H L C 34

18 3 0
                                    

(WARNING! 18+ AREA)

DI HIMBAU AGAR CUKUP UMUR & BIJAK DALAM MENYIKAPI. TIDAK ADA UNSUR MELECEHKAN ATAU BENTUK APAPUN YANG MERUGIKAN.

ATAS PERHATIANNYA SAYA UCAPKAN TERIMA KASIH.
SELAMAT MEMBACA



Suara bel kini terdengar memenuhi ruang apartement milik Jeano. Jeano yang baru saja selesai mandi itu segera keluar dari kamarnya menuju arah pintu. Begitu pintu terbuka Jeano terlihat celingukkan melihat Ayyara yang kini tengah berdiri memebelakangi pintu sambil menjinjing sebuah paper bag di tangannya.

“Lo sendirian, Jane mana?”

Ayyara membalikkan badannya begitu mendengar suara Jeano, “Gak ada.” jawabnya lugas.

“Oh… masuk?” Jeano membuka pintu apartemennya lebar.

“Nih!” Ayyara menyodorkan paper bag yang ia bawa.

Jeano mengernyit menanggapi sikap judes Ayyara yang tiba-tiba. “Lo kenapa sih, huh?!”

“Gak pa-pa. Boleh numpang ke kamar mandi?”

Jeano mengangguk, “ya udah masuk.”

Tanpa banyak bicara lagi Ayyara segera masuk menuju kamar mandi yang ada di apartement Jeano. Sementara itu Jeano kini duduk di depan layar Televisi, melanjutkan kegiatan bermain game-nya yang sempat terjeda karena kedatangan Ayyara. Bersamaan dengan itu tak lama Ayyara pun keluar dari kamar mandi.

“Pacar kamu kemana?” Ayyara memeriksa sekitar.

Jeano mengernyit penuh bingung. “Maksud lo?”

“Pacar kamu pasti Pramugari, kan?”

“Pacar?” Jeano makin di buat kebingungan sekarang, “Pramugari? apa sih?!”

“Bukannya kemarin kamu teleponan sama cewek, di rumah Orang tua kamu?”

Jeano seketika teringat percakapannya bersama Jane hari lalu & jumlah panggilan Ayyara yang sempat tak bisa ia jawab malam kemarin karena masih dalam penerbangan. Sebuah senyum terukir di wajah tampannya, kini ia mengerti alasan di balik sikap jutek Ayyara yang tiba-tiba padanya sekarang.

Kini giliran Ayyara yang kebingungan. “Ada yang lucu?”

“Lo cemburu, iya?” Jeano menoleh ke arah Ayyara berdiri sekarang dengan senyum seringainya.

“Ge’er. Lagian kamu mau pacaran sama siapa juga bukan urusan aku, kok. Kita kan cuma temen deket aja.” tuturnya dengan wajah senewen.

Jeano kembali tersenyum, kemudian meletakkan stick PS5-nya & berjalan menghampiri Ayyara yang kini tengah buang muka. Saat memutar kepalanya kembali, Ayyara pun kaget begitu melihat wajah Jeano yang kini berhadapan dengannya.

“Kamu apaan, sih?!” Ayyara membuang mukanya kembali.

Ia begitu gugup saat Jeano memandangnya dengan begitu serius. Jeano memandang lekat wajah cantik Ayyara kemudian perlahan mendekat ke sisi wajahnya tiba-tiba, membuat Ayyara dapat mendengar deruan nafas hangat Jeano.

“Kayaknya temen tapi mesra gue ini lagi cemburu, deh.” Jeano memilin-milin ujung rambut Ayyara yang kini tengah bersandar di dinding.

Jantung Ayyara mulai berdegup kencang bak tabuhan genderang perang saat Jeano menarik wajahnya mendekat ke hadapan Ayyara dengan tatapan teduh. Membuatnya dapat melihat dengan jelas tiap inci dari wajah tampan yang kini memenuhi pandangan itu. Entah mengapa saat melihat sosok Jeano dalam jarak setipis itu tiba-tiba saja ia teringat ucapan sang putri, kembali hatinya di landa cemburu.

HELL LOVE CHOICE  || (END) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang