Precious Fox [11]

3.7K 550 42
                                    

"Tapi...Cara pakai anting itu gimana?" Bingung (name). "Ah nanti ku tanya Kakak saja. Aku sedikit lelah sekarang," ujar (name) dan memutuskan untuk tidur memulihkan energinya.

Malampun berlalu dan sekarang sudah menjelang pagi. Hari pertama Irodori festival dimulai.

"Kak, cara pakai anting gimana?," Tanya (name) tiba-tiba kepada Miko yang sedang meminum tehnya.

"Hm? Kenapa tiba-tiba? Kamu mau pake anting?," Tanya Miko, dan (name) mengangguk mengiyakan pertanyaan yang di lontarkan oleh Miko.

"Hooo~ hanya perlu di tindik. Itu tidak sakit kok. Mau ku tindik sekarang?" Tanya Miko.

"Langsung pakai antingnya?," Tanya (name). "Oh tentu tidak, pakai anting tindikan dulu, kalau sudah dua hari baru kamu boleh lepas dan ganti antingnya. Memangnya kamu sudah punya?," Tanya Miko.

"Punya," jawab (name). "Kamu beli kapan? Dimana?," Tanya Miko.

"Aku gak beli antingnya. Aku dikasih hadiah kemarin." Ujar (name). "Hohooo?? Apakah Lord Kamisato yang memberikannya?," Tebak Miko. Ia pura-pura menebak saja, padahal dia sudah tau bagaimana keseharian (name) kemarin.

"Benar, aku juga memberikannya hadiah." Ujar (name). "Oh? Orang itu kamu beri hadiah?," Tanya Miko dengan tampang memelasnya. "Tenang saja kak, aku juga memberikan hadiah untukmu. Ini." Ujar (name) memberikan telinga kucing kepada Miko.

"Telinga kucing, kupikir itu lucu. Jadi aku membeli banyak. Aku juga membelikannya untuk Ei-sensei." Ujar (name).

"Ahh baiklah kalau begitu, hari ini aku akan ke Yae publishing lebih cepat karna banyak yang harus ku urus. Banyak sekali orang yang ingin mempublish novel yang mereka buat." Ujar Miko dan bersiap untuk pergi.

"Kamu jangan lupa untuk latihan, hari ini Ei tidak bisa mengajarimu, Shogun akan menggantikannya." Ujar Miko. "Baiklah, hati-hati di jalan kak." Ujar (name) dan melambaikan tangannya kepada Miko.






"Tingkatkan kecepatan, fokus kepada target, cari kelemahannya, lalu serang tanpa ragu." Ujar Shogun memberikan pelajaran seperti biasa. "Aku masih belum menemukan kelemahanmu Shogun-sensei." Ujar (name).

"Kalau begitu coba cari, gitu aja kok susah." Balas Shogun. "Maaf sensei, tapi omongan sensei ngeselin," ujar (name) yang mulai berlari mengelilingi Shogun dan menyerangnya dari segala arah. Dan tentu saja Shogun berhasil menghindar dari semua serangan yang di berikan (name).

"Bukankah aku sudah memberikan beberapa clue mengenai teknik milikku? Kau hanya tinggal mencari kelemahan di teknik itu. Kalau kau terus seperti ini kau tidak akan pernah bisa mengalahkan kami," Ujar Shogun.

"Benar, sensei sudah memberikan aku beberapa teknik penyerangan yang dipakai. Tapi aku masih memikirkannya, tunggulah sampai aku bisa mencari kelemahanmu dan memukul kepalamu." Ujar (name). "Hah! Coba saja kalau bisa, akan aku tunggu sampai kapanpun." Ujar Shogun.

Mereka terus latihan. Tidak hanya mencoba mengalahkan Shogun, tapi juga meningkatkan kecepatan dan ketepatan (name) dalam menguasai kekuatannya. Menjadi peka terhadap sekitar dengan kuping rubahnya, tatapan tajam karna mata rubahnya, kecepatannya saat ia menjadi rubah.

(Name) juga berusaha memperbarui skill dalam bertarung melawan musuh, jika skill (name) hanya itu saja, mungkin serangan (name) akan terus di hindari oleh musuh. Maka dari itu (name) sedang mencari cara mentransfer kepingan es menjadi seekor rubah yang bisa berjalan mengenai musuhnya secara otomatis.

Waktu istirahatpun tiba, (name) mhlai menanyakan sesuatu tentang kekuatannya kepada Shogun.

"Sensei, apa aku bisa membuat kepingan salju?," Tanya (name). "Entahlah, kau coba saja bisa atau tidak." Jawab Shogun.

"Tapi jangan sekarang. Tunggu Ei atau Miko. Aku disini hanya melatihmu dalam peperangan dan medan tempur, bukan mengajarkan kekuatan visionmu." Ujar Shogun. "Baiklah," ujar (name).

Waktu istirahatpun berlalu, akhirnya (name) dan shogun kembali latihan. Kali ini latihan mengenai teknik peperangan yang biasanya dipakai oleh musuh, (name) memperhatikannya dengan sangat serius karna ia tak mau mengecewakan siapapun.

Waktu cepat sekali berlalu, akhirnya latihanpun selesai. Karna (name) merasa lelah, (name) memutuskan untuk tidur dikamarnya untuk memulihkan tenaganya.

Tubuh dan pikiran (name) perlu istirahat, tubuhnya masih terlalu 'lemah' untuk seorang kitsune. Entahlah bagaimana kekuatan asli (name) ataupun dulu saat masa (name) bangun sebelum tidur panjangnya.

"Haahhh, pukul berapa ini?" Ujar (name) menguap dan menggeliatkan tubuhnya.

"Hoho~ lihat siapa yang baru bangun?" Suara yang sangat familiar itupun masuk di pendengaran (name). "Ah, kakak... Sudah pulang?" Tanya (name).

"Hm? Aku hanya ingin mengambil barang yang tertinggal. Kamu tau, (name). Festival ini sangat besar, jadi setidaknya kamu harus datang sekali saja." Ujar Miko.

"Aku mengerti, aku akan pergi di hari terakhir festival." Ujar (name). "Hahaha, baiklah-baiklah lalukan sesukamu pada hari itu. Karna aku dan Ei juga akan membebaskanmu hari itu." Ujar Miko.

"Hm, lalu sekarang kaka ingin pergi ke ritou lagi?" Tanya (name). "Tentu, Yae publishing sekarang sangat ramai dan sepertinya akan mendapatkan penulis kecil." Ujar Miko.

"Penulis kecil?" Bingung (name). "Yaa... Kamu akan tau ketika sudah disana." Ujar Miko.

"Kenapa tidak memberikan aku sedikit klu tentangnya?" Ujar (name). "Hm? Kamu ingin klu? Baiklah, dia adalah adik dari Calx. Dia sangat lucu dan lincah, jadi aku harap kamu secepatnya datang." Ujar Miko.

"Apa satu hari saja cukup?," Tanya Miko. "Sepertinya cukup, aku akan datang dari pagi sampai malam di festival. Mungkin?" Ujar (name).

"Baiklah kalau begitu, aku pergi dulu. Mereka pasti sudah menungguku. Dan lakukanlah apa yang kamu inginkan." Ujar Miko, dan pergi dari rumah.

"Uh, ini pukul berapa ya?," Tanya (name) kepada beberapa pelayan di Shrine. "Sekarang sudah pukul 2 siang, Lady. Apakah Lady membutuhkan sesuatu?" Ujarnya.

"Ah tidak, aku akan pergi ke chinju forest untuk melatih pendengaranku. Mungkin akan sampai malam, jadi jika kakak sudah pulang tolong beri tau dia. Aku pergi." Ujar (name) dan di setujui oleh pelayan.

Disinilah (name) berada, Chinju forest. Hutan yang sangat damai dan sangat tenang membantu konsentrasinya meningkat, apalagi untuk meditasi dan mempertajam pendengarannya.









































Lupa up sumpah.... maap

Precious Fox 【Kamisato Ayato X Readers】Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang