Sepulang dari kantor, Dyaksa & Kenzo bertemu di sebuah arena billiard yang berada tak jauh dengan gedung Kantor mereka. Di tengah permainan, Dyaksa yang mulai tak fokus itu kemudian mengajak Kenzo berhenti sejenak & duduk di sebuah kursi panjang yang ada di sana."Jadi. Kamu ngajak saya ke sini mau ngomongin apaan, Dy?"
"Ini soal Ayyara, Gha." Dyaksa merunduk memainkan jarinya.
Kenzo menangkap sebuah ke frustasian di wajah sang Manajer yang juga sahabatnya tersebut. "Ada apa sama Ayyara?"
Dyaksa mendongak seraya menghela nafasnya dalam-dalam, "aku gak tahu ini waktunya tepat atau nggak, tapi mau bagaimanapun ini penting buat kamu ketahui sebelum terlambat."
Kenzo mengernyit penuh penasaran. "Gak usah berbelit-belit, kenapa sih? To the point bisa, kan?"
Dyaksa kemudian menatap teduh Kenzo, "Ayyara.. Hamil, Gha." Ia begitu terlihat terpukul saat mengucapkannya.
Tiba-tiba sebuah dengusan tawa kecil terdengar dari arah Kenzo. Tak lama kemudian sebuah helaan santai keluar, saat Kenzo turun dari kursi yang ia duduki. Ia kemudian melangkah dengan santai menuju meja billiard, lalu membalikkan tubuhnya menghadap Dyaksa.
"Jadi dugaan saya bener, ya? Tapi siapa peduli!?" ucapnya santai, seraya menyandarkan panggul belakangnya ke pinggiran meja billiard.
Dyaksa sontak tercekat. "Maksud kamu?!"
"Iya, saya gak peduli. Mau Adek kamu hamil atau seorang janda, gak masalah kok buat saya!"
Dyaksa seketika mengernyit dengan segala respon santai Kenzo yang begitu mengejutkannya sekarang.
"Kamu..?!" ia menunjuk sisi kepalanya dengan gerakkan jari telunjuknya, penuh kaget.
"Apa? Gila?!" terka Kenzo, kemudian terkekeh ringan. "Nggak lah, lagian.. Yang ada, Orang tua saya bakalan bahagia kalo tahu cewek yang saya pacarin dalam keadaan hamil."
"HAH?!"
"Se enggaknya Daddy sama Mommy bakalan percaya, kalo saya tuh normal."
"Maksudnya?!"
"Sebenernya ada satu rahasia besar yang selama ini keluarga saya sembunyiin dari publik."
"A-apa?!"
"Sebenernya saya...," Kenzo membisikkan sesuatu pada Dyaksa.
"WHATT??!"
"Ah.. Harusnya saya gak bicara hal memalukan gini, tapi berhubung Orangnya kamu, saya percaya deh!"
Dyaksa begitu perihatin melihat sahabatnya, saat mendengar hal mengejutkan yang selama ini tak pernah ia ketahui. "Kamu yang sabar ya, Gha."
Kenzo tersenyum miring menanggapi Dyaksa. "Yang harusnya sabar itu kamu! Emangnya, Orang tua kamu udah tahu soal ini?"
Pikiran yang semula terlupa kini kembali datang dengan kusutnya bak gulungan benang, ia tak mampu berpikir jernih sekarang. Kenzo merasakan hal frustasi yang di alami Dyaksa, kemudian memberikan usulan untuk mengakhiri masalahnya.
"Gini aja deh. Sekarang kasih tahu sama saya, siapa cowok yang udah hamilin Ayyara?"
Dyaksa menceritakan awal mula insiden yang terjadi antara sang adik & Jeano dari awal sampai akhir.
"Terus, rencana kamu apa?"
Kenzo pun tersenyum miring seraya menatap wajah sahabatnya yang terlihat kusut itu.
***
"Sebelah sini!"Dyaksa melambaikan tangannya ke arah pemuda tampan pemilik tubuh ideal nan tinggi yang tidak lain adalah Jeano. Setelah diskusi mereka malam kemarin, Dyaksa & Kenzo sepakat untuk menemui Jeano & membicarakan soal permasalahan yang terjadi di antara dirinya & Ayyara.
KAMU SEDANG MEMBACA
HELL LOVE CHOICE || (END) ✔
Fiksi Penggemar[END] Mari tentukan neraka seperti apa yang akan kita jalani. Kamu dapet janin yang di kandung Ayyara & saya dapet Ibunya. Gimana, deal? Mari bertemu di takdir selanjutnya sebagai apapun, 'MANTAN SUAMI' "Be my choice of love, not hell my choice. Se...