"Gue gak bisa jalan Nga, Tang."
Bunga dan Lintang membisu, senyap menghampiri, mereka salah dengarkan? Salahkan?
"Maaf ya, kalian jadi gak bisa dapet sembako lagi nanti kalo ada perlombaan." Lanjut Cahaya.
Nafas berat menghampiri kedua cewek itu, lalu Lintang berucap dengan penuh penekanan, "Lo bercandakan? Lo bercandakan! Gak mungkin, lo gak mungkin gak bisa jalan!" Serunya.
"Tang-"
"Gak lucu Ca, lo pikir apa hah? Lo pikir bercanda lo lucu?!"
"Tang, sabar duduk dulu lo emosi banget." Ucap Bunga, dia membawa cewek itu agar duduk di kursi samping bankar.
Lintang menopang sikunya, dia menunduk sambil menekan pelipisnya sendiri, "Sumpah Ca, bercanda lo parah banget, Kalo gue nanti nangis gimana?"
"Ca dokter beneran bilang begitu?" Ucap Bunga dengan nada tenang, namun hanya di sambut dengan senyuman tipis oleh Cahaya.
Bunga diam beberapa saat sebelum dia berucap lagi, "Gue mau ke dokter yang tadi meriksa lo." Katanya lalu hendak pergi.
Hendak membuka kusen pintu, namun sudah dibuka duluan dari luar, sosok laki-laki dengan rambut kriting terpampang jelas.
"Loh? Bunga mau kemana?" Tanyanya.
"Bukan urusan lo." Sinis Bunga lalu pergi keluar.
Sang cowok mendelik kesal, lalu dia menghampiri Cahaya yang terkapar dengan infus.
"Ca-"
"Ish woy lo gak liat ada orang lagi nangis ya?!" Seru Lintang karna badannya dipaksa menggeser.
"Maaf anda tidak terlihat."
"Lo kira gue setan!"
"Saya tidak bilang begitu." Balasnya lagi, membuat Lintang kesal.
"Syut dah jan ribut, ada paan Ba?" Tanya Cahaya.
"Udah ada papah lo tadi, katanya ntar hari jum'at lo di oprasi." Beritahu Uba.
Lintang yang mendengar itu mendongak, "oprasi? Maksud lo Cahaya ntar bisa jalan lagi?"
"Yaiyalah, tulang ekornya cuman agak retak aja ntar di oprasi juga buat di lem doang, pas dironsen gak beneran retak ancur, kagak lumpuh ini bocah! Lo pasti tadi dibercandain ya?" Kata Uba.
Wajah Lintang berubah masam, ia menatap Cahaya yang tampak tak merasa bersalah sedikitpun. Dengan kesal Lintang menabok paha bocah itu dengan kesal di sertai kebrutalan.
"Mampus lo sialan! Bisa bisanya lo bikin gue nangis!"
"Gila lo, tidak berotak lo!"
"Gak lucu tolol!" Geram Lintang terus menaboki paha Cahaya, menghiraukan jeritan sang empu, dan juga menghiraukan Uba yang berusaha memisahkannya dari Cahaya.
BRAK!
Semua orang menoleh kepintu, di tataplah sesosok Bunga dengan wajah merah dan alis menikuk tajam satu arah.
"MATI LO CA!"
"AKHHHHHHH PAPAH!" Jerit Cahaya heboh.
••○○○••
Helaan nafas berat terhembus, Bunga dan Lintang berjalan beriringan di trotoar jalan, mereka hendak pulang karna waktu kunjungan rumah sakit sudah habis.
Dari pagi hingga hampir menjelang sore Bunga dan Lintang habiskan di rumah sakit, alasannya hanya.. bolos, well ya tentu menghindari pelajaran saat ada waktu yang pas itu sangat lah WAH!
KAMU SEDANG MEMBACA
My Childish Baby Big ✔
Ficção Adolescente🚩Follow sebelum membaca 🔞 Akan ada adegan 18+ #2 : ARLANDstory "Tante titip Arland ya." "Iya." _______ "Bunga kenapa pulang malem? Aku dari tadi nungguin Bunga." _______ "Lo itu cowo jangan lembek bego." ______ "Aku suka Bunga, Bunga adalah peremp...