46

0 0 0
                                    

~Author Pov~

Jam menunjukan pukul 9 pagi terlihat Joy dan Raka masih tertidur pulas, lain halnya dengan keenam orang dirumah yang kini tengah asik bercanda didapur.

"Mama ini kuenya gosong!!"

"Mel ! Kan udah dibilangin waktunya jangan kelamaan" sewot Aurel.

"Tapi Amel tadi ngatur waktunya pas kok"

"Kalo pas gak bakalan gosong sayang"

Amel terdiam, Herman yang menata kue di toples pun menepuk bahu Amel. Herman terkekeh melihat wajah Amel yang memelas bahkan ingin menangis.

"Trus ini kuenya gimana?"

"Dibuanglah Amel !! Astaga sejak kapan dokter spesialis bedah jadi oneng begini?" Ucap Rara ikut sewot dengan kelakuan Amel.

"Tapi sayang loh ini banyak banget"

"Makan deh Mel kalo gitu, kamu habisin sendiri. Paling rasanya pait sedikit" ucap Ody tak habis pikir dengan kelakuan Amel

"Ck ya udah buang aja!"

"Terserah !!!" Teriak ketiganya membuag Herman dan Loli tertawa. Momen seperti ini sudah lama sekali tak dirasakan mereka, dulu waktu mereka kecil pun ada saja yang diributin entah hal kecil atau hal besar.

"Ngomong-ngomong si Raka sama Joy belum bangun?" Tanya Loli

"Cape deh kayak tan, apa lagi si Joy habis perjalanan jauh langsung digempur Raka" ucap Rara yang diangguki ketiga sahabatnya.

"Hahaha maklum habis berantem terus saling berbagi emosi lewat bercinta ya begitu jadinya"

"Iya kayak papa ke mama dulu"

Herman meleparkan sebuah tepung pada anaknya.

"Jangan bawa masa lalu deh"

"Loh benerkan?"

"Ya tapi..."

"Ee cieee om takut tante Loli cemburu yaa hahaha" ledek Ody pada Herman yang kini wajahnya terlihat memerah.

"Dasar tua-tua keladi" ucap Amel pelan yang disambut pukulan oleh Herman dan Loli karena posisi Amel pas berada disamping keduanya.

"Apa loh kalian berdua ini, sakitlah bahu dan kepalaku"

Sewot Amel seraya mengusap bahu dan kepalanya.

"Macam-macam mulutmu, kumasukan kamu kedalam oven ya"

"Jahat banget sama anak sendiri"

Loli tak memperdulikan anaknya, dirinya kembali fokus pada adonannya. Sedangkan keempat orang yang berada disana tengah terkekeh melihat Amel diacuhkan oleh Loli.

"Ketawa aja terus, kering tuh gigi baru tau rasa!"

Mereka semakin tertawa, Loli yang sudah tak bisa menahan tawanya pun kini ikut tertawa.

Sementara di lain tempat kini terlihat Adrian tengah menggusap perut Shura.

Dirinya bahagia bisa berada didekat Shura, walaupun dulu ada keinginan untuk membunuh keduanya. Kini setelah melihat langsung dirinya malah tak ingin berjauhan dari Shura, bahkan melupakan Rara.

"Sayang cepet bangun, aku kangen" ucap Adrian seraya mengecup tangan Shura.

Tok tok tok

Suara ketukan pintu membuat Adrian menolehkan kepalanya.

Tak lama seorang suster masuk ruangan diikuti dengan seorang dokter.

"Permisi tuan, saya cek lagi kondisi nona Shura"

BOSS SEXY (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang