"Lo bikin masalah baru sama Rega?" Bunga menoleh, alisnya mengkerut saat Cahaya membisikkan hal itu.
"Napa lo nanya gitu?"
"Rega dari tadi natep lo." Beritahunya, Bunga beroh dia memundurkan tubuhnya lalu yap benar saja, Rega yang duduk diujung belakang sana sedang menatapnya.
"Kemaren gue ketemu dia trus ribut, udah deh." Jelas Bunga singkat.
"Lo? Ribut sama dia? Kenapa?" Tanya Cahaya penasaran.
"Biasanya aja kenapa? Kek gak tau aja lo." Dengkus Bunga, Cahaya mengangguk saja, ya memang Bunga sering adu cek-cok dengan Rega dengan alasan seorang cewek.
Jangan salah faham dulu besti, permasalahannya cuman Bunga gak terima aja ngeliat ceweknya si Rega diperlakuin kasar, dan.. masalahnya sampe sekarang, tau sendiri toh kalau si Rega tempramental dan anaknya pendendam, jadi yaudah gitu deh.
"Bosen gue ngeliat muka si Rega mulu dikelas ini." Celetuk Cahaya.
"Minggat sono."
"Ck, kenapa coba kepala sekolah ngacak kelasnya kek kelas 10 lagi, bangke bat anying." Gerutu Cahaya.
"Yaelah kalo gak kek kelas 10 lagi mana mungkin kita sekelas." Lintang tiba-tiba menyahut bocah itu menatap Cahaya yang duduk dibelakangnya.
"Eghhh..." Cahaya mengerang dia menjatuhkan tubuhnya keatas meja, mana itu guru B. Inggris nyerocos mulu kek petasan, mending ngomongnya pake Indo lah ini?! AGHHH.
Bel berbunyi seluruh murid diluar kelas berbondong-bondong masuk kecuali kelas Bunga, kelasnya ditunda untuk istirahat tadi oleh guru Bahasa, alasannya? Gak ada emang sering begini, alhasil saat yang lain masuk mereka keluar.
Bunga mendesah lelah ia merenggangkan otot leher dan lengannya, "Nga lo kekantin duluan aja ya, gue pengen kewc, pembalut gue gak enak." Ujar Lintang.
"Iye." Sahut Bunga, Lintang lalu pergi sambil menyeret Cahaya paksa, padahal anak itu sedang tidur dalam duduknya.
Bunga bangun dia beranjak keluar kelas namun saat kakinya baru menginjak keluar tangannya lebih dulu ditarik sesorang, dia diseret paksa, hingga berhenti pada lorong sepi.
"Sialan lo, mau apa lagi sih lo hah?!" Sentak Bunga menatap cowok yang kini mengurung tubuhnya di dinding.
"Gue mau ngasih peringatan buat lo, catet ini baik-baik di otak kecil lo." Katanya sambil mendorong pelan kening Bunga.
Bunga diam sedangkan sang cowok mulai berbicara, "Lo sebaiknya berhenti ikut campur urusan gue, gue muak liat muka lo dan tingkah lo yang selalu ikut campur, denger ya, sekali lagi lo ganggu urusan gue, gue gak segan-segan bikin lo sengsara."
"Ini peringatan terakhir dari gue, selagi lo gak ganggu gue, gue gak akan ganggu lo termasuk cowok lo." Katanya, dia lalu pergi begitu saja setelah mengatkan hal itu.
Bunga hanya terdiam dia tadi mematung sejenak, setelahnya ia mengacak rambut dengan kasar, tadi itu Rega cowok brandal dan urakan yang kini mengancamnya.
"Sialan, emang dasar cowok pengecut, berani main ancam doang." Dengkus Bunga lalu pergi dari sana.
***
Arland menatap polos adik kelasnya yang sedang menyodorkan coklat pada dirinya.
"Buat Arland?" Katanya, sang adik kelas mengangguk malu-malu biawak.
"Kenapa?" Tanya Arland dia bingung.
"Gak papa.. aku cuman mau ngasih aja, terima ya kak?" Pinta sang adik kelas.
Arland tersenyum membuat sang adik kelas mesam mesem, bahkan keliatan jelas kalau pipi cewek itu memerah.
"Wah makasih ya, coklatnya mahal loh, beneran buat Arland?" Tanya Arland memastikan tapi dia tetap mengambil coklatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Childish Baby Big ✔
Teen Fiction🚩Follow sebelum membaca 🔞 Akan ada adegan 18+ #2 : ARLANDstory "Tante titip Arland ya." "Iya." _______ "Bunga kenapa pulang malem? Aku dari tadi nungguin Bunga." _______ "Lo itu cowo jangan lembek bego." ______ "Aku suka Bunga, Bunga adalah peremp...