Who?

2.1K 69 1
                                    

Arsa membuka layar handphonenya. Terdapat lebih dari dua puluh panggilan tak terjawab juga pesan belum dibaca dari bundanya. Wanita itu memang akan heboh jika dia tidak pulang ke rumah, apalagi kemarin Arsa tidak izin untuk menginap.

Bundara🌼

Aca?

Aca?

Arsa!

Pulang!

Dimana kamu!

Pulang cepat!.

Iya bundaaaa

Begitu sebagian isi pesan dari ibunya, yang jelas yang lainnya banyak sekali sejak semalam. Melirik Dimas yang masih tidur, Arsa mengambil kunci mobil laki-laki itu di meja, lalu meluncur mencuri mobilnya eh maksudnya meminjam. Izin pada sahabatnya, bagi Arsa tak berlaku.

Setengah jam kemudian ia tiba di pekarangan rumahnya. Namun di halaman terparkir satu mobil lagi yang pasti itu bukan mobil ayahnya atau bundanya.

Arsa mengedikan bahu tak peduli, lalu memasuki rumah. Namun baru di ambang pintu bundanya sudah menghampirinya dengan senyum sumringah membuat Arsa mengkerut heran.

"Ada apa, bunda?" Bingung Arsa.

"Sini deh, bunda liatin siapa yang datang" Nara menarik menggandeng Arsa menuju ruang tamu.

Dapat Arsa lihat dari belakang Surai hitam membelakanginya. Perasaan bertanya-tanya Arsa terjawab saat seseorang itu berbalik dan tersenyum merekah padanya.

"Kak Aca" Pekiknya.

"Eva?" Balas Arsa, gadis itu mengangguk lalu beranjak menghampirinya dan memeluk Arsa erat.

"Eva rindu kak Aca" Ucapnya di balik punggung Arsa.

"Aku juga" Lalu mereka mengurai pelukan mereka. "Setelah 8 tahun tidak bertemu, dan kamu baru menemuiku setelah 3 bulan aku disini?" Decak Arsa.

Eva menyengir kuda "Hehe, maaf kak, aku lagi persiapan ujian akhir, terus aku juga harus mempersiapkan segala sesuatunya untuk bertemu denganmu"

"Alasan" Arsa mencubit pipi lembut Eva. Gadis itu semakin cantik dan menggemaskan mengundang rasa dahulu hadir lagi.

Nara dan Dian terharu melihat pertemuan anak-anak mereka setelah sekian lama.

Evani atau Eva adalah putri kedua Dani dan Dian. Arsa dan Eva sangat dekat karena sejak kecil mereka tinggal bersama meskipun tidak serumah, tapi jarak dari rumah Dani ke rumah Rain cukup dekat hingga setiap hari mereka main bersama entah Arsa yang mendatangi rumah Eva atau Eva yang mendatangi rumah Arsa.

Namun mereka tidak pernah bertemu lagi saat lulus high school Arsa memutuskan untuk kuliah di universitas impian bundanya dulu, Jerman.

"Kak, ayo berkeliling, aku ingin dibonceng kaka lagi" Sahut Eva antusias.

"Maaf Eva tapi motornya–"

"Boleh-boleh kalian pergi saja" Nara mencubit pinggang Rain memberi kode untuk mengembalikan motor Rain.

"Sakit sayang" Desis Rain. "Iya, iya, Jup ambilkan motor Arsa di gudang belakang" Perintah Rain pada Jupri, supir pribadinya.

"Tapi pelan-pelan ya, kaki Arsa belum sembuh total" Pinta Nara. Tetap saja di khawatir dengan putranya itu.

Arsa dan Eva berlalu meninggalkan para orangtua yang kembali asik mengobrol membicarakan ini dan itu, tentang perjodohan mungkin.

Sebenarnya Arsa malas memakai barang yang sudah diambil ayahnya, tapi melihat keantusiasan Eva, Arsa mengesampingkan egonya. Dia juga rindu berkeliling kota bersama gadis kecil ini.

Love That Kills (Completed)✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang