13

53 9 1
                                    

"Haii" Changyoon duduk pada meja cafetaria yang berhadapan dengan Hyojin dan Seungjun.

"Halo Changyoon" Balas Hyojin ramah seperti biasanya, sementara Seungjun menatap Changyoon dengan gelagat tak suka. Berani sekali dia menyapa alpha nya, iya alpha miliknya. Hyojin miliknya bukan?

"Kenapa omega gila ini duduk denganmu?" Tanya Changyoon kemusuhan, ia balas menatap Seungjun yang menatapnya sejak tadi dengan tatapan tidak suka.

"Kenapa aku tidak boleh duduk dengan Hyojin? Memangnya kamu saja yang boleh?" Seungjun menjawab Changyoon dengan angkuhnya.

Bahkan hanya Changyoon yang berani duduk satu meja dengan mereka, para omega dan beta lain yang biasanya akan mudah bergaul dengan Hyojin jadi mengurungkan niatnya karena ada Seungjun didekat Hyojin. Ya karena memang image Seungjun sesadis itu menurut mereka, matanya seakan siap mencabik siapapun yang berada di dekatnya.

"Changyoon, aku akan memperkenalkan mate ku padamu" Changyoon yang awalnya murung jadi sumringah karena pernyataan Hyojin. Ia menatap Hyojin senang. "Siapa mate mu?" Tanya nya antusias.

"Aku. Aku adalah mate Hyojin" Yups, Seungjun yang menjawabnya sekali lagi dengan angkuh. Ia mengalungkan tangannya pada leher Hyojin dan mengecup bibir Hyojin sekilas di hadapan Changyoon dan tersenyum penuh kemenangan.

Changyoon menganga tak percaya, Seungjun? Tapi Hyojin tidak menolak yang artinya memang ini semua benar.

"Benar Changyoon, dia mate ku" Hyojin melepaskan tangan Seungjun yang berada di lehernya, jadi begini sikap Seungjun saat cemburu?

"Sial sekali dirimu Hyojin, mendapatkan mate seperti omega gila ini. Aku kasihan padamu"

"Aku yang harusnya kasihan padamu karena tidak mendapatkan alpha seperti Hyojin"

Tuh kan benar saja apa yang Hyojin duga, pasti Changyoon dan Seungjun akan adu mulut.

"Apa katamu? Dasar gila"

"Aku gila? Kamu yang gila karena mengatai ku lebih dulu"

"SEUNGJUN"

"Lihatlah, alpha ku membentak diriku karena mu. Aku benci kalian berdua" Seungjun bangkit dari duduknya dan pergi dari sana, ingin makan dengan tenang bersama Hyojin malah dirinya dibentak.

"Changyoon, aku tidak menyesal mempunyai mate seperti Seungjun, dia tidak seburuk yang kamu pikirkan kok. Cobalah berteman dengannya, ia tidak punya siapa pun untuk menjadi contoh yang baik untuk hubungan pertemanan"

"Maafkan aku Hyojin, aku terbawa emosi tadi. Kejarlah Seungjun, dia pasti marah padamu"

Hyojin menggeleng dan lanjut memakan makan siangnya. "Nanti saja, aku masih lapar" Ucapnya enteng lalu lanjut makan.

"Lagipula dia akan marah seperti apa padaku? Dia sangat bergantung padaku sekarang Changyoon"

"Bodoh" Changyoon memukul Hyojin dengan kotak tisu yang ada di meja. "Justru karena dia bergantung padamu sekarang dia jadi sangat marah ketika kamu membentaknya. Dasar alpha, tidak memahami perasaan kami para omega" Changyoon kesal dan akhirnya melempar kotak tisu tadi pada Hyojin dan pergi dari sana, mood nya untuk makan hancur begitu saja karena ia bersikap kasar terhadap Seungjun tadi.

"Apa salah ku? Kalian yang bertengkar lalu aku yang salah? Dasar omega" Hyojin juga tidak selera makan setelah keningnya kena lemparan kotak tisu tadi, ia beranjak dan mencari keberadaan Seungjun.

Ohh iya satu rahasia Hyojin yaitu dirinya dengan samar-samar bisa mengetahui isi pikiran Seungjun. Hanya samar-samar karena dirinya belum terikat sama sekali dengan Seungjun.

"Kenapa dia berada di perpustakaan?" Hyojin bermonolog pelan dan bergegas menuju perpustakaan. Ia mencari keberadaan Seungjun yang ternyata ada dipojok paling belakang ruangan besar ini.

Hyojin duduk disamping Seungjun dan memperhatikan omega nya sedang fokus membaca. Karena ingin menggoda Seungjun, Hyojin mencubit pipi kirinya.

"Ihh jangan ganggu aku, aku sedang membaca" Seungjun memukul pelan lengan Hyojin sambil berbisik, tentu saja karena ini perpustakaan makanya dia berbisik.

"Bukunya terbalik sayangku Seungjun" Hyojin membalikkan buku yang dibawa Seungjun. "Ihh" Karena malu, Seungjun menutup bukunya dan beranjak untuk meletakkannya kembali pada rak nya.

Hyojin juga beranjak dan berdiri dibelakang Seungjun yang terlihat seperti mencari buku lainnya. "Ini untukmu, baca baik-baik" Seungjun memberikan buku tebal yang berjudul 'Cara Menjadi Alpha yang Baik' kepada Hyojin dengan wajah masam nya.

Hyojin menerima uluran buku lalu meletakkannya kembali pada tempat semula. "Ku rasa kamu yang harus membaca buku cara untuk menjadi omega yang baik Seungjun" Perkataan Hyojin sedikit membuat Seungjun tersinggung. Ia tiba-tiba menunduk dan tidak berani menatap Hyojin.

"Aku tidak bermaksud seperti itu" Hyojin ingin sekali menggenggam tangan Seungjun yang mengepal karena menahan emosinya namun ditolak begitu saja.

"Aku memang omega yang tidak berguna. Benar sekali kata Changyoon bahwa kamu sangat sial mendapatkan omega seperti ku yang tidak berharga ini" Hyojin yang mendengar semua itu terkejut, apa? Seungjun tidak berharga untuknya?

Ia memojokkan Seungjun pada tembok disebelahnya. Ia membalikkan badan Seungjun agar menghadap padanya. "Apa yang kamu katakan tadi? Coba ulangi"

"Aku omega yang tidak-"

cup

"Katakan lagi" Perintah Hyojin setelah membungkam sebentar bibir Seungjun dengan cara mengecupnya.

"Aku omega-"

cup

"Masih berani meneruskan? Katakan lagi dan aku akan memakan habis bibir ini hingga tak bisa bicara" Tentu saja Seungjun takut karena feromon Hyojin perlahan mengintimidasi dirinya.

"Tidak Hyojin" Seungjun menggeleng pelan. Melihat Seungjun yang ketakutan padanya, Hyojin menghela nafasnya. Dirinya terlalu marah karena Seungjun sendiri tidak merasa berharga saat bersamanya.

"Maaf" Hyojin membawa Seungjun dalam pelukannya. "Maafkan aku yang membentak mu tadi. Aku sudah memarahi Changyoon juga kok" Perlahan tangan Seungjun membalas pelukan Hyojin. Dia tadi hanya marah karena Hyojin lebih memilih membentaknya daripada membentak Changyoon.

"Dan kamu sangat berharga untukku, jangan ucapkan hal itu lagi karena aku sangat membencinya" Seungjun mengangguk lalu melepaskan pelukan Hyojin padanya. "Ayo masuk kelas, anak teladan seperti mu tidak boleh bolos pada jam terakhir" Seungjun menarik Hyojin keluar dari perpustakaan yang memang sepi.

Saat sampai di kelas, untung saja guru mereka belum datang. "Aku akan ke toilet, bilang pada gurunya ya?" Hyojin mengangguk dan duduk di bangkunya sementara Seungjun berjalan ke toilet yang hanya berjarak 3 ruangan dari kelas mereka.

Seungjun masuk ke dalam bilik paling ujung dan menguncinya. Ia mengeluarkan satu pack rokok dari saku celananya dan mengambil satu batang untuk dihisap. Percayalah, Hyojin tidak tau jika omega nya ini pecandu rokok. Tentu saja karena bau rokoknya tertutupi oleh feromon manis Seungjun.

"Haahhh" Seungjun menghisap rokoknya perlahan, menikmati sensasi mint dari rokok favoritnya. Dirinya duduk di toilet yang tertutup dan memejamkan matanya.

"Seungjun, keluar dari sana atau ku dobrak. Jangan pura-pura tidak mendengarnya karena aku tau kamu disana" Seungjun mengumpat dalam hati, sial dirinya ketahuan.

.

.

.

.

To be Continued

[IV] Mine? RightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang