19. Will You Marry Me

37 1 0
                                    

Leon duduk disebelah Yasmine yang tengah berbaring dan terus menggenggam erat tangan nya. Sesekali ia pun mengecup lembut punggung tangan Yasmine, menyalurkan rasa bahagia dan juga khawatir nya.





Yasmine yang sudah mulai siuman, sedikit demi sedikit membuka kedua matanya.





Leon yang menyadari jika Yasmine sudah bangun, langsung menyunggingkan senyum indahnya.





"Sayang, kamu sudah sadar. Aku panggilan dokter dulu." ucap Leon.





"Emm... Tidak perlu, aku baik baik saja. Leon kenapa aku bisa ada disini?" jawab Yasmine.





"Kamu tadi pingsan di kampus, aku dan Brian yang membawa mu kesini." ucap Leon menjelaskan semuanya.




"Ohh... Iya, aku baru ingat. Kepalaku tiba tiba sangat sakit, dan penglihatan ku terasa gelap, setelah itu aku tidak ingat apa apa lagi." jawab Yasmine.

.

Saat Yasmine dan Leon masih berbincang bincang, dokter Fani datang dan mulai menghampiri mereka.




"Nona Yasmine sudah sadar?" tanya dokter Fani.




"Emm... Iya dok, aku baik baik saja sekarang." jawab Yasmine.





"Oh syukurlah, kalo begitu saya akan memeriksa denyut jantung calon baby anda Nona?" tanya dokter Fani.




"Maksud dokter?" jawab Yasmine dengan raut wajah yang langsung kebingungan.




"Apa nona Yasmine belum tahu?" tanya dokter Fani.




"Maaf dokter, bisa tinggal kan kami sebentar. Biar saya yang menjelaskan semuanya kepada Yasmine." ucap Leon.




"Oh baiklah tuan Leon, kalo begitu saya permisi." jawab dokter Fani dengan tersenyum.




Yasmine hanya bisa mengerutkan dahinya, ia benar benar tak mengerti dengan




"Will You Marry Me." ucap Leon dengan menggenggam erat kedua tangan Yasmine sambil tersenyum.




"Hah, jangan bercanda Leon?" jawab Yasmine yang kemudian langsung terkekeh geli.





"Yas, aku tidak lagi bercanda. Kamu sekarang tengah mengandung anak ku, kamu hamil sayang." ucap Leon.





"Hamil ?" teriak Yasmine yang langsung membelalakkan matanya.





"Iya sayang, aku sangat bahagia." ucap Leon yang langsung memeluk erat tubuh Yasmine.





Yasmine hanya bisa terdiam, lalu menetes kan air matanya. Ia benar benar bingung, dan takut dengan masalah yang dihadapi nya saat ini.






"Leon, kita belum lulus kuliah, dan bahkan masih sangat muda. Apa kita bisa mengurus baby." lirih Yasmine.






"Sayang, semua sudah terjadi. Kita harus yakin, untuk menjalani rumah tangga bersama sama." ucap Leon.






"Bagaimana kita akan memberitahu Ayah, Daddy dan Mommy mu." tanya Yasmine.






"Aku akan bicara dengan kedua orang tua ku, baru setelah nya aku akan menemui Ayah mu." jawab Leon.






"Jika kamu sudah siap dan yakin untuk menikahi ku, aku bisa apa selain menerima nya." ucap Yasmine.






"Jadi kamu mau menikah dengan ku Yas." tanya Leon.





"Hem... Iya, aku mau." jawab Yasmine dengan tatapan malu malu.






Leon mengecup lembut kening Yasmine cukup lama, ia benar benar sangat bahagia karena akhirnya ia dan Yasmine akan menikah.

*

*

*

Sore harinya...


Yasmine dan Leon, kini sudah bersiap pulang dari rumah sakit.




Saat Leon dan Yasmine hendak keluar dari ruangan rawat VVIP itu, dokter Fani menghampiri mereka.




"Tuan Leon, nona Yasmine." sapa dokter Fani dengan tersenyum.





"Dokter Fani, kami akan segera pulang. Terimakasih sudah merawat pacar ku, sekarang ia sudah sehat." ucap Leon.




"Sama sama tuan." jawab dokter Fani.




"Oh ya, nona Yasmine vitamin nya tolong diminum ya. Itu sudah menjaga kesehatan nona, dan calon baby." ucap dokter Fani.




"Baik dokter, terimakasih. Kami pamit dulu, sampai jumpa lagi." jawab Yasmine.




"Baiklah, hati hati hati dijalan." ucap dokter Fani.




Yasmine dan Leon, berjalan pergi dari rumah sakit menuju parkiran mobil. Di sepanjang perjalanan menuju parkiran, Leon tak henti hentinya menatap Yasmine penuh cinta, dan menggandeng tangan nya.





Yasmine hanya bisa tersenyum bahagia, melihat tingkah Leon yang menurut nya semakin romantis saja.

*

*

*

*

Bersambung...

.

Wanita Lain Suamiku Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang