Terungkap

2.8K 71 0
                                    

"Sekarang aku mau menjenguk teman-temanku lagi di rumah sakit, nanti sekalian periksa saja" Ucapnya seraya kembali melajukan mobilnya.

"Tidak perlu. Kau ini berlebihan sekali, ini hanya karena aku belum makan sejak pagi" Sanggahnya.

"Yasudah kalau begitu kita mampir dulu ke kafe depan"

"Tidak usah, tadi beliin kembang gula saja tidak cukup uang kan" Sindirnya.

Arsa menghela nafas kemudian menoleh pada Ellina "Masih saja merajuk, lagian kembangkan gulanya tadi kamu muntahin juga kan?" Dan Arsa hanya mendapat cebokan mulut Ellina.

Mereka akhirnya berhenti sejenak di sebuah kedai cepat saji. Barus setelah makan mereka kembali melanjut ke rumah sakit untuk melihat keadaan Dimas dan Bagas.

Dan saat ini keduanya sudah di ruang rawat merek. Jika dilihat, keadaan Dimas dan Bagas sudah lebih baik dari sebelumnya.

"Oh my honey Ellina" Sambut Tony mendekat pada Ellina merentangkan tangannya.

Ellina menarik ujung baju Arsa dan bersembunyi di belakangnya seperti bocah kecil takut melihat Tony. Bukan takut sih, tapi lebih ke geli (mwhehe).

"Mau apa kau!" Delik Arsa pada Tony. "Mau kubuat lebam mu semakin parah? Ouh kalau itu maumu dengan senang hati lho aku melakukannya"

Tony tampak menggaruk belakang kepalanya tak gatal "Haha, kau ini. Aku hanya bercanda" Kikuknya seraya menunjukkan pose viss-nya.

Ellina mendekat ke brankar Dimas dan Bagas "Semoga kalian lekas sembuh ya" Ucapnya.

"Terimakasih, Ellina" Balas Dimas, sementara Bagas yang tidak terlalu suka dengan Ellina karena merebut Arsa dari adiknya hanya mengangguk datar.

"Lang, apa kata dokter tentang keadaan mereka?" Arsa beralih pada Gilang.

"Lumayan baik sih, katanya besok udah bisa pulang" Jawab Gilang.

"Oke baguslah, aku anter Ellina pulang dulu, paling nanti malam baru bisa kesini lagi" Izinnya.

"Oke, tenang aja Sa. Ada kita kok" Sahut Tony.

"Oke, duluan ya" Pamit Arsa yang di ekori Ellina dibelakangnya.

"Ekhem. Kamu yakin gak mau periksa? Mumpung masih disini" Tanyanya lagi saat mereka berjalan di koridor.

Ellina menarik nafas jengah "Tidak Arsalalala"

"Apa kamu bilang?" Arsa memicingkan matanya.

"Arsalalala hehe" Ulangnya di akhiri cengir kuda.

"Anjrit. Berani ya kamu" Arsa mengejar Ellina yang sudah berlari di sepanjang koridor rumah sakit. (Dan terjadilah i'india'an) menyisakan para perawat dan dokter yang lewat terheran melihat tingkah mereka. Sekarang jadilah double konyol.

🥀

"Arsa, kenapa harus hari ini? Kenapa gak besok aja? Ini sudah sore" Tanya Ellina saat Arsa dan para pesuruh tengah mengangkut barang-barang di rumah lama Ellina ke dalam pick up.

"Tenggak waktu yang aku minta ke rentenir itu sampai hari ini. Seharusnya kemarin kita pindahan tapi aku lupa karena masalah di paddock"

"Mmh yasudah"

"Maaf, tak apa kan?" Arsa sedikit merasa bersalah.

"Tidak papa, yuk lanjut" Ellina mengusap bahu Arsa kemudian melanjutkan mengangkat beberapa barang.

Pindahan itu baru selesai sekitar jam tujuh malam. Dan sekarang tersisa menata kembali barang-barang di apartemen yang diberikan Arsa.

Love That Kills (Completed)✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang