Final Project

10 0 0
                                    

SMA ADIYAKSA
Sabtu, 08.45

Seluruh siswa kelas XII dikumpulkan pada lapangan terbuka. Terdengar riuh suara muda-mudi yang protes akan acara tersebut.

Tes tes..

Suara mikrofon tanpa kabel yang sudah berada di tangan seorang guru laki-laki itu berbunyi. Atensi para murid spontan beralih ke guru yang berada di atas mimbar tersebut.

Guru yang sering dipanggil Pak Anwar itu menjelaskan sebuah final project yang wajib dikerjakan oleh setiap siswa kelas XII untuk syarat kelulusan.

-Bekerja samalah dengan partner yang sudah ditentukan, kemudian kerjakan projek membuat karya untuk portofolio dengan tema yang dibuat oleh masing-masing siswa-

Begitu tugasnya.

Para siswa mendengus malas, sudah akan ujian, sekarang ditambah tugas yang menurut mereka lumayan memberatkan. Tapi inilah resikonya, SMA Adiyaksa emang selalu mengadakan final project yang bertujuan membangun citra baik sekolah.

"Nama-nama siswa yang menjadi rekan sudah dikirim melalui email kalian masing-masing. Silakan di-check"

Semua siswa sibuk membuka ponsel milik pribadi, tidak terkecuali Sherra dan Alin.

"Oh shit!", umpat Sherra yang membuat Alin sontak menoleh.

"Kenapa, She??"

Sherra menatap pasrah ke arah Alin, tangannya menunjukkan layar ponsel yang menampilkan nama dirinya dan seorang siswa.

Revandra Arnatta Adiyaksa

Alin membulatkan matanya. "Waw, kalian jodoh deh", tukas Alin yang mendapat toyoran dari Sherra.

Belum selesai mereka meledek satu sama lain, sebuah pemberitahuan masuk ke ponsel Sherra.

Wah, belum memulai progres saja Sherra rasanya sudah kesal. Tapi apa mau dikata, ini adalah keputusan dari sekolahan.

Setelah acara panas-panasan selesai, Sherra dan Alin memutuskan duduk di pinggir lapangan tempat favorit mereka sembari menikmati satu gelas minuman boba dari warung langganan.

"Untung gue dapet si Caca, enak deh masih kenal", ujar Alin sedikit antusias.

"Diem deh lo, pamer depan orang nggak mampu tuh dosa"

HA HA HA HA.

Ternyata gadis itu cukup frustasi dengan pembagian rekan tim ini. Belum lagi tugas yang diberikan membutuhkan waktu cukup lama dalam penyelesaian. Wah, dirinya harus lebih sering bertemu bandit itu.

Tiba-tiba seorang siswa berbadan tinggi dengan seragam lumayan rapih berdiri menutupi cahaya matahari yang sedang asik memanjakan dua sahabat itu.

Ekspresi datar menyebalkan.. Tapi sialnya sangat tampan.

"Nih, baca-baca aja. Sisanya bisa diskusi", tutur Revan yang sukses membuat kedua gadis itu melongo heran.

Tanpa menunggu jawaban, Revan segera berbalik badan. Namun langkahnya terhenti setelah memikirkan sesuatu.

"Satu lagi, gue cuma mau diskusi LANGSUNG", ujarnya dengan penekanan pada kata terakhir.

Sherra yang tidak habis pikir dengan lelaki itu menatap sebal. Sedangkan Alin malah sibuk melampiaskan tawanya.

"Lo liat kan?", tanya Sherra dengan masih mempertahankan ekspresi kesalnya.

ARIES [on going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang