Ekstra Part II | Kehilangan

9K 112 11
                                    

Suara Hati Seorang Kekasih – Melly Goeslaw

22 Februari

Dengan hati serta pikiran yang penuh kegundahan Arsa duduk di kursi penumpang baris ke 2 dari belakang dalam sebuah mini bus yang dia pilih sebagai kendaraan umum menuju perkotaan. Karena tidak ada kendaraan umum lain dari kampung itu selain mini bus. Itupun untuk naik kendaraan umum ini, dari rumah Erika ia harus ikut dengan truk angkut pisang.

Tidak ada yang Arsa bawa selain pakaian yang ia kenakan, tongkat, dan beberapa lembar uang ongkos yang ia terima dari Dian yang memberinya sebelum berangkat dari rumah itu. Masih tergambar di bayangannya wajah pilu gadis itu saat ia pergi. Tapi ia juga tidak bisa untuk terus tinggal di tempat itu.

Sebuah bola kecil menggelinding yang mengenai kakinya membuat ia perlahan membuka matanya. Arsa menegakan badannya dan melirik ke bawah. Ia mengambilnya bola biru sebesar kepalan tangan, kemudian melirik ke arah kiri pada baris-baris kursi penumpang lainnya. Dan betapa tersentaknya Arsa saat melihat di sana– di sana Elina duduk memangku Arsel dan tersenyum padanya. Namun lama ia terpaku hingga suara perempuan itu menyadarkannya.

"Mas? Mas? Anda baik-baik saja?" Seru perempuan itu.

Arsa mengerjapkan matanya dan sesaat Elina yang ia lihat tadi menghilang dan tergantikan oleh wanita yang tengah memangku putranya yang barusan memanggil-manggilnya. Arsa mengangguk dengan sedikit senyum.

Terlihat langit mulai menguning di ujung barat saat Arsa turun dari mini bus. Di sebrang sana tampak patung sepatu yang cukup besar dan itu membuat Arsa menyadari dia dimana sekarang. Itu berarti tinggal beberapa saja menit jarak dari sana menuju rumahnya.

Menaiki angkot dari sana Arsa tidak langsung pulang ke rumah orangtuanya. Ia memilih terlebih dahulu menuju perkampungan gang sempit tempat tinggal Elina. Ia sangat merindukan kedua anaknya dan– juga ibunya.

Tapi sampai di sana yang Arsa lihat rumah yang terlihat seperti lama tidak terurus. Daun-daun kering bertebaran di halaman juga teras rumah. Sangat sepi sekali. Arsa melirikkan pandangannya pada seorang wanita paruh baya yang tengah menyapu teras rumahnya yang terletak tidak jauh dari rumah Elina. Arsa menghampiri wanita itu.

"Assalamualaikum, permisi Bu"

Wanita itu menoleh "Waalaikumsalam, cari siapa nak?"

"Saya temannya pemilik rumah itu" Arsa menunjuk rumah Elina. "Apa ibu tahu dia kemana? Soalnya rumahnya tampak sepi sekali"

Wanita itu diam sejenak memegang sapunya "Maaf, apa nak ini yang bernama Arsa?" Tanya wanita itu dengan ragu.

Arsa mengangguk dan tersenyum"Betul bu"

Wanita paruh baya itu menutup mulut dengan raut terkejutnya "T-tunggu sebentar" Ucapnya lalu tergopoh memasuki rumahnya.

Tidak lama ia kembali membawa lipatan kertas kecil dan memberikannya pada Arsa "Dua bulan lalu Elina meninggalkan rumah itu, ia cerita sedikit tentang kalian. Dan itu, ia meminta ibu untuk memberikannya padamu jika mungkin kau akan datang mencarinya. Ibu juga tidak tahu kemana dia, mungkin kamu akan mengetahui jawabannya di kertas itu."

Arsa melirik kertas ditangannya "Terima kasih" Ibu itu mengangguk lantas setelahnya Arsa pergi.

Sejenak Arsa mendudukkan dirinya di sebuah bangku taman bermain anak-anak. Ia menaruh tongkatnya terlebih dahulu di sebelahnya. Angin sore berhembus menerbangkan daun-daun kuning yang jatuh dari pohonnya.

Love That Kills (Completed)✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang