Blessing OR Curse #20🌹

1K 99 8
                                    

Sorry for typo

Happy reading

🌹🌹🌹🌹


Chenle berjalan mendekat pada laki-laki yang saat ini memandang nya tajam. Tak memperdulikan tatapan yang mengintimidasi nya, tangan lentik itu terulur untuk merapihkan setelan jas yang di pakai dan membenarkan letak dasi yang melingkar indah pada leher itu.

Saat ini mereka sedang ada di butik langganan Mami Chenle untuk mencoba gaun yang akan ia gunakan saat hari pernikahan Jaemin nanti.

Sepulang sekolah tadi, Chenle minta di temani untuk mampir ke butik dan secara kebetulan pula jas yang ia pesan telah selesai. Jadi sekalian saja mencoba nya dan ternyata jas itu pas di tubuh tegap laki-laki yang saat ini berdiri di hadapan nya.

Netra nya beradu dengan obsidian kelam laki-laki dihadapanya yang masih saja menatap dengan tajam. Chenle menghela nafas, "mata mu tidak perih terus menatap ku seperti itu dari tadi?"

Laki-laki itu mendengus, dan tanpa mengubah tatapan tajam nya ia menyahut. "Kenapa model baju mu seperti itu? Apa tidak ada yang lain?"

Chenle memutar bola mata malas, ini adalah pertanyaan kesekian kalinya dengan kalimat dan pertanyaan yang sama. "Memang nya kenapa? Gaun nya cantik bukan? Lagi pula, aku hanya menyesuaikan konsep dengan dress yang akan di pakai pada acara nanti."

"Memang, Gaun nya memang cantik. Lebih cantik lagi kalau kau tidak selalu memamerkan pundak mu itu. Kau ini-- senang sekali membuat para laki-laki ingin terus memandang mu."

"Sana, protes pada kakak mu dan katakan untuk mengubah dresscode nya," tantang nya yang tak di balas oleh laki-laki itu.

Chenle tertawa kecil, jemari lentik itu mengusap rahang tegas si lelaki yang masih menampilkan raut wajah tak suka. Ia tahu bahwa kelemahan laki-laki ini adalah kakak nya sendiri. Itu sebabnya, ia tak berani menyuarakan protes tentang konsep yang di angkat pada acara pernikahan nanti.

"Kau ini, marah marah terus dari tadi. Kenapa? Kau cemburu?" ucapnya bertujuan menggoda pemuda di hadapan nya. Tapi, tak ia sangka jika laki-laki itu justru mengangguk dengan mantap.

Chenle tergagap, ia hendak menarik tangan yang masih mengelus rahang tegas itu. Tapi, dengan cepat tangan laki-laki ini menahan nya dan mengelus punggung tangan Chenle dengan lembut menggunakan ibu jari nya. Netra cantik itu terkunci pada obsidian kelam yang saat ini memandang nya sayu dan tajam secara bersamaan dan semakin membuatnya terlihat tampan.

"Iya, aku cemburu jika ada orang lain yang terang terangan memperhatikan mu di depan ku. Aku cemburu, jika ada laki-laki yang mendekati mu. Aku cemburu, jika kau terlihat akrab dengan laki-laki lain sehingga kau mengabaikan ku. Aku cemburu, pada mereka yang dengan berani menyatakan jika mereka menyukaimu secara langsung."

Chenle terdiam, ia masih berusaha mencerna semua kalimat yang keluar dari mulut laki-laki ini. Ia sibuk meyakinkan diri bahwa laki-laki ini tidak sedang dalam keadaan mabuk seperti waktu pertama mereka bertemu.

Chenle tertawa garing untuk mencairkan suasana yang tiba-tiba saja menjadi canggung di antara mereka berdua, ia berdehem terlebih dahulu sebelum menjawab, "apa maks--

"Aku bukan pria romantis yang menyatakan cinta pada gadis yang di sukai nya dengan menyanyikan sebuah lagu cinta ataupun puisi romantis yang indah. Aku bukan mereka yang berani menyatakan suka pada gadis yang di sukai nya dengan gamblang. Aku adalah aku, pria kaku yang dengan lancang mencintai gadis cantik sebaik dirimu setelah apa yang aku lakukan sebelumnya kepadamu. Aku adalah pria tidak tahu malu yang mencintai gadis yang hampir di rusaknya ketika dia dalam pengaruh alkohol. Jangan kan menyatakan cinta, meminta maaf saja begitu susah ia ucapkan pada gadis yang hampir ia rusak masa depan nya. Padahal ia sangat ingin meminta maaf sedari dulu."

Blessing OR Curse? || NCT (GS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang