Chapter 14

99 13 0
                                    

Hari sudah sore, tetapi Arka sama sekali belum ada tanda-tanda untuk bangun, sepertinya lelah sekali dengan dunia nya. Namun tidak lama Arka membuka matanya, lalu mengusap wajahnya.

Arka bangun dan duduk terdiam, mengumpulkan nyawa lalu berdiri untuk meninggalkan rooftoof. Melihat jam tangannya yang menunjukkan pukul 4 sore, Arka menghela nafas lelah, ternyata ia tidur cukup lama.

Sekolah sudah sepi, hanya ada beberapa siswa/i disini yang sedang mengikuti eskul. Arka masuk kedalam kelas yang sudah kosong itu, untuk mengambil tas nya dan langsung pergi dari sekolah.

Diperjalanan pulang entah kenapa ia gelisah, Arka tiba tiba memikirkan mamahnya yang dirumah. Pedahal akhir akhir ini Jaya tidak pulang kerumah, yang berarti mamahnya pasti aman.

Setelah sampai di rumah, Arka benar benar terkejut, melihat mobil ayahnya. Arka langsung berlari kedalam rumahnya, dan ya, seperti sebelumnya mamahnya dipukuli. Mungkin ini arti kegelisahan nya.

Dian terduduk dengan kepala menunduk, tidak seperti biasanya bahunya tidak bergetar karna menangis, Arka mendekati Dian sedangkan Jaya yang melihat Arka langsung tersenyum miring.

"Kamu kan yang bikin mobil saya rem blong? Sampe saya harus di larikan ke rumah sakit."

Arka menggeleng, cukup terkejut karna ternyata Jaya tidak pulang kerumah selama berhari-hari karna dirawat dirumah sakit.

Jaya yang melihat respon Arka menjadi emosi. Mendekati Arka yang masih memeluk istrinya, menarik rambut Arka hingga Arka berdiri karna tarikan kuat dari ayahnya.

Plak.

Tamparan yang keras membuat Arka sedikit limbung. Arka memegang pipinya yang pasti sudah memerah itu. "Gw gatau, dan gw mohon jangan sakitin mamah gw lagi anjing."

Dengar bentakan Arka membuat Jaya mengeras kan rahangnya, menahan amarah yang bentar lagi membuncah.

Bugh.

Bugh.

Bugh.

Tiga pukulan itu membuat Arka terduduk, memegang rahangnya yang sakit. Sudut bibirnya berdarah dan juga linu dibagian rahang.

Arka berdiri dan langsung memukul balik Jaya, untuk saat ini Arka tidak akan diam lagi saat dipukul. Ia terlampau lelah diperlakukan oleh ayahnya sendiri seperti ini.

"Kau sudah berani melawan ku hah?!"

"Ya! Lagi pula lu siapa hah? Ayah gw? Huh ayah gw udh mati. M A T I" Tekan Arka di akhir kalimat.

Jaya terdiam mendengar perkataan Arka, entah kenapa saat mendengar ucapan itu membuat hatinya sakit. Jaya mengepalkan tangannya kuat, hingga timbul urat. Jaya pergi melangkah kearah kamarnya.

Arka langsung menghampiri Dian yang masi terdiam, Arka membantu Dian berdiri, mengantarkan mamahnya menuju kamarnya.

"Mamah gapapa kan?" Tanya Arka khawatir.

Dian hanya mengangguk menanggapi pertanyaan Arka.

•••

Arka merebahkan dirinya dikasurnya. Menutup matanya dengan tangan besarnya. Arka benar benar capek, ia ingin pergi dari sini, karna jika disini ia tidak akan pernah menemukan kebahagiaan nya.

Handphone Arka bergetar, Arka  mengambil handphone yang berada diatas nakas. Melihat siapa yang menelepon, saat tau Disya yang menelpon Arka langsung meletakkan kembali handphone nya.

Namun getaran dari ponselnya tidak berhenti membuat Arka kesal sendiri. Mematikan ponselnya agar tidak menggangu nya lagi.

Arka bangun dari rebahan nya, badanya terasa lengket, karna belum mandi, terakhir mandi saat ia akan berangkat sekolah saja.

"Mandi dulu deh, sebelum tidur."












Jangan lupa vote dan komennya guys hehehe.

Maaf klo makin aneh TwT

ARKANA [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang