42✨

324 60 6
                                    

Haruto memandang ke luar jendela kamarnya. Rumah itu serasa bertahun-tahun tak memiliki penghuni. Begitu gelap, sepi, tidak pernah ia melihat satupun orang keluar dari sana.

"Ruto berangkat yuk!" tiba-tiba Hanbin masuk ke dalam kamar sembari menggulung lengan kemeja putihnya.

Haruto pun mengangguk dan mengambil tas ransel. Sama seperti ayahnya, ia tidak terlalu suka memakai jas karena sering merasa kegerahan, sehingga jas atau rompi sekolahnya hanya berdiam diri di tas maupun loker.

✨✨✨✨✨

Baru sehari mengambil absen, ia merasa suasana di sekolah sangat berbeda. Belasan pasang mata yang tertuju kepadanya terasa asing, tidak seperti hari-hari biasanya. Hal itu membuat Haruto memiliki perasaan kurang nyaman.

Tidak hanya merasa asing, Haruto juga kehilangan banyak semangat untuk bersekolah. Banyak nilai mata pelajaran yang menurun, namun guru-gurunya bisa memaklumi. Persoalan itu pernah dibahas di kalangan para guru. Dua murid didikan mereka ikut terlibat, sehingga pihak sekolah tidak mungkin tinggal diam.

****

Haruto duduk di tribun berukuran sedang sambil melihat teman-temannya bermain sepak bola. Bukan hanya merasa kurang fit, Haruto juga tidak berminat sama sekali.

Pandangannya teralihkan setelah Jihan duduk di sebelahnya dan memberikan sekotak susu cokelat. Gadis itu tidak mengatakan apapun di awal, ia hanya sibuk menikmati minumannya sambil menonton pertandingan bola.

"Gue lega semuanya udah terungkap, semoga bener-bener selesai ya To," ucapnya.

"Akhirnya orang baik akan selamanya dikenal kebaikannya."

"To, gue bersyukur lo dan Wonyoung mau berteman sama gue. Sebelumnya gue ga punya temen deket, tetapi setelah kenal dengan kalian gue jadi bisa merasakan arti dari sebuah persahabatan." Haruto melihatnya tersenyum dengan pandangan tetap tertuju ke arah lapangan.

"Ada banyak perasaan baru yang hadir tanpa gue sadari," lanjut Jihan.

Pemuda itu mengangguk, "sama-sama.."

"Lo termasuk orang baik itu Ji, beruntung gue dan Wonyoung bisa melihat kebaikan lo."

"Makasih juga udah bantu gue selesaikan masalahnya."

Jihan mengerucutkan alisnya, "bantu?"

"Lo jadi teman gue juga udah termasuk bantuan. Kalo ga ada satupun orang yang mau berteman dengan gue, pasti gue udah kehilangan harapan." Jihan tertawa mendengarnya.

Setelah itu tidak ada percakapan lagi di antara mereka. Keduanya kembali berkutat dengan pikiran masing-masing.

"Jihan, gue ke kelas dulu ya," pamit Haruto lalu mengembalikan kotak susunya.

"Iya, k-kok dibalikin?"

Haruto tertawa kecil, "gue tau sejak awal lo ga berniat kasih minuman itu ke gue." Jihan terdiam ketika mengetahui Haruto sadar tentang niatnya. Teman prianya itu pun tersenyum dan pergi.

****

Sepulang sekolah ia dan Jeongwoo berencana pergi ke tempat latihan. Jeongwoo sengaja mengajaknya untuk bertemu anggota klub yang lain, ia berpikir Haruto perlu melupakan masalahnya dengan bermain bersama teman-teman.

LOOVE | Wonruto ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang