21

37 8 0
                                    

"Selamat tinggal~" Seungjun melambaikan tangannya pada mobil Changyoon yang perlahan menjauh. Setelah benar-benar menghilang dari pandangannya, Seungjun menarik kopernya untuk masuk ke rumahnya. Iya Rut Hyojin sudah selesai tadi pagi dan Seungjun memutuskan untuk pulang pada sore harinya, totalnya sudah 5 hari mereka tidak melakukan kontak apapun.

"Selamat datang" Sambut Hyojin ramah ketika melihat Seungjun berjalan kearahnya. "Hyojinnn" Seungjun memeluk Hyojin dengan erat. "Aku sangat merindukanmu" Ucap Seungjun riang. Karena gemas, Hyojin mengecupi seluruh area wajah Seungjun secara bergantian. "Aku juga merindukan PS4 ku Hyojin" Lanjut Seungjun dingin, ia melepaskan pelukannya dan masuk begitu saja dengan menarik kopernya.

"Apa lagi sekarang?" Monolog Hyojin yang melihat Seungjun yang berubah drastis. Ia mengikuti langkah terburu-buru Seungjun. "Sayang" Panggilnya halus disaat Seungjun memasukkan kembali seluruh pakaiannya pada lemari mereka dari dalam kopernya. "Sweetie" Panggilnya lagi karena tidak mendapat respon apapun. Hyojin menghela nafasnya karena lagi-lagi diacuhkan. 

Hyojin yang sedari tadi hanya menatap Seungjun dari pintu kamar mereka, akhirnya memutuskan untuk mendekati Seungjun. Setelah itu Hyojin memeluknya erat dari belakang. "Kamu mengganggu ku, pergi sana" Seungjun hanya berkata seperti itu namun tidak melepaskan diri, karena memang dirinya tidak terlalu terganggu. Setelah selesai, Seungjun mengembalikan kopernya pada asalnya, tentu saja dengan Hyojin yang menempeliya pada setiap pergerakan.

"Ada apa sih sayangku? Katanya kamu rindu, kenapa mengacuhkan aku? Apa kamu tidak ingin manja padaku?" Seungjun mencubit tangan Hyojin yang melingkar pada perutnya agar melepaskan dirinya. Karena sakit, Hyojin melepaskannya. Ia menatap Seungjun heran, hanya ada satu cara jika seperti ini. "Seungjun, aku tanya sekali lagi. Ada apa?" Tanya nya dengan nada tidak bersahabat, Hyojin juga mengeluarkan feromonnya yang akan sedikit mencekik Seungjun.

Benar saja, Seungjun jatuh terduduk pada tepi ranjang, ia memegangi lehernya karena pengaruh feromon Hyojin. "Jika kamu tidak ingin tersiksa lebih lanjut maka katakan padaku ada apa" Paksa Hyojin, karena demi apapun dirinya tidak bisa membaca pikiran Seungjun sekarang. "Hentikan" Pinta Seungjun yang tentu saja dilakukan oleh Hyojin. "Kamu ingin tau alasanku marah padamu? Apakah seorang Kim Hyojin tidak bisa membaca pikiran omeganya sekarang?" Seungjun tertawa sarkas, ia mendekatkan diri pada Hyojin yang berdiri.

Bugh

Iya, Seungjun memukul perut Hyojin. "Kamu adalah alasanku marah" Seungjun melayangkan satu lagi pukulan pada Hyojin. "Hiks, kamu jahat Hyojin" Seungjun memeluk erat Hyojin setelah memukulnya. Hyojin semakin tidak mengerti salahnya apa, ia mengabaikan rasa sakit pada perutnya dan membalas pelukan Seungjun yang terisak.

"Ingin minum sesuatu yang hangat?" Tawar Hyojin sambil terus mengusap punggung omeganya yang bergetar hebat karena menangis. Belum pernah Hyojin melihat Seungjun yang menangis seperti ini padahal tidak sedang heat. "Aku ingin susu hangat" Hyojin mengangguk dan melepaskan pelukannya untuk membuatkan susu hangat untuk Seungjun. "Tunggu di ruang tamu, kita akan bicara disana"

Se-sabar itu memang Hyojin menghadapi sikap Seungjun yang kekanakan. Ia menunggu Seungjun untuk menghabiskan susunya. "Ada apa?" Entah sudah ke berapa kali Hyojin bertanya. Ia menggenggam tangan Seungjun yang duduk bersebelahan dengannya. "Saat kamu Rut, setiap malam kamu menyiksaku. Aku tidak bisa tidur karena kamu terus saja memanggilku Hyojin" Keluhnya menumpahkan segala apa yang ia pendam sendirian.

Okay jadi Seungjun marah padanya karena tidak bisa tidur dan-

"Aku sangat merasa bersalah padamu karena aku tidak berguna sebagai mate mu Hyojin. Aku tidak tahan membayangkanmu tersiksa karena Rut tanpa ku. Harusnya aku membantumu saja meskipun katamu itu menyakitkan" Hyojin tersenyum pada Seungjun yang sejak tadi menunduk karena tidak berani menatap Hyojin.

[IV] Mine? RightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang