Donghyuck dan Mark sedang bermesraan di kamar si rambut coklat. Mereka sangat sibuk sehingga Donghyuck tidak mendengar ponselnya berdering. Ketika ia mendengarnya, ia menjadi orang yang terengah-engah.
"Apa pacar Dongsook yang menelepon?" Mark masih mengingatnya meskipun hari ketika mereka bertemu Sungchan sudah lewat—tiga hari telah berlalu setelah pertemuan itu. "Apa kalian bertukar nomor?"
"Diam," Donghyuck terdengar agak kasar, tetapi ekspresinya menunjukkan bahwa ia tidak seperti itu sama sekali. Caranya memandang Mark bisa dianggap sebagai tatapan penuh kasih.
Donghyuck meninggalkan tempat nyaman yang ia dan Mark cintai di tempat tidur yang lebih muda dan pergi untuk menerima panggilan telepon. Ia melihat bahwa itu adalah ibunya. Itu belum memiliki nama, tetapi Donghyuck sebagai anak yang cerdas dan tidak pelupa tahu bahwa itu adalah nomor ibunya.
Jadi, ia menerima panggilan itu dengan Mark yang masih ada di kamar.
"Apa kau sendirian?" tanya ibu dulu.
"Uh, tidak... aku membawa Mark bersamaku."
Donghyuck merasakan bagaimana tempat tidurnya berderit di tempat ia duduk dan tahu bahwa Mark baru saja mendekat.
"Apa kau memperhatikan sesuatu yang tidak biasa dari orang itu?"
Ada satu menit keheningan dari sisi Donghyuck. Ia kemudian tertawa canggung.
"Maaf aku lupa."
"Apa yang kau lakukan dengan pacarmu sampai melupakan bagian terpentingnya?"
"K-kami bersenang-senang," Donghyuck terkikik dan itu cukup bagi ibunya untuk mengetahui apa yang ia maksud meskipun Donghyuck hanya melakukan sesi ciuman di pikirannya.
"Siapa itu?" Mark mendengus dan melingkarkan tangannya di pinggang Donghyuck.
"Sepertinya aku telah menemukan orang-orang yang mengancammu," kata ibu dan Donghyuck secara mental memalingkan muka. Ia bisa saja tutup mulut dan tidak membicarakan apa yang ia lakukan dengan Mark.
"Benarkah? Itu berita bagus. Siapa mereka?"
"Donghyuck," bisik Mark di telinga bocah itu. "Berikan aku perhatian."
Si rambut coklat hanya terkikik mendengarnya dan memutar lehernya agar Mark menciumnya. Mafia itu melakukannya tetapi juga mulai meninggalkan kissmark. Donghyuck senang karena ia tidak berisik seperti saat mereka sendirian.
"Ternyata kami mengenal mereka," kata ibunya.
"Tunggu, apa?!" seru Donghyuck dan tanpa sengaja memukul Mark dengan sikunya.
Donghyuck melompat berdiri dan menghadap Mark agar si mafia tidak menyerangnya dari belakang. Itulah kelebihan Mark.
"Kami kenal orang-orang itu, paling tidak salah satunya adalah anak sibpemimpin," lanjut ibu. "Apa nama Chenle cukup menjadi sebuah informasi?"
"Chenle..." gumam Donghyuck di bawah hidungnya. "Kedengarannya familiar tapi aku tidak bisa mengingatnya."
"Dia adalah anak yang biasa bermain denganmu di taman bermain dan juga di sekolah dasar."
"Tunggu, anak laki-laki yang suaranya seperti lumba-lumba itu?"
Ingatan Donghyuck semakin jelas tapi ia menduga itu karena Dongsook. Dongsook mungkin mengingat bocah lumba-lumba lebih baik daripada Donghyuck.
"Kurasa begitu," ibu terdengar agak tidak yakin. "Bagaimanapun, dialah yang... konon hilang setelah melemparkan pasir ke matamu. Untungnya, Johnny hanya menculik dan membuangnya di hutan tempat dia ditemukan oleh pejalan kaki."
![](https://img.wattpad.com/cover/304592755-288-k464532.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
[Terjemah] MASQUERADE | Markhyuck Mafia
FanficTerkadang Donghyuck harus berpura-pura menjadi Dongsook, gadis lemah dan rapuh, agar Paman Johnny tidak memilihnya sebagai penerusnya untuk menjadi pemimpin mafia. Itu layaknya sebuah pesta topeng, sungguh. Semua orang menyembunyikan jati diri dibal...