"Ka, lo ga papa? Muka lo ko babak belur?" Tanya Disya aneh karna terakhir kali ia lihat Arka baik baik saja namun sekarang laki laki itu datang dengan wajah yang penuh lebam.
Arka menggeleng lalu menelungkupkan kepalanya pada lipatan tangan. Disya yang masih penasaran langsung melihat ke arah Aldi. Aldi yang mengerti tatapan Disya hanya mengangkat bahunya. Sebenarnya ia tahu apa yg terjadi kepada Arka. Namun karna itu masalah pribadi jadi Aldi hanya mengangkat bahunya pertanda ia tidak tahu, lebih tepatnya pura pura tidak tahu.
"Ka, ke UKS aja yuk gue obatin lukanya." panggil Disya pelan.
Arka menggelengkan kepalanya pelan.
Disya yang melihat itu menghela nafas. Menyerah dengan Arka yang keras kepala.
¤¤¤
"Ka, gue duluan." ucap Aldi setelah menaiki motornya.
Arka mengangguk dan setelah itu Aldi menjalan kan motornya.
Setelah memasang Helm Arka langsung menaiki motornya, saat akan menyalakan motornya sebuah teriakan memanggilnya.
Arka menoleh, dapat ia lihat Disya berlari ke arahnya.
"Hhh, hhh, gue nebeng boleh hhh." Ucap Disya dengan nafas memburu efek ia berlari dari kelas hingga area parkiran.
"Please..." Mohon Disya dengan mengatupkan kedua telapak tangannya.
Arka yang tadinya ingin menolak, menjadi tidak tega. Arka menghela nafas lalu mengangguk.
Disya yang melihat itu langsung tersenyum senang.
"Rumah lo dimana?" Tanya Arka sedikit berteriak agar kedengaran oleh Disya.
"HAH?!! GK KEDENGERAN!!"
"RUMAH LO DIMANA?!!"
Sekarang Arka bukan sedikit teriak tapi, teriak kenceng banget.
Arka menunggu balasan dari Disya namun Disya kunjung tak menjawab.
Arka menghentikan motor nya di pinggir jalan lalu melepas helm,
"Rumah lo dimana Disya?"
"Hah? Rumah gue?"
Arka yang mendengar itu menjadi kesal. Lalu menatap tajam Disya.
Disya yang melihat itu langsung cengengesan.
"Mmm... ke toko buku dulu boleh? Gue mau beli buku." Ucap Disya dengan di akhiri tawa kecil.
Arka yang mendengar itu menghembuskan nafas kasar. Lalu mengangguk dan menjalan motornya menuju toko buku.
Disya berjalan melihat lihat buku, sedangkan Arka hanya mengikuti Disya di belakangnya sesekali mengambil buku lalu di baca lalu disimpan lagi.
■□■
"Makasih udah anterin gue." Sambil turun dari motor.
"Hm, yaudah gue duluan yaa." Balas Arka.
"Iya, hati hati ya Ka."
Arka menyalakan motornya dan melajukannya dengan kecepatan sedang.
Arka berhentikan motornya lalu memasuki minimarket untuk mulai bekerja. Arka sekarang kebagian bekerja dari pulang sekolah sampe jam 10 malam.
22:00
"Huh, akhirnya. Pedahal baru sehari kerja tapi ni tulang kaya mau patah aja" Arka meregangkan otot ototnya yang seperti mau patah.Arka melajukan motornya lagi ke arah rumahnya yang seperti errrr neraka? Entah lah yang pasti sebenernya ia ingin pergi dari rumah itu. Tapi jika ia pergi siapa yang akan menjaga mamahnya yang selalu di jadikan pelampiasan kemarahan Ayahnya. Karna jika ia tidak ada Ayahnya akan melampiaskan kemarahannya pada sang mamah.
Arka membuka pintu rumah nya, sebelum membuka pintu ia menarik napas nya dalam dalam,
Clek.
Oke, Arka bisa bernapas lega karna Ayahnya tidak ada. Lalu berjalan ke arah kamarnya untuk mengistirahatkan tubuhnya.
Tadinya Arka akan ke kamar mamahnya tapi tidak jadi karna ia benar benar lelah dan ingin cepat cepat istirahat.
Karna aku orangnya suka bingung sendiri, jadi aku putusin buat publish yang udah aku Revisi. Sisanya bakal di publish nantiii😁
10, Febuari 2021
08 Januari 2022
KAMU SEDANG MEMBACA
ARKANA [Completed]
Teen FictionBagaimana saat seseorang yang sangat kau sayangi ternyata penyebab semua yang telah terjadi? Bukan cerita bl. Udah di revisi tapi maaf kalo Masi berantakan. [Cerita ini untuk dibaca bukan untuk ditulis ulang.] WALAU SUDAH END TETEP WAJIB VOTE!! #2 a...