Epilog

214 10 2
                                    

Dian terisak, memeluk batu nisan itu. Hari sudah sore, tetapi wanita itu enggan untuk meninggalkan kuburan itu.

"Hikss aku ga nyangka kamu bakal ninggalin aku secepat ini. Aku kira kita bisa memulai kehidupan yang baru dengan semua ini yang sudah terkuak."

Aldi yang masi disitu menemani Dian pun mengusap bahunya, ia juga merasa sedih. Kalau saja ia tidak terlambat, kalau saja ia tidak menyuruh Disya kesana. Pasti semua ini tidak terjadi.

Setetes air mata jatuh dari mata Aldi.

"Maafin saya om."

•••

Setelah kejadian Arka dan Disya tertabrak truk itu, keduanya dibawa ke rumah sakit. Tapi, Disya tidak tertolong karena ia terlempar jauh membuat benturan dikepalanya keras.

Sedangkan Arka, Arka selamat walaupun harus menjalankan operasi jantung, karna ternyata jantung Arka tidak bekerja secara optimal.

Saat itu, Jaya langsung mendonorkan jantungnya kepada Arka.

Untuk Alin, saat mengetahui putrinya kecelakaan ia langsung pergi dari rumah Jaya untuk kerumah sakit tanpa memperdulikan lagi Dian dan Jaya pada saat itu.

Alin berteriak histeris saat mengetahui ternyata putrinya, Disya tidak selamat. Karna lama menangis, Alin tidak sadarkan diri.

"Anak saya masih hidup kan dok?" Pertanyaan pertama yang keluar dari Alin saat ia tersadar.

Gelengan yang ia dapat dari dokter membuat dia menangis kembali. Namun sesaat kemudian dia tertawa kencang, lalu menangis kembali.

"ANAK SAYA MASIH HIDUP, IYA KAN?" Lalu tertawa kembali.

Alin turun dari ranjang pasien dan langsung mengamuk.

Dokter yang saat itu disana, langsung memberikan obat penenang.

Alin menjadi stres. Ia masi tidak terima jika anaknya sudah tiada.

•••

"Ka, gw minta maaf sama lo. Untuk yang teror itu gw memang baru sekali teror lu, dan itupun suruhan dari ayah lo"

Saat ini Arka dan Aldi sedang berada di bukit. Arka meminta Aldi untuk menemaninya disini.

Arka ingin menenangkan pikirannya.

Kejadian beberapa bulan yang lalu benar benar membuat dia syok.

Arka tidak menjawabnya, ia masih setia memandangi langit malam. Aldi yang mengetahui itu menghembuskan nafasnya.

"Ka, kayaknya kita harus pulang. Udah malem juga, kasian mamah lu dirumah sendirian."

Arka mengangguk dan langsung pergi meninggalkan Aldi dibelakang.

Arka menjadi pendiam.

Tidak lagi seperti dulu.

Aldi rindu dengan sikap Arka dulu, ia jadi ingin mengulang lagi saat dimana ia dan Arka bolos bareng.

Di hukum bareng untuk menghadap bendera hingga jam istirahat.

Menjahili adik kelasnya ataupun kakak kelasnya.

Semuanya tentang ia dan Arka ia ingin mengulang kembali.

Tapi Aldi akan berusaha, untuk mengembalikan sifat Arka yang dahulu. Dimana walaupun sedang sedih, sakit tapi Arka tetap tersenyum dan tertawa.

Terimakasih sekali lagi...

Dan maaf juga sekali lagii, karna aku tau ini jauh dari ekspektasi kalian. Tapi jujur ini juga jauh dari ekspektasi aku dan ini tuh melenceng banget dari rencana awal, tapi mau gimana lagi, udah mentok😭

Untuk tentang medis medis gitu, maaf kalo salah karna itu aku cuma ngarang wkwk.

JANGAN LUPA BACA "KAKAK KELAS''
DAN JUGA "GOODBYE" TERUTAMA SIJEUNI HEHE KARNA CAST NYA RENJUN.

CEK PROFIL KU YAA.

Paipai💙💚💜.

ARKANA [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang