H L C 18

16 4 0
                                    


Di sebuah pusat perbelanjaan, Tyas yang di temani Ayyara, kini tengah memilah-milah barang belanjaan yang hendak mereka ambil. Saat tengah asyik memilih, tiba-tiba saja pandangan Ayyara tertuju pada sebuah trol berisi buah-buahan segar. Ia kemudian berjalan & berdiri sambil menatap buah strawberry yang begitu ranum & menggodanya.

Ayyara yang begitu menginginkan buah tersebut hanya bisa menatapnya saja. Bukan tak mampu membeli, hanya saja ia tak mau ibunya sampai curiga karena selama ini dirinya tidak begitu menyukai jenis buah-buahan citrus.

Tiba-tiba saja sosok Jeano terlintas di benaknya, Ayyara kemudian memotret & mengirimkan foto buah strawberry tersebut pada Jeano melalui pesan chatnya. Tak lama kemudian notifikasi balasan pun masuk, dengan antusias ia membuka pesan tersebut.

Betapa bahagianya Ayyara, saat membaca isi dari balasan chat tersebut, kemudian ia kembali berjalan menghampiri sang ibu yang masih setia memilih barang. Setelah selesai, mereka pun segera berjalan membawa troli belanjaannya menuju kasir untuk membayar & membawa pulang barang-barang tersebut.


Ke esokan paginya di meja makan..


Anggota keluarga Shaka kini terlihat tengah menikmati santap pagi mereka. Jayendra yang baru saja bergabung di sana di buat penasaran saat melihat kursi yang sering di tempati anak bungsunya tiba-tiba saja kosong.

"Mana Neng?" tanya Jayendra yang masih berdiri sambil mengancingi manset kemejanya.

"Pulang dari Super Market Neng muntah-muntah terus, katanya maag-nya kambuh lagi," jawab Tyas.

Chandra mengernyitkan kedua ujung alisnya, "Emangnya, Neng belom sembuh?"

"Kenapa gak di bawa ke Dokter aja, sih?" tambah Dyaksa, sambil menikmati sarapannya.

"Emang selama kemah, Neng makan apa aja sih, A?"

Chandra tertegun untuk persekian detik, mengingat ke jadian di perkemahan yang ia tutupi sampai sekarang. Kemudian ia mengangkat bahunya, "Mana Aa tahu. Lagian, kita beda Fakultas kali!" jawab Chandra se ringan mungkin, agar keluarganya tak curiga.

"Kamu mah gak pernah bisa di andelin, heran!" Jayendra, agak kesal dengan respon cuek sang bujang.

"Tau!" senggol Dyaksa.


Sementara itu di kamar..

Ayyara baru saja kembali dari kamar mandi setelah memuntahkan rasa mual yang terus saja mengaduk perutnya. Ia terlihat begitu lemas & pucat, karena tak hentinya muntah-muntah tanpa bisa mengisi perutnya. Ia kemudian berdiri di depan cermin menatap pantulannya sendiri, sambil memperhatikan permukaan perutnya yang terlihat rata.

Tiba-tiba suara dering panggilan menghentikan kegiatan bercerminnya sekarang. Ia berjalan ke arah ranjang untuk mengambil ponselnya yang tergeletak di atas kasur.

"Ayuna?!" gumamnya, saat melihat nama kontak yang berada di layar ponsel. Kemudian mengangkatnya, "Halo?!"

"Lo dimana?"

"Di rumah,"

"Lho? Lo gak Ngampus?!"

"Nggak kayaknya, soalnya badan aku lemes banget."

"Pasti telat makan lagi, batu banget sih! Di bilangin jangan telat makan!"

Ayuna terus saja mengoceh memarahi Ayyara di dalam panggilannya.

"Ok deh. Kalo gitu, pulang Ngampus nanti gue mampir buat jenguk. Bye!"

Panggilan pun berakhir begitu saja.

Tak lama setelah menerima panggilan dari sahabatnya, rasa mual muncul kembali & terus mendesak kerongkongan Ayyara. Dengan cepat, ia berlari kembali menuju kamar mandi & kembali memuntahkan rasa mualnya.

Bersamaan dengan itu, ibunya kini terlihat tengah berdiri di depan pintu kamar seraya membawa nampan berisi sarapan. Tyas kemudian masuk ke dalam kamar sang bungsu.

Begitu tiba di sana, pendengarannya seketika tersita oleh suara Ayyara yang kini tengah muntah hebat di kamar mandi. Setelah meletakkan nampan di tangannya, Tyas pun bergerak menuju depan pintu kamar mandi.

"Neng, kamu gak pa-pa kan?" tanyanya penuh cemas.

Seketika Ayyara tercekat kemudian menolehkan kepalanya ke arah suara sang ibu di balik pintu, "Neng gak pa-pa kok, Bu!" teriaknya.

HELL LOVE CHOICE  || (END) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang