Chapter 20

195 8 0
                                    

Aldi merasa ada getaran di sakunya, karna ia pikir itu adalah Arka, ia cepat cepat meminggirkan motornya untuk mengangkat telepon itu.

Namun saat melihat layar telpon itu, ia sedikit terkejut dan takut. Jaya, ayah Arka menelponnya.

Aldi mengatur nafasnya sebelum mengangkat telepon nya.

"Bismillah"

"Ha-halo om?"

"..."

"Saya sedang mencari Arka om"

"..."

"Ohh hehe maaf om, maksudnya lagi mau menuju ke rumah Disya om."

"..."

"Nanti saya kirim alamat nya om."

"..."

Tutt.

"Alhamdulillah, ga diapa apain gw"

"Eh tapi kenapa tanya tanya Arka ya, kenapa bisa jadi tiba tiba peduli gitu? Apa abis keseruduk sapi kali ya jadi sadar"

Sedang memikirkan itu, tiba tiba telpon genggam nya itu bergetar menampilkan notifikasi.

"Yaampun, kenapa pake lupa gini si" ia langsung membalas pesan dari Jaya.

Di sisi lain Arka sedang akan mengantarkan pulang Disya, ia dan Disya sudah resmi jadian. Mengingat itu ia tersenyum sendiri, melupakan Disya yang sebelumnya menuduh mamahnya yang tidak tidak.

"Sya, tadi lu kesana naik apa?" Heran Arka karna jarak kesana terbilang jauh. Jika tentang Disya bisa sampe sana itu ia sudah tau bahwa Disya dikasi tau oleh Aldi.

Tak ada respon dari Disya, membuat Arka memelankan laju motor nya.

"Sya? Disyaa??"

Disya tersentak kaget lalu tersenyum merasa tidak enak. "Maaf bisa ulangin?"

"Ga penting itu, yang penting lu kenapa? Perasaan dari tadi lu diem mulu deh"

"Ka, lu sayang gw kan?"

•••

Jaya yang sudah mendapatkan alamat Disya langsung menuju rumah Disya. Hingga dering telepon mengalihkan perhatian nya.

Nomor tidak dikenal. Karna takut penting Jaya mengangkat nya.

"Kau tidak khawatir dengan istrimu hm?"

"Sial."

Jaya memutar arah, kembali lagi untuk kerumahnya. Karna ternyata Alin memang datang kerumahnya.

Mobil Jaya terpakir asal dihalaman rumah nya. Ia membuka pintu mobilnya dan keluar. Berjalan kearah pintu dengan tergesa-gesa.

Ternyata anak buahnya berhasil dilumpuhkan oleh Alin. Ia masuk kedalam rumahnya dimana ternyata Dian, sedang terikat dikursi.

"Sudah datang rupanya. Cepat juga ya haha"

"Bagaimana? Haruskah aku membunuh istri mu juga?"

"Maksud mu?"

Alin berdiri dari duduknya dan berjalan santai kearah Jaya.

"Tadinya niat saya ingin membunuh kamu, tapi sepertinya tidak seru jika kamu mati hm?"

"Jadi saya putuskan akan membunuh anakmu saja, agar kau stres. Tapi kayaknya kalo Arka saja belum cukup buat kamu stres. Jadi istri mu juga." Alin tersenyum manis.

"Dasar wanita gila."

•••

"Iyalah, ngapain lu tanya begitu an?"

Arka bisa merasakan dibahunya bahwa Disya menggeleng kan kepalanya.

"Lu cinta gw juga kan?"

"Iyaaa Disya, kalo gw ga cinta ga sayang ngapain gw terima lu? Em kalo inget itu gw jadi merasa bersalah, seharusnya gw yang nyatain duluan tapi malah lu"

"Gapapa, yang penting kita bisa sama sama." Aldi mengangguk membenarkan itu.

"Kalo gitu lu mau kan sama sama gw terus?"

Dibalik helm Arka, Arka mengerutkan keningnya bingung dengan pertanyaan pertanyaan Disya. Lalu mengangguk lagi.

"Kalo gitu lu mau kan mati demi gw?"

"Hah?"

"Gw udah terlanjur cinta sama lu. Kita mati aja bareng bareng mau kan? Kita hidup juga gaada gunanya juga. Kita cuma diperalat doang sama orang tua"

"Lu ngomong apaan sih?!"

Disya lalu menggoyangkan badannya agar motor itu oleng, saat ia melihat truk didepannya ia tersenyum.

"ARKA KITA BAKALAN MATI. AKU CINTA KAMU."

Arka yang mendengar itu menoleh kebelakang, kaget dengan perkataan Disya.

Saat ia kembali menoleh kedepan, ia benar benar terkejut karna saat ini didepannya ada sebuah truk.

BRAK.

Arka benar benar tidak bisa menghindar hingga akhirnya menabrak truk itu.

END

Okay gays! Udah tamatttt akhirnya wkwkwkkwk.

Maaf kalo kecewa sama akhirnya, akupun bingung sebenarnya dengan endingnya. Tapi yahh inilah akhirnya.....

Btw, ini belum bener bener selesai yaa...
Tungguin epilog nyaa.

Makasii semuanya yang udah sabar banget nunggu cerita ini☺️☺️

ARKANA [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang