H L C 06

15 4 0
                                    


Senja menuju malam di rumah kediaman keluarga Shaka. Terlihat Tyas tengah menata hidangan di atas meja makan bersama gadis bungsunya di ruang makan. Tak lama, Dyaksa sang anak sulung muncul menuruni anak tangga dengan santainya kemudian berjalan ke arah meja makan, di susul sang Ayah yang baru saja muncul dari ruang tengah.

"Mana Aa?" Tanya Jayendra yang menyadari jika Chandra tak terlihat berada di sana.

"Aa bilang bakal pulang bentar lagi." Balas Tyas seraya menuangkan air ke dalam gelas milik suaminya.

"Emangnya dia kemana, Bu?" Tambah Dyaksa sambil mencomot makanan yang telah tersaji & tertata rapi di tengah meja makan.

Kebiasaan buruk Dyaksa yang selalu mencomot makanan sebelum mencuci tangannya, tak pernah di sukai sang Ibu hingga tak jarang dirinya selalu memukul tangan nakal putranya itu setiap mereka makan bersama. "Cuci dulu tanganya, dasar jorok!"

"Iya, iya ...." Setelah dapat pukulan dari sang Ibu, Dyaksa kemudian berjalan dengan malas menuju wastafel di dapur untuk mencuci tangannya.

Tiba-tiba suara bell terdengar dari arah pintu utama. Tanpa menunggu perintah, Ayyara dengan sigap segera berjalan menuju arah pintu. Tak lama setelah itu, muncullah Chandra yang di susul seorang Pemuda berkupluk dengan wajah khas ke bule-bulean dari arah belakangnya.

"Lama banget sih buka pintunya!" ucap Chandra dengan wajah & suasana hati yang terlihat tak bersahabat.

Sementara itu, pemuda yang bersama Chandra kini tengah terpaku di depan pintu menatap Ayyara yang baru Ia temui hari ini. Pemuda yang akrab di sapa Mikael itu merupakan pemuda belasteran Canada Jakarta, selain itu Ia juga merupakan teman Chandra & juga Jeano di SMP dulu. Saat tengah asyik menatap Ayyara, Chandra menepuk bahunya membuat Mikael tersadar.

"Mau sampai kapan lo liatin Adek gue kayak gitu, huh?"

"Oh, jadi itu Adek lo, yang elo ceritain itu?"

"Iya, kenapa? Naksir lo? Inget, Agama kita beda."

"Yeee ... pake di ingetin segala lagi, sialan lo," gerutu Mikael.

"Udah, ayo masuk!"

Setelah perdebatan kecil, mereka pun segera masuk ke dalam rumah. Saat melihat sang bujang yang baru saja muncul, seketika wajah Jayendra mendelik. "Darimana aja kamu? kamu gak lihat ini waktunya apa?!" ucap sang Ayah dengan sengit sambil menunjuk jam yang ada di dinding ruang tamu.

"Dari kampus lah," jawab Chandra dengan santainya, seraya mengambil sebuah minuman kaleng dari kulkas.

"Alesan aja kamu!"

"Ayah tanya aja sama Mikael kalo gak percaya, Mike sini lo bentar!" Panggil Chandra.

Begitu namanya di panggil, Mikael pun muncul dari arah ruang tengah berjalan menuju arah meja makan dimana keluarga Shaka kini tengah berada. Ia kemudian tersenyum & memberi hormat pada kedua orang tua Chandra.

"Malem Om, Tante, Bang." sapa Mikael.

"Oh ada Mike, kapan kamu dateng?" Tanya Tyas.

"Baru aja Tante, maaf ganggu acara makan malemnya."

"Gak apa-apa kok. Sini, makan bareng!"

"Ah, gak usah Tante makasih. Tadi pulang nugas kita udah ngemil di café."

"Jadi, kalian pulang nugas?"

"Iya Om, tugas kelompok. Kebetulan rumah temen kelompok kita jauh, jadi kita pulangnya ke maleman deh."

"Denger 'kan?" ucap Chandra, membuat sang Ayah terdiam sambil membuang muka malas.

Tiba-tiba saja dari arah meja makan Dyaksa menyela obrolan antara Tyas & Chandra, "Aa itu lagi diet Bu, dia kan mau punya badan atletis kayak Jeano, biar Nana bisa balik lagi sama dia. Iya 'kan Mike?" ucapnya penuh usil, sembari menyendok sayuran yang tersaji di sana.

HELL LOVE CHOICE  || (END) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang