H L C 08

14 4 0
                                    


Tok ... Tok ... !!

"Masuk aja, gak di kunci kok!"

Pintu perlahan terbuka celah demi celah, menampilkan sosok setengah wajah manis yang tidak lain adalah Chandra. Ia terlihat begitu ragu-ragu untuk memasuki kamar adik bungsuya, tak seperti Dyaksa yang akan langsung masuk & menghampirinya di sana dengan akrab.

"Boleh masuk, gak?"

Sejenak aktifitas membaca Ayyara terhenti, saat mendengar suara khas yang beberapa hari ini jarang di dengarnya. Ia kemudian mengangkat pandangannya ke arah celah pintu dimana kini sang kakak tengah bersembunyi.

Ayyara menganggukkan kepalanya sebagai respon persetujuan permohonan sang kakak. Tanpa basa-basi lagi Chandra pun masuk. Ia berhenti tepat di ujung ranjang, menatap penampakkan buku-buku yang berserakan.

"Lo ... lagi belajar, ya?" Chandra mulai membuka topik, yang di balas anggukan oleh sang adik. "Oh, kalo gitu nanti aja deh."

Merasa jika waktunya kurang tepat, Chandra kembali membalikkan tubuhnya untuk keluar dari kamar sang adik. Saat gagang pintu telah ia putar, tiba-tiba suara Ayyara terdengar.

"Kalo ada yang penting ngomong aja, Neng bisa dengerin sambil belajar."

Ucapan sang adik sontak membuat langkah Chandra terhenti, kemudian menolehkan kepalanya ke belakang. Ia mengurungkan niatnya, lalu membalikkan badan berdiri di depan pintu sambil menatap Ayyara yang saat ini tengah melihatnya.

"Ummm ... gue mau ngomong sesuatu sama lo, tapi gue bingung harus mulai dari mana."

"Soal apa?"

"Ibu bilang ... lo minta buat pindah Kampus dengan alesan biaya kampus mahal. Lo bohong, kan?"

Ayyara terdiam sejenak, kemudian kembali menjatuhkan pandangannya pada buku yang sedari tadi ada di pangkuannya.

Sementara itu dari arah luar kamar, Dyaksa yang bermaksud memanggil Ayyara untuk meminta bantuan, tak sengaja mendengar percakapan kedua adiknya dari luar. Karena di landa penasaran, ia pun menempelkan sisi kepalanya mendekati pintu.

"Nggak kok, Neng emang gak mau Kuliah di sana dari awal."

"Gak usah gunain alibi gak jelas kayak gitu, gue tahu kok semuanya!" suara Chandra menegas saat mendengar alasan adiknya. "Maafin gue ...," kemudian merendah di akhir kalimat.

Mendengar permohonan maaf yang sangat langka di dengar dari Chandra, sontak membuat Ayyara terkejut, begitu pun Dyaksa yang sekarang terlihat begitu kaget di balik pintu.

"Gue ... sebenernya malu bilang ini sama lo. Tapi, ini jujur dari hati kecil gue kalo sebenernya gue gak mau orang-orang se enaknya sama lo karena sifat baik hati lo ke mereka."

Chandra merunduk & mengepalkan tangannya.

"Gue mau orang-orang hargain lo, gue gak serius dengan semua sikap gue ke elo sebelumnya, & gak bermaksud bikin lo ketakutan sama gue. Jadi ..."

Ia menggantungkan ceritanya penuh ke ragu-raguan & merapatkan kedua matanya seraya merunduk dengan tangan mengepal kuat.

"Gue mohon sama lo buat tetep di samping gue, & latih gue jadi Kakak yang lebih dewasa lagi ke depannya, sampai gue bener-bener pantes jadi pengganti Bang Dyaksa di keluarga kita."

Persekian detik Ayyara di buat takjub dengan setiap ucapan yang sama sekali tak di duga akan di katakan sang kakak saat ini. Begitu pun Dyaksa yang kini tersenyum penuh haru di balik pintu, ia tak menyangka jika dengan keberadaan adik bungsu mereka di tengah-tengah keluarga, kini sifat dewasa Chandra mulai muncul & tergugah. Ia begitu senang saat tau jika selama ini Chandra berusaha belajar bangkit & membuang sifat buruknya demi keluarga.

HELL LOVE CHOICE  || (END) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang