Precious Fox 【Kamisato Ayato X Readers】

Precious Fox [20]

"Apakah... Sebelum aku tidur panjang, ada sebuah kejadian yang membuatku harus tertidur panjang dan kembali mengasah kekuatanku?" Tanya (name).

Miko sempat diam untuk beberapa saat dan kemudian menjawab. "Kita omongin ini dirumah, habiskan dulu makananmu. Setelah itu kita langsung pulang." Ujar Miko dan diangguki oleh (name).

Sampailah Miko dan (name) di kediamannya. Miko langsung mengajaknya masuk kekamarnya dan duduk disebelahnya.

"Cerita ini sedikit panjang, tapi mungkin aku akan langsung ke intinya saja. Apa itu tak apa?" Tanya Miko."Tapi setelah aku menceritakannya, bisakah kamu tidak membenciku?" Tanyanya lagi.
(Name) tampak menimang pertanyaan yang di lontarkan Miko, dan menjawab "Iya," jawab (name).

Miko mengambil nafas yang lumayan panjang untuk menenangkan dirinya sebelum bercerita.

"Semua bermula dari seorang pria yang tak sengaja bertemu dengan kita di tempat makoto. Dia sangat tampan, semua orang menyukainya termasuk aku dan juga kamu."

"Orang itu sangat tampan, dan berwibawa. Sangat pemberani dan bijaksana. Dia memiliki aura yang sangat berbeda dengan orang-orang yang ada di sekitarnya."

"Lalu tanpa sadar, aku jatuh hati padanya. Aku mencintainya. Namun beberapa hari setelahnya, aku mendengar bahwa.... Kamu dan dia memiliki perasaan yang sama, dan kalian menjalankan hubungan romantis bersama."

"Aku tak tahu apa yang terjadi, rasa cintaku berubah jadi sebuah obsesi. Aku iri melihat kalian bersenang-senang setiap harinya, tertawa riang dan selalu pergi bedua kemanapun."

"Lalu sebuah kejadian datang, yang mengharuskan banyak orang untuk berperang. Karna saat itu aku merasakan obsesi yang mendalam terhadap pria yang kamu cintai, aku menunjukmu untuk ikut bertempur dimedan perang bersama Ei."

"Pria yang kamu cintai itu terus melarangmu untuk pergi, tapi kamu tetap bersikeras untuk pergi. Dulu... Aku sangat mengingunkanmu untuk pergi dari sini, maka dari itu saat kamu bilang ingin pergi aku sangat senang karna kemungkinan besar kamu meninggal dimedan perang."

"Dan benar saja, kamu kehilangan kendali atas kekuatanmu sendiri. Yang mengakibatkan hujan salju di Inazuma, singkat cerita Ei membawamu pulang dengan keadaan yang sekarat hampir tidak bernyawa. Aku senang, karna pada akhirnya aku memiliki kesempatan untuk menggantikanmu disisi pria itu."

"Tapi Ei mencoba segala macam cara untuk membuatmu sembuh. Tapi itu tak semudah yang ia kira. Lalu tak lama setelahnya, kamu tidak bernapas. Dan berita itu menyebar dengan cepat kepenjuru Inazuma."

"Pria itu sangat terpukul karna mendengarmu meninggal dan dia memutuskan untuk bunuh diri. Jujur, aku kesal dan aku benci padamu pada saat itu."

"Tapi sebuah keajaiban datang, jantungmu mulai berdetak lagi walaupun sangat lemah. 50 tahun (waktu jelmaan rubah[pokoknya lama]) berjalan dan kamu baru membuka mata lagi. Dan ternyata, Pria yang kamu cintai itupun sudah kembali bereinkarnasi menjadi seseorang yang sangat tampan. Hampir sama saat pertama kali kita bertemu dengannya."

"Aku merasa kali ini aku punya kesempatan, tapi lagi-lagi tidak. Pria itu hanya mencintaimu, dan sekali lagi aku menjadi terobsesi dengan semua itu dan membuatmu kehilangan kendali atas kekuatanmu untuk yang kedua kalinya."

"Namun kali ini berbeda, Pria yang kamu cintai mengetahui bahwa akulah penyebab kamu kehilangan kendali. Saat itu kita ada di dekat chinju forest, dan saat itu juga aku membuatmu kehilangan kendali. Pria itu melihatmu kesakitan dan mencoba menggapaimu tapi tidak bisa."

"Kamu selalu memberinya bongkahan es, dan tentu saja itu bisa di hindari dengan gesit oleh pria itu. Dia memanggil namamu berkali-kali namun tetap saja tidak bisa. Karna kamu sudah berada dibawah kendaliku."

"Lalu pada saat itu, pria itu berteriak.
'meskipun aku terbunuh kali ini olehmu, ingat satu hal (name). Aku akan terus mencintaimu. Tak akan ada yang bisa membuat kita berpisah sekalipun itu kakamu sendiri!.' yahh kira-kira begitulah pesannya."

"Tapi tak hanya itu, dia langsung melihat ke arahku dan berkata 'terimakasih karna anda telah mencintai saya, tapi saya pikir itu hanya obsesimu saja. Saya tidak akan pernah mencintai anda, karna yang hanya ada di hati saya adalah adikmu, (name)-ku yang tersayang' dia mengatakan itu dengan senyuman. Aku merasa tersentak. Lalu tiba-tiba bongkahan es itupun menusuk badan pria itu karna dia sedang melihat kearahku."

"Lalu kata-kata terakhirnya adalah 'haha sepertinya hidupku sudah tidak lama lagi, ya? (Name) mari kita bertemu untuk yang ke-3kalinya dikehidupan selanjutnya. Aku mencintamu, dan ingat satu hal. Aku yang akan menemukanmu lebih dulu, omong-omong salju ini sangat indah, lain kali ayo bermain salju bersamaku.' lalu dia menghembuskan napas terakhirnya, begitupun kamu yang tiba-tiba pingsan karna kekuatanmu yang tak terkontrol itu."

"Dulu aku sangat kejam, bukan? Maafkan aku karna telah menjadi kaka yang buruk, (name)." Ujar Miko tanpa melihat kearah (name).

(Name) yang mendengar itupun bingung ingin bereaksi seperti apa, 2kali dia hampir mati karna kehilangan kendali atas kekuatannya sendiri. Ia marah, kesal, sedih. Tapi Miko tetaplah kakanya.

"Tidak apa-apa kak, aku hanya sedikit kaget saja.... dan tolong jangan meminta maaf padaku seperti itu..." Hanya kata-kata itu yang mampu diucapkan (name). Miko barusaja ingin berbicara namun tiba-tiba bertanya.

"Kaka pernah bilang sesuatu yang agak mencurigakan sebelumnya, tapi aku ingin bertanya, apakah pria yang di maksud kaka telah menemukanku?" tanya (name).

"Ya, sudah." Jawab Miko dengan senyuman di wajahnya. "Apakah dia ingat denganku?" Tanya (name).

"Kenapa kamu tidak tanyakan pada orangnya?" Tanya Miko, "tanya kepada siapa?" Bingung (name).

"Tanya kepada orang yang memberitahumu tentang reinkarnasi." Jawab Miko.

Iya jadi gitu ceritanya gais, dan lagi
Aku bingung jawabnya gimana setelah baca beberapa komen di ulasan tentang cerita ini... Soalnya aku suka romance + sad end. But I'll do my best to make this story happy ending, cuz everyone deserve a happy ending, right?

Sama seperti chap sebelumnya
Goals : 300 votes.
(Up minggu depan, jika goals tercapai)