin membuat dadanya terasa sesak.
"Maafin Jeano Mih, Pihh...," gumamnya lirih, sambil menutup matanya rapat-rapat.
Betapa hancurnya perasaan Jeano sekarang, karena tak sanggup membayangkan ke kecewaan kedua orang tuanya & Ayyara, jika mereka tahu kesalahan fatal yang terkesan melanggar norma & akan membuat orang-orang yang selama ini menyayangi serta percaya pada mereka terluka. Ia kemudian menundukkan kepalanya manatap wajah Ayyara yang masih tak sadarkan diri dalam dekapannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
HELL LOVE CHOICE || (END) ✔
Fanfiction[END] Mari tentukan neraka seperti apa yang akan kita jalani. Kamu dapet janin yang di kandung Ayyara & saya dapet Ibunya. Gimana, deal? Mari bertemu di takdir selanjutnya sebagai apapun, 'MANTAN SUAMI' "Be my choice of love, not hell my choice. Se...