Arka berjalan santai di koridor sekolahnya dengan kedua tangannya ia masukkan ke dalam saku celana nya. Udara pagi ini cukup dingin, karena tadi subuh memang sempat turun hujan. Pandangan Arka mengedar untuk mencari sosok sahabatnya yang ia kenal dari saat ia Sekolah Menengah Pertama.
Arka masuk kelas dan menuju ke tempat duduknya yg ternyata sudah ada sahabatnya yg sedang memainkan handphone.
"Al, nanti pulang sekolah anter gue ya?" Tanya Arka saat sudah mendudukki bokongnya di samping sahabatnya itu.
"Club?" Tanya balik Aldi seakan ia tau apa yang Arka tuju.
"Hm"
Aldi menghela nafas kasar saat ia mendengar jawaban Arka. Pasti Arka sedang mempunyai masalah di tambah lagi sebelumnya Arka tidak masuk selama satu minggu.
"Ka?" Ucap Aldi yg hanya di balas deheman saja dari Arka.
"Lo kenapa ga bales Ayah lu?" Omel Aldi karna ia sangat jengkel kepada sahabatnya yang jika di pukuli oleh Ayahnya hanya diam saja. Ya, Aldi tau semua masalah Arka. Arka menceritakan semua masalahnya ke Aldi karena Arka benar-benar menganggap Aldi sebagai saudaranya.
Aldi pikir, Ayah Arka adalah pyshcopath, kenapa Aldi berpikir seperti itu? Karna ia pernah melihat Arka yg di pukuli oleh Ayah Arka saat ia mengantar Arka kerumahnya karna pada saat itu Arka sedang sakit.
Pada saat itu Aldi ingin membantu Arka namun sayangnya kedua tangan Aldi dipegang oleh dua orang pria kekar, yang pada akhirnya saat ia melawan ia juga terkena pukulan.
Aldi melihat bagaimana Arka yang di pukul habis habissan oleh Ayah Arka sambil berteriak seperti orang gila, namun sesaat kemudian pria paruh baya itu tertawa.
Mengerikan, pikir Aldi.
Arka terkekeh mendengar omellan Aldi. Melawan Ayahnya? Ia pikir sepertinya tidak akan melawan jika Ayahnya memukulnya lagi, karena pada saat ia melawan yang akan jadi sasaran pukullan Ayahnya bukan dirinya saja melainkan dengan Mamahnya juga, dan Arka tidak ingin itu terjadi.
Lagi.
"Lo tau? Gue kemarin lawan tuh si tua bangka, tapi lo tau setelah itu? Malah Mamah gue dibuat sekarat tuh sama si tua bangka anjing!" Balas Arka yg makin sini nada suaranya meninggi. Untung saja di kelas hanya ada mereka berdua.
¤¤¤
Saat ini Arka dan Aldi sudah berada di club yang sering mereka datangi. Arka dan Aldi berjalan menuju meja bar dalam perjalanan ke meja bar Arka dan Aldi selalu digoda oleh para jalang yang memakai pakaian yang sangat-sangat kekurangan bahan.
"satu." ucap Arka saat ia sudah berada di meja dan langsung memesan minuman haram itu.
Seakan mengerti, pria yang berjaga di meja bar langsung memberikan satu gelas yang langsung di minum oleh Arka. Aldi yang melihat hanya menggelengkan kepalanya.
"Satu."
Arka sudah minum 8 gelas yang membuat ia mabuk berat dan untungnya Aldi hanya minum 3 gelas jadi ia tidak terlalu mabuk.
Aldi membopong tubuh Arka ke arah parkiran. Ah, Aldi lupa jika ia kesini membawa motor. Karena ia sayang nyawa, dan tidak mau mati muda jadi ia putuskan untuk memakai taksi saja untuk menuju apartemen-nya dan menitipkan motornya dengan motor Arka kepada satpam yang berjaga disini.
Setelah sampai, Aldi menidurkan Arka di tempat tidurnya dan langsung menuju sofa yang ada di dalam kamarnya itu dan langsung tertidur dengan posisi duduk yang di yakini jika ia terbangun pasti akan pegal pegal.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARKANA [Completed]
Teen FictionBagaimana saat seseorang yang sangat kau sayangi ternyata penyebab semua yang telah terjadi? Bukan cerita bl. Udah di revisi tapi maaf kalo Masi berantakan. [Cerita ini untuk dibaca bukan untuk ditulis ulang.] WALAU SUDAH END TETEP WAJIB VOTE!! #2 a...