Brak.
Dian yang masi menunggu Arka di ruang tamu tersentak kaget dengan pintu yang terbuka keras itu.
"M-mas? Ma-maaf aku aku ga bermaksud buat keluar dari kamar." terlihat jelas raut ketakutan Dian saat melihat Jaya.
Membuat Jaya yang masi berdiri diambang pintu menjadi sakit di hatinya. Sekejam itukah dirinya?
Jaya mendekat membuat Dian berjalan mundur karna takut jika Jaya akan memukulnya kembali.
Saat sudah sampai dihadapannya Dian menutup matanya erat, bersiap dengan apa yang akan ia terima seperti biasanya.
Namun yang ia rasakan bukan sebuah pukulan melainkan pelukan, membuat Dian terkejut.
"Maaf. Maafin aku sayang." Dian yang mendengar itu menjadi menangis, membalas pelukan suaminya yang sudah lama ia tidak rasakan.
Pelukan yang hangat, pelukan yang sangat ia sukai dari dulu. Mencium kembali harum suaminya yang ternyata masih sama seperti dulu.
Jaya melepaskan pelukannya dan menatap istrinya, lalu mencium kening istrinya lembut sebelum kembali dipeluknya erat.
Jaya teringat sesuatu, Arka, ya Arka. Dimana anak itu sekarang?
"Sayang, Arka dimana?"
"Gatau mas, Aldi sedang mencarinya."
Jaya dan Dian kembali duduk di sofa, keduanya terdiam, sudah cukup lama mereka tidak berinteraksi membuat keduanya menjadi canggung. Sebelum Dian membuka suaranya kembali.
"Mas udah tau semuanya?"
Jaya mengangguk, "maaf, maafin aku yang selalu nyakitin kamu sama anak kita. Mas terlalu mencintaimu sehingga saat mas tau kamu berselingkuh dan Arka adalah anak dia membuat mas marah"
Dian menangis kembali, "iya gapapa, maafin aku juga, selama ini belum bisa jadi istri yang baik."
"Tadi, Alin datang ke kantor mas, dia bilang semuanya ulah dia."
Jaya menghela nafas sebelum melanjutkan kembali perkataannya,
"Semua ini salah aku. Kalo aja aku terima kalo Indra memang lebih maju dari aku. Tapi kamu tau kan, bukan aku yang membunuhnya"
Dian mengangguk, ia tau bukan Jaya yang membunuh Indra.
Perkataan Jaya tentang Alin membuat Dian teringat dengan Disya.
"Mas, ternyata Disya itu anak dari Alin."
"Pantas saja saat mas bertemunya, mas seperti pernah melihat nya"
Dian mengangguk setuju, ia juga sama saat melihat Disya saat itu, ia seperti melihat seseorang yang pernah ia kenal.
"Tapi aku khawatir, kalo dia deketin Arka cuma buat bales dendam doang."
Jaya yang mendengar itu menoleh kan kepalanya pada sang istri "benar. Apakah Aldi sudah menemukan Arka belum ya? Aku jadi khawatir gini."
Dian melihat kecemasan didalam diri Jaya kepada Arka. Ia senang, sungguh Jaya sudah mau mengakui Arka sebagai anaknya.
Dian yang melihat Jaya berdiri langsung bertanya "mau kemana?"
"Mencari Arka. Kamu tetap disini. Kunci rumah takut Alin datang kesini. Aku sudah menyuruh anak buah ku kesini untuk menjaga kamu"
"A-aku boleh ikut?"
Jaya menggeleng "kamu tetap disini."
Dian hanya mengangguk pasrah.
Makin aneh aja yaa wkwkk.
Btw, dua chap lagi bakal tamat termasuk epilog yaaJangan lupa vote sama komennya, biar tambah semangat:(
Maaf jika ceritanya aneh sksk
KAMU SEDANG MEMBACA
ARKANA [Completed]
أدب المراهقينBagaimana saat seseorang yang sangat kau sayangi ternyata penyebab semua yang telah terjadi? Bukan cerita bl. Udah di revisi tapi maaf kalo Masi berantakan. [Cerita ini untuk dibaca bukan untuk ditulis ulang.] WALAU SUDAH END TETEP WAJIB VOTE!! #2 a...