12

55 9 0
                                    

Hyojin menatap Seungjun yang terduduk di tepi ranjang dengan berdiri didepannya. Mereka berdua baru bangun. "Wahh Brandon sangat keterlaluan padamu eh pada Chris" Hyojin memuji(?) Serigalanya karena melihat secara langsung keadaan Seungjun sekarang. Demi apapun dirinya tidak ikut andil karena adegan panas mereka semalam murni dilakukan oleh Brandon dan Chris.

'Bisakah aku mencobanya juga saat kamu heat? Atau sekarang saja?' Inner Hyojin, dirinya ini adalah alpha biasa okay.

"Libur lagi?" Tawar Hyojin setelah ia kembali mendapatkan kesadarannya. "Tidak, aku masih bisa berjalan kok. Ingat kan aku ini tidak selemah mereka? Tapi aku tidak bisa berbohong karena memang pinggangku agak sakit"

"Sini aku pijat sedikit" Hyojin duduk dibelakang Seungjun dan menyingkap sedikit kaos bagian belakangnya agar dirinya bisa memijatnya.

"Ehh tidak perlu" Seungjun panik dan segera menurunkan kaosnya yang tersingkap. Entah kenapa dirinya masih belum bisa percaya sepenuhnya pada Hyojin.

"Ohh maafkan aku" Hyojin bangkit dari duduknya dan menuju dapur seperti biasa untuk memasak dan akan berangkat sekolah. "Bisakah kamu menungguku Hyojin?" Seungjun merasa tidak enak saat dengan kasarnya menolak sentuhan Hyojin, padahal saat heat ia ingat benar jika tidak ingin jauh-jauh dari alpha nya.

"Seharusnya aku yang meminta maaf padamu Seungjun, aku mengerti kamu belum siap menerima ku. Aku tidak masalah kok, sungguh" Hyojin tersenyum kecil menatap Seungjun, bahkan Seungjun sendiri tau bahwa feromon Hyojin menandakan ia sedang marah, bisa-bisanya dia memasang wajah lugu itu.

"Kamu marah padaku, perlahan feromon mu menyiksaku" Perkataan Seungjun mendapatkan respon negatif dari Hyojin. "Maafkan aku" Hyojin keluar begitu saja dari kamarnya dan membuat Seungjun merasa semakin bersalah.

"Hyojinnn" Seungjun mengerucutkan bibirnya sembari berlari mengikuti langkah Hyojin. Saat sampai disana, Seungjun buru-buru mengeluarkan semua aroma manis terbaiknya untuk membujuk Hyojin. "Jangan marah Hyojin" Seungjun memeluk erat Hyojin dan membenamkan wajahnya pada bahu Hyojin.

"Aku tidak marah, aku hanya kesal" Hyojin membalas pelukan Seungjun. Bagaimana dirinya bisa marah jika Seungjun seperti ini?

"Cukup, aku harus bersiap. Mandilah dulu dan kita akan berangkat bersama ke sekolah. Apa kamu keberatan jika berangkat bersama ku?" Ucap Hyojin yang melepaskan pelukan mereka.

"Tentu saja tidak. Aku suka kok" Jawab Seungjun malu-malu menatap Hyojin. "Sangat menggemaskan" Hyojin mencubit pelan hidung Seungjun sesaat dan kembali melanjutkan aktivitasnya yang tertunda.

"Aku maluuu" Seungjun berlari kembali ke kamar Hyojin untuk mandi dengan menutup pipinya yang memerah. Bisa-bisanya dia bertindak seperti itu pada Hyojin yang menurutnya itu sangat menggelikan.

•••••

Seungjun berjalan beriringan dengan Hyojin menuju sekolah, meskipun dirinya ini omega tapi perbedaan tinggi antara mereka berdua tidak terlalu jauh walaupun Hyojin sedikit lebih tinggi karena memang dia alpha.

Seungjun tersenyum kecil menatap genggaman tangan Hyojin, ini sangat nyaman dan juga hangat. Apalagi tangan Hyojin sangat nyaman untuk digenggam nya. "Seungjun" Panggil Hyojin pelan yang membuat lamunan Seungjun terhenti, ia panik dan membuat wajahnya sedatar mungkin karena tadi ia tersenyum.

"Iya Hyojin?" Seungjun menatap Hyojin yang berjalan disampingnya. "Sudah sampai, kamu ingin ke kelas sendiri-"

"Tidak mau, aku mau dengan Hyojin saja. Oh iya dan aku juga mau duduk denganmu juga" Seungjun menjawab cepat karena terburu-buru yang membuat Hyojin menggeleng kecil. Dan sejak kapan mereka sudah sampai di depan gerbang sekolah? Perjalanan mereka terasa cepat sekali bagi Seungjun karena ia melamun saja tadi.

"Baiklah, ayo ke kelas-" Hyojin mengeratkan genggaman tangannya dan menarik Seungjun agar berjalan disampingnya. "-mate" Lanjut Hyojin yang sukses membuat pipi Seungjun merona kembali, astaga untung saja ini masih sangat pagi jadi tidak ada yang melihat sang omega kejam ini merona hanya karena panggilan 'Mate' dari Hyojin, bisa rusak image nya yang keren jika ada yang melihatnya.

Sudah sampai di kelas dan tidak ada orang disini, maklum masih jam 6 pagi. Mereka berdua duduk bersebelahan pada bangku Hyojin. Hyojin menyatukan bangku mereka hingga jarak antara keduanya menipis.

"Oh iya bagaimana pinggang mu? Masih sakit?" Hyojin mendekatkan dirinya pada Seungjun, jika dirinya ditolak lagi maka hari ini ia tidak akan berani mencobanya lagi karena itu hanya akan menyakiti mate nya. Dengan perlahan Hyojin memposisikan tangan kirinya untuk merangkul pinggang ramping Seungjun.

"Umm sedikit, tapi tidak apa-apa kok, nanti juga sembuh" Seungjun awalnya juga terkejut namun sebisa mungkin tidak menghindarinya, bagaimana pun Hyojin adalah mate nya bukan? Jadi ia harus mulai memupuk kepercayaan pada Hyojin.

"Jika masih sakit aku akan memijatnya nanti" Hyojin terus saja mendekati Seungjun karena ia tidak merasa tertolak.

"Iya" Percayalah, Seungjun sekarang berada diposisi yang sangat nyaman. Tapi sesuatu dalam dirinya berusaha mendorong Hyojin agar jauh darinya.

"Ingin membaca buku sebelum pelajaran dimulai? Kita melewatkan sesi belajar selama 1 Minggu loh" Hyojin melepaskan tangannya dari pinggang Seungjun dan beralih mengambil bukunya.

"Aku akan membacanya sendiri, jika aku kesulitan aku akan bertanya" Seungjun mengambil alih buku dari Hyojin dan mulai membaca mandiri, dirinya ini tidak bodoh ya hanya malas saja.

Hyojin mencari celah untuk

"Ahh sangat nyaman, boleh kan?" Ucap Hyojin tak tau malu saat sudah berbaring dengan menggunakan paha Seungjun sebagai bantalnya.

"Bo-boleh kok" Seungjun tergagap menatap wajah Hyojin dari atas, ia kembali fokus dengan bukunya.

"Aku akan tidur sebentar" Hyojin memejamkan matanya menghadap atas. Dirinya hanya akan melihat bagaimana reaksi mate nya, apakah merona? Atau bahkan menendangnya agar jatuh ke bawah.

Hanya terpaut 5 menit Hyojin tidur, Seungjun menutup bukunya dan mengamati wajah alpha nya. "Mata Hyojin seperti rusa" Seungjun menyentuh kedua mata Hyojin yang tertutup. Tangannya turun ke hidung dan turun ke bibir Hyojin dan berhenti disana.

Dirinya sering sekali dikecup dan mengecup pada benda ini saat heat. "Aishh, jauhkan pikiran kotormu itu Seungjun" Seungjun menggeleng pelan dan kembali membaca buku.

"Seungjun" Panggil Hyojin halus sambil bangkit dari posisi tidurnya. "Iya?" Seungjun panik, apakah Hyojin menyadari apa yang ia lakukan tadi dan marah karena Seungjun menyentuhnya tanpa ijin?

Hyojin mengambil tangan kanan Seungjun dan membawanya menyentuk mata, hidung, dan berhenti pada bibirnya. "Ini semua milikmu Seungjun, kamu tidak perlu bertanya jika kamu menginginkannya" Seungjun menelan ludahnya kasar, ini berarti Hyojin mengetahui apa yang ia lakukan tadi.

Ia menarik tangannya dari genggaman Hyojin dan menatap Hyojin kemusuhan. "Kenapa kamu jadi mesum sekali hari ini? Apakah Brandon memaksamu?" Astaga demi apapun dari segala variabel yang ada Hyojin tidak mengira bahwa Seungjun akan mengatakan hal ini. Okay, dirinya mungkin terlihat sedang menggoda Seungjun dari tadi, tapi ini murni untuk menjadi dekat dengannya, apakah itu salah?

"Memang kenapa jika aku ingin melakukan hal itu dengan mu? Aku ini kan juga alpha normal yang menginginkannya" Ahh Seungjun tau sekarang, semua alpha itu sama saja termasuk Hyojin.

Ingin sekali mereka melanjutkan perdebatan nya, namun siswa dan siswi perlahan memasuki kelas. "Kita lanjutkan nanti saja" Hyojin mengambil bukunya yang lain untuk dibaca juga.

'Apanya yang dilanjutkan?' Inner Seungjun.

.

.

.

.

To be Continued

[IV] Mine? RightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang