Kamu Jahat Tapi Aku Suka

1.8K 55 1
                                    

Eva tiba di depan sebuah restauran dengan langkah gontai ia memasuki restauran itu sampai ia bertemu dengan laki-laki yang merupakan manager di restauran itu.

"Aku ingin bicara denganmu"

"Maaf ada perlu apa nona?" Tanya manager itu bingung.

"Haruskah aku mengulang kata-kataku? Kubilang aku ingin bicara denganmu"

Manager itu menggaruk kepala tak gatal  "Baiklah silahkan lewat sini nona" Tak ingin ambil pusing akhirnya manager itu mengarahkan Eva ke ruangannya.

"Jadi apa yang ingin anda bicarakan, nona?" Tanya manager setelah sampai di ruangannya.

Tanpa basa-basi Eva meronggoh tas silvernya dan menyodorkan sebuah foto di atas meja.

Manager itu mengernyit heran lalu mengambil foto itu "Ini Elina, salah satu karyawan di restauran ini"

"Iya, dan aku ingin kau memecatnya"

Manager itu semakin bingung "Kenapa saya harus memecatnya, sejauh ini dia bekerja sangat baik dan selalu datang tepat waktu, jadi tidak ada alasan saya memecatnya"

"Kalau begitu, memberhentikanmu dari posisi ini juga tak perlu alasan, bukan begitu?" Eva tersenyum miring.

"Maksud anda?"

"Okay kau mungkin memang tidak mengenalku, tapi mungkin kau kenal dengan perusahaan NACA Group yang merupakan klien besar di perusahaan bos mu, dan aku adalah putri dari direktur utama perusahaan itu, aku bisa saja meminta ayahku agar bilang pada bos mu untuk memberhentikanmu" Tantang Eva dengan mengangkat sebelah alisnya.

Sontak manager itu membelalak dan meneguk ludahnya, manager itu mengangguk pelan "Baiklah, saya akan memecat Elina" Tntu saja ia tidak ingin kehilangan pekerjaannya, jaman sekarang mencari pekerjaan itu susah. Ia tidak mau menyia-nyiakannya, meskipun demi itu dia harus mengorbankan orang yang tidak bersalah.

"Good, senang bekerja sama denganmu" Ucap Eva seraya beranjak berdiri.

Seseorang yang sedari tadi berdiri di dekat pintu yang terbuka sedikit bergegas pergi saat melihat Eva hendak beranjak dari sana, jangan sampai ia ketahuan bahwa sedari tadi dia menguping pembicaraan mereka.

🌷🌷🌷

"Sudah jangan nangis lagi, gak cape dari tadi terus nangis?" Ucap Arsa mulai jengah dengan Elina yang tak berhenti menangis.

Elina mendonggak menyorot tajam "Lalu aku harus apa Arsa? Ketawa, seneng, bahagia, gitu?"

"Tadi itu pertama kalinya aku bertemu ayahku dan kau malah membawaku pergi dari sana hiks" Lanjut Elina terisak.

"Kamu tidak dengar, mereka menghinamu Elina, mereka meredahkanmu. Oh atau kau memang suka di perlakukan seperti itu?"

"Aku tidak peduli dengan mereka, aku hanya ingin ayahku, kau tidak mengerti!"

"Justru karena aku mengerti, maka aku tidak bisa melihatmu diperlakukan seperti itu. Dan jika kau lupa, bahkan tadi ayahmu mengusirmu!"

Elina tersentak terdiam mendengar ucapan Arsa. Iya, dia kini teringat dengan perkataan ayahnya tadi yang seolah memang tak pernah menginginkan kehadirannya. "Pergilah, aku bahagia dengan keluargaku dan kau pun bahagialah dengan keluargamu" perih sekali saat mengingat itu. Setelah bertahun-tahun di campakan bahkan kini hanya untuk sekedar bertemu saja ayahnya menolak. Dia bilang keluarga, lalu apakah dirinya juga bukan keluarganya? Bukankah ia juga anaknya?.

Elina menutup wajahnya dengan kedua tangannya semakin kencang menangis. Melihat itu, Arsa mendekat dan duduk di samping Elina memeluknya membiarkan kepala gadis itu tenggelamnya di dada bidangnya "Jangan menangis lagi, jangan menangis untuk sesuatu yang tidak perlu. Bukankah selama ini kau baik-baik saja tanpanya, tetaplah seperti dulu yang tidak membutuhkan ayahmu"

Love That Kills (Completed)✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang