[12.] blood

437 62 2
                                    

Suasana telah berganti setelah aku memasuki rumah, atmosfer dingin tak dapat aku hindari, asap rokok memenuhi pernafasanku, seakan belum membuatku tenang, dapat aku lihat sosok ayahku yang turun tangga dengan.. sesuatu di tangannya.

Ah.. jantungku berdetak lebih kencang, aku segera melangkah ke dapur untuk mengambil segelas air dan menenangkan pikiranku. Namun, sebelum aku meneguk habis air di gelas itu, suara pria tua menyapa indra pendengaranku.

"Sudah kubilang? Tidak lebih dari jam 8, kenapa pulang jam 10? Apa yang kau lakukan di luar sana? Kerja di sebuah bar ya?"

Ayah bertanya dengan intonasi yang membuat pergerakan ku diam seketika. Benda yang aku sebutkan dipegang ayah, tak lain adalah rotan--saksi dari luka luka yang aku dan Hyunsuk hyung dapatkan.

Post traumatic stress disorder milikku lagi lagi kambuh, sesak, gugup, pening, itu yang aku rasakan. Darahku bahkan berdesir lebih cepat.

"Kenapa jika Ayah berkata, KAU TIDAK PERNAH MENURUTINYA?!" ia menaikkan oktaf suaranya, membuat gelas di tanganku jatuh ke lantai seketika.

Pecahan gelas kaca yang terbentur keras dapat kurasakan menembus kulitku. Tak jauh dari kata perih, aku hanya bisa meringis menahan sakit.

"Park Jihoon, ikut denganku, jangan membantah atau ayah akan benar benar patahkan atau bahkan lumpuhkan kakimu. Ayah tidak mau kau keluaran malam lagi, lebih baik memakai kursi roda selamanya di dalam rumah, benar?" Senyum yang tercipta di bibirnya benar benar membuatku tak bisa bergerak sedikitpun.

Kali ini dadaku lebih sesak dari sebelumnya.

Hah, aku hanya bisa berjalan terseok seok mengikuti langkah nya, daripada aku kehilangan kakiku untuk berjalan. Aku dapat memastikan, ucapan ayah tidak ada yang ingkar, semua yang keluar dari mulut pasti akan ditepati apapun konsekuensinya.

Aku hanya bisa berdoa, Tuhan dan Hyunsuk hyung menjagaiku dari atas sana.

.
.

Entah keberapa kali rotan itu menyapa tubuhku. Yang jelas sekarang tubuhku mati rasa, dan beberapa bagian sudah berdarah darah.

"Uhuk!" aku terbatuk keras, dengan refleks tanganku meremat dadaku kencang, dan tangan yang satunya menutupi mulutku yang sepertinya mengeluarkan dahak.

Ah, tapi tidak, aku salah tebak. Ternyata--

Itu darah.














.
.
To be continud..

Tebak part selanjutnya ada apaa
Agak ngga tega tapi tidak apa
Berusaha menyakiti orang ahah
Bencanda, awas ntar pantatnya kelap kelip

Hyung - Hoonsuk [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang