30

45 4 0
                                    

"Selamat pagi alpha ku sayang" Seungjun memeluk erat Hyojin yang sedang memasak 6 bungkus ramyeon untuk mereka berdua.

Hyojin hanya berdehem sebagai jawaban, dirinya masih kesal karena menyadari bahwa dia tidak Rut hari ini dan mereka berdua harus ke gunung. Jelas-jelas dirinya sudah ditipu oleh Seungjun dan pada akhirnya terjatuh dalam godaan omeganya.

"Aku sudah menyiapkan segalanya untuk ke gunung. Setelah sarapan kita akan langsung pergi" Ucap Seungjun senang sembari menggerakkan tubuhnya ke kanan-kiri. Mau tak mau Hyojin ikut bergerak karena dirinya dipeluk.

"Naik helikopter saja bagaimana? Langsung sampai" Tawar Hyojin, tapi memang dirinya ini malas sekali jika membayangkan harus berjalan naik kesana.

"Tidak mauuu, aku ini tidak lemah dan tidak akan cepat lelah. Jadi tidak perlu khawatir"

'Siapa yang khawatir padamu? Aku khawatir pada diriku sendiri' Inner Hyojin, untung saja Seungjun tidak dapat mengetahuinya. Jika iya pasti dia akan dipukul, tapi sekarang Seungjun tidak pernah memukuli dirinya loh.

Mungkin karena sudah cinta berat dengan alpha nya dan merasa hal itu memang tidak baik. Lebih baik bertengkar diatas ranjang dengan Hyojin sih bagi Seungjun dan Hyojin juga dengan senang hati mengabulkannya.

"Aku sangat bersemangat sekali naik kesana Hyojin" Seungjun menunjuk puncak gunung yang akan mereka daki, mereka sudah sampai dan gunung ini tidak terlalu menanjak serta jalannya juga mudah untuk dilewati.

"Ayo cepat Hyojin" Seungjun menarik tangan Hyojin dan mulai berjalan.

"Pelan-pelan sayang, ini masih pagi nanti kamu lelah"

"Aku tidak lelah, sungguh"

Seungjun mengoceh di sepanjang perjalanan, mulai dari bunga yang indah, buah yang aneh, dan banyak lagi yang ia bicarakan.

25 menit kemudian...

"Hyojinnnn, gendong" Hyojin memutar bola matanya malas, sudah ia kira jika akan seperti ini makanya dia khawatir dengan dirinya sendiri.

"Sini naik" Hyojin sedikit membungkuk agar Seungjun bisa naik ke punggung nya.

"Ayo jalan, sebentar lagi akan sampai" Seungjun mengecup puncak kepala Hyojin untuk menyemangatinya.

Di sisa perjalanan mereka, Seungjun hanya diam dan tidak mengoceh lagi, mungkin lelah jadi dirinya tertidur pulas pada gendongan Hyojin.

Hyojin jadi ingat bagaimana dulu dirinya sangat sulit untuk mendapatkan kepercayaan dari Seungjun. Sekarang malah omeganya ini benar-benar bergantung padanya bahkan hal-hal kecil.

Dia bersyukur sih karena berhasil menjadi sandaran Seungjun kapanpun dia membutuhkannya. Dan ia bahkan sudah merencanakan jadwal untuk bertemu dengan psikiater untuk Seungjun. Hyojin ingin Seungjun benar-benar sehat dari berbagai sisi agar tidak tersiksa lagi karena masa lalunya.

"Akhirnya" Hyojin menyandarkan Seungjun tidur menyandar pada pohon, ia mengambil ransel yang dibawa Seungjun juga dan menata alas untuk mereka. Hyojin memilih dibawah pohon yang rindang agar teduh jadi Seungjun tidak terganggu.

Setelah menatanya, Hyojin membaringkan Seungjun dan memberikan lengan kirinya sebagai bantal. Wajah damai Seungjun membuat Hyojin tersenyum, ia berhasil bukan untuk menjadikan Seungjun miliknya? Meskipun belum sepenuhnya karena mereka belum bonding.

"Tidak sia-sia sih aku menyewa satu gunung hanya untuk kamu tidur" Monolognya kemudian terkekeh, memang benar ia menyewa gunung ini untuk sehari. Hyojin tidak tau pasti ini gunung atau bukit karena dia hanya mencari gunung yang tidak terlalu berbahaya.

[IV] Mine? RightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang