51 ✨THE END✨

580 42 7
                                    

Sejak malam itu, Haruto tidak pernah lagi bertemu dengan Wonyoung. Saat hari ulang tahunnya gadis itu pulang lebih dulu, tanpa kabar, tanpa berpamitan. Terhitung hampir 2 minggu sejak Wonyoung bersembunyi darinya, bahkan tidak ada pesan maupun panggilan di telepon.

Haruto seperti seseorang yang kehilangan arah, paginya hanya diisi dengan bertanya di mana Wonyoung. Rasanya sama seperti saat dulu, ia berlari kesana-kemari mencari gadis itu dengan perasaan bersalah.

Hari ini Haruto tidak memiliki hal untuk ia lakukan. Selepasnya bangun tidur, ia hanya keluar untuk sarapan roti dan kembali ke kamar. Pikirannya terbayang ungkapan perasaan Wonyoung, sungguh ia masih belum bisa percaya.

Kemudian tangannya bergerak untuk mengambil laptop dan menonton tayangan-tayangan Wonyoung di Youtube saat sebelum hiatus. Andai waktu bisa diulang, ia ingin menikmati masa-masa saat sahabat kecilnya baru saja debut. Gadis itu sangat ceria, setiap kembali dari sebuah acara ia pasti menceritakan apa yang terjadi dengan semangat menggebu-gebu. Bahkan saking senangnya terkadang ia meloncat-loncat karena bisa melihat idola favoritnya.

Tapi itu hanya berandai-andai, semenjak konflik hebat yang Haruto buat, senyuman Wonyoung terasa tidak pernah sama. Gadis itu tertawa, tapi selalu merasa ketakutan.

Mata Haruto beralih pada satu buah video yaitu talkshow yang menghadirkan Wonyoung, Kim Jongin, dan Jungwon. Ia baru ingat bahwa dirinya belum sempat menonton tayangan itu.

Sesekali ia tertawa kecil karena tingkah laku Wonyoung, kenapa gadis itu nampak berbeda saat di depan kamera? Pantas saja penggemarnya banyak. Haruto mengakui penyanyi Jang Wonyoung terkadang sangat menggemaskan.

"Betul sekali. Kemarin aku melihat dramamu, wahhh bukankah semua penonton merasa malu? Aku pun malu menontonnya."

"Kenapa, kenapa kau merasa malu?"

"Karena Jungwon sangat manis. Jika aku menjadi dokternya pasti pipiku merah."

"Hahaha terima kasih sudah memuji aktingku, sebenarnya aku sendiri masih canggung dan tidak yakin apakah memenuhi ekspetasi."

"Sangat memenuhi, iya bukan?"

"Lalu bagaimana denganmu Wonyoung? Kau masih remaja. Apa kau pernah merasakan yang seperti itu?"

"Bukankah Jungwon dan Wonyoung seumuran?" Haruto berdecih setelah mendengar kalimat itu, kemudian ia mempercepat tayangan.

"Lalu Wonyoung, kau juga 2004?"

"Iya, aku 2004."

"Kalau begitu bagaimana? Kau pernah berurusan dengan cinta? Seharusnya masa remaja seperti kalian sedang dalam tahap itu bukan?" Pemuda itu langsung menegakkan tubuhnya dari sandaran dan mengeraskan volume suara.

"Aku sendiri terlalu sibuk untuk berlatih menyanyi, menari, memproduksi lagu. Saat ini aku begitu mencintai musik, sehingga entahlah. Hahaha belum ada pikiran untuk ke arah situ."

"Lalu Wonyoung?"

"Kalau aku, karena ada peraturan dalam kontrak jadi aku tidak bisa. Di luar masalah kontrak aku juga memiliki jawaban sama dengan senior Jungwon. Dibandingkan mengurus masalah percintaan, aku rasa dengan menyanyi, menari membuatku senang."

"Lalu yang seperti apa?"

"A-apanya?"

"Tipemu yang seperti apa?" Haruto semakin penasaran dan tak pernah melepaskan pandangan dari wanita itu.

LOOVE | Wonruto ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang