1

115 3 0
                                    

Kicauan burung dipagi hari membangunkan zea, jam menunjukan pukul 7 pagi. Zea reggangkan otot-otot tubuhnya atau bisa dibilang mengulet. Senyuman dibibir zea entah kenapa tak pernah lepas dirinya berharap hari ini akan sangat menyenangkan, mood yang baik ini tak boleh ada yang merusak.

Tok

Tok

Tok

"Nona Zea! anda sudah bangun?"

Baru saja zea merasakan mood terbaik menghampirinya dan kini dirinya harus mendengar suara yang hampir setahun lebih  selalu didengarnya. Tentunya mood terbaikku langsung menghilang.

"Oh tuhan, bisa gak si sehari aja kasih gue jeda untuk gak mengurus pekerjaan arghh"

Dengan malas zea turun dari kasur lalu membuka pintu kamarnya dan dilihatnya raut wajah kemerahan dari sekertarisnya itu yang saat ini tengah menatap zea dengan tatapan terpesona.

"Kenapa?" Tanya zea dengan nada malas.

"Eh, itu tuan Dean menyuruh saya menemui anda. Dia meminta anda untuk melakukan perjalanan ke Singapura"

"Untuk apa gue kesana? Dan lo! Fungsinya ponsel itu apa eh ? kenapa lo selalu datang ke apartemen gue?"

Rusak sudah, harapan zea untuk bersantai dan menikmati pagi indahnya

"Ada pertemuan antar perusahaan besar nona, ayah anda tidak bisa menghadirinya karena beliau juga ada pertemuan hari dengan beberapa perusahaan besar lainnya. Dan maaf saya tidak memberi tahu anda lewat ponsel karena ini perintah dari ayah anda langsung untuk saya selalu disamping anda"

Zea menghela nafasnya lalu mengusap wajahnya dengan kasar ingin rasanya melempar tubuh sekertarisnya itu ke sang ayah. Dan bilang pada ayahnya bahwa aku tidak suka dibuntuti sekertsris gilanya ini.

"Lo itu cuma sekertaris gue dikantor bukan sekertaris pribadi gue dirumah. Jadi gak perlu 24 jam ngelihat keadaan gue, lo bisa melakukan pekerjaan lain yang lo sukai. Tanpa harus menunggu gue disini"

"Tapi nona, saya menyukainya jika berdekatan dengan anda"

Zea melongo mendengarnya, Digo ini memang gila. Bagaimana bisa menyukai pekerjaan yang mengharuskannya 24 jam bersama zea.

Tangan zea yang sudah gatal itu akhirnya menyentil dahi Digo hal itu tentu membuat digo meringis kesakitan tapi berusaha untuk tetap stay cool menahan sakit.

"Dasar gila, sudah sana tunggu dimeja makan. Gue mau mandi nanti kalo udah gue nyusul turun."

"Nona ingin kumasakan sesuatu, di meja makan hanya ada roti dan selai."

Mendengar itu entah kenapa zea ingin sekali mengerjai digo. Itung-itung hiburan zea karena digo selalu merusak mood terbaiknya.

"Gue pengen nasi goreng buatan rumah, apa lo bisa kesana dan meminta sama mama untuk memasakannya."

Zea melihat raut wajah digo mulai berubah jadi terlihat ragu namun tak nunggu waktu lama digo tersenyum kepada zea. Entah apa yang dipikirkan lelaki itu yang jelas zea tak mau mengambil pusing.

"Baik nona, saya akan secepatnya kembali. Saya permisi nona"

Zea terdiam melihat digo yang sudah berlari keluar rumah dengan cepat, pasalnya jarak rumah dengan apartemen yang zea tinggalkan cukup jauh terlebih di pagi hari pasti macet menghiasi jalan jakarta.

"Yaa setidaknya gue bisa tidur lagi atau mungkin lebih baik gue berendam. Emm sepertinya berendam pilihan terbaik untuk menenangkan pikiran"

Setelah 15 menit berendam zea memilih pakaian yang akan dikenakan ke kantor dan entah kenapa hari ini zea ingin sekali berpakaian santai dan membawa motor kesayangannya ke kantor.

BOSS SEXY (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang