29

0 0 0
                                    

~Author Pov~

Nino mengambil sapu tangan di saku jas miliknya, lalu dengan santai berjalan kearah Joy dan Ody seraya mengelap kedua tangannya dengan sapu tangan tersebut.

"Nino, bagaimana bisa lo ada disini?!"

"Lo lupa soal alat pelacak plus pelindung yang gue kasih?"

"Maksud lo yang ditaro di jendela?"

"Yups"

"Tapi gimana bisa? Semua jendela disini kan dipecahin sama mereka!"

"Ody, alat pelacak itu gue taro dijendela emang fungsinya buat ngelacak dan liat situasi keadaa. Jadi gue bisa langsung dateng buat ngelindungin rumah ini. Itu fungsinya"

"Wahhh sugoi !!!" Teriak Joy seraya menunjukan kedua jempolnya.

Sedangkan Ody terdiam, masih tak manyangka bahwa Nino memberikan alat sekeren itu.

"So, kalian oke kan? Ada yang luka?"

"Tenang kita oke kok, Ody aja tuh yang keliatan panik. Padahal aset negara dia tuh"

"Hahaha terlalu banyak yang menyerang tiba-tiba dan harus berbagi untuk melindungi seseorang memang membuat panik dan gak fokus. Percayalah dia yang paling kuat diantara yang lain"

Joy menatap Ody yang kini mengalihkan pandangannya, Joy rasa Ody sedang tersipu malu dipuji oleh lelaki tampan didepannya itu.

"Uluhhh biasa aja kali tuh muka"

Mendengar ucapan Joy, dengan cepat Ody menoleh kearahnya. Lalu menoyor kepala Joy, dirinya geram entah karena malu atau memang benar-benar kesal dirinya tak bisa mengalahkan lawannya.

"Berisik !!"

"Dihh sewot, tuh muka kondisiin dulu mending. Udah kayak tomat"

"JOY !"

Mendengar nada Ody yang mulai berubah, Joy memilih menyembunyikan tubuhnya dibalik punggung Nino.

Sedangkan Nino tertawa, melihat tingkah keduanya.

"Sudah-sudah, lebih baik kita bereskan mereka dan sebentar lagi polisi akan datang. Ah pembantu dan satpam yang menjaga mereka selamat tentunya tanpa ada luka"

"Syukurlah" ucap Joy dan Ody bersamaan.

Setelah menunggu kurang lebih 2 jam, akhirnya datanglah polisi dan beberapa rekan Ody. Mereka menanyakan yang telah terjadi.

Jam bahkan sudah menunjukan pukul 6 pagi dimana semua mulai beraktivitas.

Joy terlihat begitu lelah, matanya sudah mulai tak kuat menahan rasa kantuknya.

Bahkan kini dirinya tak memperdulikan siapapun, dirinya lebih memilih melangkah ke sofa yang masih dijadikan tempat untuk Ody dan teman-temannya.

Joy melihat Nino yang sedang asik menikmati minumannya.

"Kenapa Joy?"

"Bolehkan gue tidur sambil meluk dan duduk dipangkuan lo?"

Diam, ya semua yang tadinya asik berbincang kini terdiam.

Ody langsung menggenggam tangan Joy, menariknya untuk tiduran disebelahnya. Tapi Joy menolak ia menginginkan bersadar di dada Nino.

"Apaan si Joy, sini tidur aja dipaha gue!!"

"Tapi mau tidur di dada Nino, mirip sama punya Raka. Joy kangen !"

"What !! Heh kalo kangen ngapain lo nyuruh gue jemput, mending lo nginep aja tadi"

BOSS SEXY (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang