"Janji gak prot prot."
"Tang diem goblok, cepet foto itu tuh foto grafernya dah gemeteran." Dumel Cahaya.
Ayung membecik kesal melihat tiga dedemit itu, dan alasan lainnya karna dia dipaksa jadi fotografer gak dibayar. Bangsat sekali bukan?
"Oke siap ya, satu.. dua.."
"Jepret." Sambung Lintang dia tersenyum lebar bersama kedua sahabatnya.
"Yok tinggal sendiri!" Kata Lintang, "gue pertama, minggir lo pada." Usirnya.
Cahaya tampak kesal tapi tak urung dia mundur, di sana Lintang berpose, cewek tersebut tampak menawan dan cantik, ya.. hanya sehari.
Ayung memposisikan kamerannya dengan benar agar mendapatkan hasil yang bagus, dan diapun mulai menghitung.
"Satu..."
"Dua..."
"Tiga."
Crek
Suara camerapun berbunyi, Ayung menjauhkan cameranya dari mata, lalu melihat hasil yang dia ambil, dan saat itu pula bibirnya melengkung melihat Lintang yang terlihat anggun.
"Woy! Senyam-senyum, cepet! Gue mau lagi!" Seru Lintang, Ayungpun hanya bisa mengiyakan dan menjepret beberapa gambar lagi untuk cewek itu.
Bunga menelan boba yang masuk ketenggorokannya, menatap sekeliling sekalian nunggu giliran dia foto, matanya tak lepas dari arah pandang lurusnya.
"Arland... gue bisa ketemu dia lagi gak ya?" Gumam Bunga.
Dia mendesah pelan, menunduk lalu menghosok lehernya, "hari H..." gumamnya lagi, ntah sudah berapa lama, tanpa perhitungan, Bunga dan Arland terpisah, dia tak tahu menahu tentang kemana perginya Arland.
Lepas dari masalah waktu itu, ia dan Arland bertengkar hebat, Arland keluar dari lingkaran yang dia buat sendiri agar tetap dalam kontrol cewek itu.
Bunga menunduk menatap tangannya yang kosong, memang ini kesalahannya, apa yang ia perbuat inilah bayarannya, andai dia lebih berani.
"Bunga, ayo foto, fotografer yang papah sewa udah dateng." Ucap Edi menyadarkan anaknya itu.
Bunga mendongak, "Ah.. iya, bentar." Bunga menaruh esnya lalu berdiri dan menyambut tangan sang ayah yang sudah siap di gandeng.
Bunga mendongak dang tersenyum, "aku cantik?"
"Cantik, kan kamu hasil bibit unggul papah, wahahahha." Tawa Edi bangga.
"Halah bibit unggul-bibit unggul ngomong doang bibit unggul tapi anak cuman berhasil satu." Sindir Bunga pedas.
"Kok kamu pedes banget sih Bunga? Sakit hati papah." Katanya dramatis bahkan bibirnya mencerut membuat Bunga reflek menampol.
"Papah udah aku bilang jangan main sama pak satpam perumahan sebelah, papah masih main ya? Kok papah makin alay sih."
Edi menatap lain arah dia mengusap bibirnya, berusaha tak melihat sang anak walaupun sebenarnya tak bisa.
Bunga melepas gandengannya lalu menabok pelan pundak Edi, habis itu dia menggandengnya lagi.
"Papah posenya yang bener loh ya." Peringat Bunga, mereka berdiri didepan seorang fotografer yang siap dengan kameranya.
Pasangan anak dan ayah itupun berfoto, bergaya casual yang hasilnya goodjob, lalu lanjut foto kedua yang sangat sangat nyantai seperti anak selebgram.
Dan yang ketiga, hasil foto mereka menunjukkan Edi yang mengenakan kaca mata hitam dengan jari tengah yang begitu aesthetic bengkok manulty.
![](https://img.wattpad.com/cover/299598307-288-k462319.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
My Childish Baby Big ✔
Novela Juvenil🚩Follow sebelum membaca 🔞 Akan ada adegan 18+ #2 : ARLANDstory "Tante titip Arland ya." "Iya." _______ "Bunga kenapa pulang malem? Aku dari tadi nungguin Bunga." _______ "Lo itu cowo jangan lembek bego." ______ "Aku suka Bunga, Bunga adalah peremp...