Chapter 12

103 13 0
                                    

Arka berjalan santai di koridor, banyak siswa siswi yang berdiam didepan kelas hanya untuk mengobrol biasa, karena memang bell berbunyi masi lama.

Sebenarnya Arka malas untuk datang ke sekolah, karena pasti ia akan bertemu dengan Disya dan Aldi. Soal kemaren Arka benar benar bingung dengan Disya, kenapa Disya bisa bisanya mengucapkan seperti itu? Dan juga ia sekarang menjadi curiga terhadap Aldi.

Saat Arka sudah duduk di bangkunya Disya dan Aldi langsung mendekat kearah Arka yang memang sebenarnya mereka menunggu kedatangan Arka.

"Ka, soal ucapan gw yang kemaren... Gw minta maaf." Disya menundukkan kepalanya merasa bersalah.

Arka tidak menjawabnya ia malah menelungkup kan kepalanya.

"Ka, gw tau siapa yang teror lu." ucapan Aldi itu membuat Arka langsung mendongakkan kepalanya. Melihat kearah Aldi dengan tatapan tajamnya.

"Lu kan yang teror gw selama ini?"

Aldi menggelengkan kepalanya, "bukan."

"Iya Ka, bukan Aldi yang teror lu tapi-"

Ucapan Disya terpotong oleh suara bell dan juga seorang guru yang masuk kedalam kelas.

•••

Saat ini Arka sedang berada di sebuah taman, sendirian, dengan tangan sedang memegang cup yang berisi kopi.

Arka Masi memikirkan perkataan Disya tadi pagi, ia sangat penasaran siapa yang men teror nya jika bukan Aldi?

Tadi saat disekolah Disya tidak sempat memberitahu apa apa ke Arka, Karena Disya mempunyai urusan mengakibatkan ia pulang ke rumah lebih awal.

Dan sebenarnya Aldi juga ingin menjelaskan apa yang akan dijelaskan oleh Disya, tapi Arka malah menjauhi Aldi saat Aldi ingin berbicara. Ngomong ngomong Arka sedang kesal kepada Aldi entah masalah apa karena sebenarnya mereka sebelumnya tidak memiliki masalah.

"Jadi siapa yang sebenernya teror gw?" Tanya Arka entah kepada siapa.

Cukup lama Arka berdiam diri di taman yang lumayan sepi itu, Arka memutuskan untuk pulang kerumah nya.

Arka melajukan motornya dengan kecepatan yang lambat, karna selain ia sedang pusing dengan masalah yang ia alami Arka juga ingin melihat pemandangan disepanjang jalan yang ditumbuhi pohon-pohon tinggi.

Jalanan nya sepi, tidak ada kendaraan yang melewati jalan itu selain dirinya. Arka menaikan kecepatan, karna hari juga sudah mulai sore.

Namun, tiba tiba, dua motor berwarna hitam menghadangnya. Arka memelankan kecepatan motornya dan berhenti, dua orang itu turun dari motornya dan mendekati Arka.

Sedangkan Arka dibalik helm nya mengerutkan keningnya bingung.

"Lo siapa?! Pake hadang hadang gw."

Bukannya menjawab tapi mereka, orang yang memakai serba hitam itu malah menendang Arka. Arka yang tidak siap dengan itu terjatuh dari motornya.

Kepalanya menghantam aspal, tapi beruntung nya karena ia belum melepas helm nya, jadi ia hanya merasakan pening sedikit dan juga nyeri di kakinya karna tertimpa motornya.

Arka membenarkan motornya yang terjatuh, lalu melepas helm nya.

"Apa apaan lo nendang gw?! Punya masalah apa lo sama gw?"

Dan lagi, kedua orang itu tidak menjawabnya dan malah memukulnya. Arka yang sebenarnya sudah menduga itu pun menghindar.

Arka membalasnya, ia kewalahan saat melawan mereka, karena bagaimanapun Arka hanya seorang siswa SMA. Dan juga mereka berdua, sedangkan ia sendiri.

Arka terdorong kebelakang keras, punggungnya terbentur dengan ban motornya membuat ia meringis sakit.

Melihat itu salah satu orang itu menghampiri Arka dan berjongkok, membuka kaca helm full face nya dan melemparkan sebuah kertas yang digulung seperti sebuah bola.

"Maaf."

Arka menatap mata orang yang berada dihadapannya, ia seperti mengenal dengan tatapan itu. Tapi, siapa? Dan juga kenapa meminta maaf kepadanya?











Aku tau ini makin aneh, maaf ya teman teman, aku baru nyoba buat nulis cerita. Kalo ada salah kata atau apapun itu tolong kasih tau yaa:)

And makasih banyak yg udah mau vote cerita ini:D

ARKANA [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang