Promo Jalan Bareng Doi

111 4 0
                                    

-Author's POV-

Sherra berusaha menopang tubuh lemah temannya. Berniat membawanya pergi dari tempat gelap dan sepi itu. Terlebih lagi Alin memang melarikan diri ke arah area yang jarang dilalui orang-orang.

"Al, lo masih kuat jalan sedikit kan? Kita tunggu taxi di sana ya?", Sherra menunjuk ke arah sebuah persimpangan lumayan terang.

Alin yang sudah berpandangan kosong itu hanya mengangguk pasrah. Bahkan jika harus ditinggal seorang diri di situpun rasanya sudah bukan masalah.

Dua sahabat dengan kondisi sedikit tidak kondusif itu berjalan tertatih menuju tempat yang dikehendaki. Terlihat tangan Sherra sibuk menopang tubuh Alin yang sudah sangat tidak bertenaga.

Tiba-tiba sebuah lampu terang menyoroti mereka. Jantung Sherra sedikit berpacu dengan cepat, ia khawatir jika itu adalah manusia jahat lain yang berencana mencelakai.

Tinnn...

Suara klakson singkat membuat Sherra memberanikan diri untuk menoleh. Matanya melihat sebuah mobil sport hitam yang sedikit tidak asing. Dahinya mengernyit, berusaha menjangkau pandangan lebih jauh untuk menyusuri sang pemilik mobil.

Menyadari kondisi yang lumayan gelap, pemilik mobil dengan plat
V 4 NRE itu berjalan maju agar sejajar dengan dua orang yang dituju.

Salah satu kaca mobil berlapis film itu diturunkan. Sherra membolakan matanya melihat sosok di dalam mobil itu. Dia lagi??, batinnya.

"Buruan masuk, gue anter", tawar Revan kepada dua teman sekolahnya itu.

"Gak usah, gue udah pesen taksi", tolak Sherra ketus.

"Jam segini rawan. Lo yakin bisa ngelawan kalo tiba-tiba ada begal?".

Wahh, benar-benar manusia kurang ajar. Bisa-bisanya mengatakan hal semenakutkan itu di saat seperti ini.

Sherra menimbang keputusannya. Satu sisi, ia malas berurusan dengan lelaki ini. Tapi di sisi lain, sahabatnya harus segera dibawa ke tempat yang aman.

Ah, tidak ada pilihan lain. Sherra harus merobohkan egonya kali ini.

Tangannya membuka pintu belakang mobil hitam itu dan menuntun Alin untuk masuk ke dalam. Kemudian disusul dirinya sendiri.

Sepanjang perjalanan Sherra terus memeluk sahabatnya yang seperti sudah tidak memiliki gairah hidup. Tangannya sibuk mengusap lembut kepala Alin berusaha menenangkan.

Sang supir juga seolah peka dengan tidak mengajukan pertanyaan apapun. Dirinya fokus mengendarai mobil kesayangannya menuju tempat yang sudah diketahui. Meskipun dalam hati ia terus khawatir dengan apa yang terjadi.

"Al, kita pulang ke rumah gue ya?", tanya Sherra dengan lembut kepada sahabatnya.

Seseorang yang diajak bicara itu lagi-lagi hanya mengangguk pasrah. Sherra menghela nafas kasar yang terdengar oleh telinga seseorang di depannya. Pandangannya di arahkan kepada pemandangan malam yang terlihat berlalu sangat cepat.

Tanpa disadari, seseorang yang duduk di bagian depan itu berkali-kali mencuri pandang ke arah Sherra melalui sebuah kaca kecil yang tersemat di bagian depan mobil.

ARIES [on going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang