2

100 14 0
                                    

Seungjun kesal, iya kesal karena melihat korbannya kembali sehat padahal baru kemarin ia menghajarnya dengan balok kayu. Hyojin sang korban mampu berlari dan melompat dengan mudah saat pelajaran olahraga sekarang yang materinya tentang bola basket.

Jam pelajaran olahraga hampir berakhir, maka dari itu semua siswa maupun siswi diperbolehkan untuk melakukan apa saja. Seungjun sih hanya mengamati Hyojin dari tepi lapangan basket sambil meminum susu kotaknya sendirian. Kenapa sendiri? Karena memang Seungjun menarik diri dari mereka semua, seorang teman juga menurutnya tidak terlalu berguna dan hanya akan merepotkan dirinya.

Hyojin yang sedari tadi bermain juga mengetahui bahwa dirinya ditatap se-intens itu oleh Seungjun namun lebih memilih untuk pura-pura tidak tahu.

Kringg kringg

Bel berbunyi yang menandakan jam pelajaran olahraga berakhir, para siswa dan siswi menuju ke ruang ganti untuk kembali memakai seragam nya. Disini kebanyakan alpha dan Seungjun tidak menyukai aroma feromon mereka yang sama-sama membuatnya muak. Beruntungnya karena Seungjun ini terkenal omega yang kasar dan kejam jadi tidak ada yang berani menggoda dirinya. Bisa babak belur seperti Hyojin nantinya.

Seungjun masuk ke bilik paling ujung dengan terburu-buru, ia muak dengan feromon para alpha ini. "Sial" Umpatan keluar begitu saja saat dirinya menutup bilik ini.

Seungjun melepaskan semua pakaian olahraga nya dan memakai seragam nya dengan secepat kilat. Saat dirinya sudah memakai nya, ia berbalik dan

"Dasar mesumm" Seungjun menendang kaki orang yang ternyata berada didalam sana sejak tadi bersamanya. "Aww" Hyojin meringis karena tendangan Seungjun tidak main-main. Iya yang berada didalam bersama Seungjun ya Hyojin.

"Aku akan menutup pintunya tadi, tapi kamu masuk begitu saja. Apa yang bisa kulakukan selain diam? Lagipula tidak mungkin aku mengusirmu jika ujung-ujungnya aku-"

"Ssstt" Seungjun menutup bibir Hyojin dengan tangan kanannya. "Bisa diam tidak?" Keduanya sama-sama terdiam, Seungjun baru menyadari jika Hyojin tidak memakai apapun sebagai atasan, ia merasa malu karena melihatnya.

"Akan ku maafkan kali ini, awas saja jika terulang lagi" Seungjun berbalik dan mencoba membuka pintu bilik ini namun nihil, sepertinya mereka terkunci.

Hyojin melangkah maju dan mendekatkan dirinya pada Seungjun. "Apa yang akan kamu lakukan?" Seungjun berbalik membelakangi pintu karena merasakan Hyojin mendekat.

"Mundur, jangan mendekatiku" Ucapnya lagi saat Hyojin berhasil memojokkan dirinya dengan cara meletakkan kedua tangannya pada pintu untuk mengapit Seungjun.

"Ini kuncinya, kamu menjatuhkannya tadi dan sempat ku ambil saat kamu melepas kaos olahraga mu" Hyojin menunjukkan kunci yang ia bawa dengan tangan kirinya dan menggoyangkannya tepat di wajah Seungjun. Tadi kuncinya ada pada lubang kunci, namun Seungjun menjatuhkannya.

"Sini" Seungjun mengambil kunci dari tangan Hyojin, namun yang membawa kuncinya malah berjinjit sehingga tidak bisa diraih olehnya.

"Hyojin, jangan berani kamu main-main denganku, kemarikan kuncinya" Seungjun masih berusaha meraih tangan kiri Hyojin hingga terpeleset.

"Hati-hati" Untung saja Hyojin menahan pinggang Seungjun dengan tangan kanannya sementara Seungjun mengalungkan tangannya pada leher Hyojin.

"Hampir saja" Seungjun bernafas lega karena dirinya tidak jatuh, ia menatap Hyojin dengan pandangan yang sulit diartikan. Kenapa mata Hyojin seakan menariknya untuk

"Kamu aman" Benar saja, Hyojin memeluknya namun hanya sebentar. "Keluarlah" Setelah melepaskan pelukannya, Hyojin memberikan kunci pada Seungjun.

Seungjun yang bingung harus bereaksi seperti apa hanya mengangguk dan keluar dari bilik itu. Ia meninggalkan kuncinya agar Hyojin bisa keluar dari sana.

[IV] Mine? RightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang