"Ah! Aku lupa menanyakan siapa yang mengirim mereka untuk membunuhku... Tapi yasudahlah~" ujar (name) dan pergi meninggalkan tempat tersebut, lalu pulang ke rumahnya.
(name) pulang kerumah tanpa adanya gangguan. Tapi (name) tau bahwa besok, pasti ada lagi yang akan mengincarnya. Maka dari itu (name) memutuskan untuk fokus berlatih hari ini dengan Ei dan menceritakan hal yang terjadi hari ini kepadanya.
Waktu berlatih kini sudah selesai, dan tentu saja berjalan dengan sangat lancar.
"Ei-sensei, aku mau cerita." Ujar (name). "Cerita apa, sayang?" Tanya Ei.
"Tadi ada beberapa treasure hoarder yang bilang ingin membunuhku, tapi aku lupa menanyakan orang yang menyuruh mereka." Ujar (name). Ei tau, (name) pasti sudah lebih dulu membunuh mereka, ya bagaimana tidak? Didikan Archon nih boss, senggol dong!.
"Hmm, kenapa mereka mengincarmu, itu yang menjadi pertanyaan." Ujar Ei. "Benar juga!" Ujar (name) yang baru menyadarinya.
"Kalau masalah ini, sepertinya ada beberapa faktor, pertama aku dekat dengan Ayato. Lalu ada seorang Lady yang juga menyukainya." Ujar (name). "Yang berarti dia mengincarku hanya untuk Ayato. Lady Akasuki namanya." Lanjut (name).
"Memangnya kalau kamu mati, Ayato mau dengannya?" Ujar Ei. "Enggak, cantikan aku kok." Ujar (name).
"Tapi selain itu... Juga ada," ujar (name). "Orang yang juga begitu terobsesi dengan Ayato, selain Lady Akasuki..." Lanjut (name).
"Kamu tau dari mana, soal itu?" Ujar Ei. Yak, pertanyaan bagus. Bagaimana (name) tau?
Hari-hari mulai berat, banyak sekali treasure hoarder yang mengincar (name) dan ingin membunuhnya. (Name) sebenarnya tau siapa yang telah mengirim mereka, tapi (name) hanya diam, mengikuti alur yang mereka buat.
"Membuatku mati, untuk ke-3 kalinya huh?" Gumam (name).
Tapi (name) dengan tenang bisa menghadapi mereka semua. Kemarinpun sebenarnya adalah hari terakhir (name) berlatih dengan Ei. (Name) sudah bisa mulai mengkontrol kekuatannya, dan kekuatan fisiknya juga sudah sangat kuat. Jadi (name) bisa berlatih sendiri. Tapi Ei tidak keberatan jika (name) berkunjung.
Sampailah (name) di rumah Kamisato.
"Pagi Ayaka~, sepertinya kamu tambah sibuk ya" ujar (name) yang melihat Ayaka sedang bergelut dengan kertas-kertas di Mejanya.
"Ah, Kak (name). Haha... Begitulah." Ujar Ayaka. "Baiklah semoga beruntung." Ujar (name) dan meninggalkan Ayaka, dan pergi ke kamar Ayato.
"Permisi," ujar (name) langsung membuka pintu kamar Ayato dan memasukinya.
"Hee~ padahal sudah pukul 6 pagi, masa dia belum bangun." Ujar (name) dan mendekati tempat tidur Ayato.
"Hei, Tuan. Ini sudah pukul 6 pagi, apakah anda ingin terus berada di mimpi?" Ujar (name) sembari memainkan pelan pipi Ayato dengan jari telunjuknya.
Ayato sebenarnya sudah bangun dari tadi dan bahkan dia sudah mandi, hanya saja dia memakai baju tidur.
"Ngh, sayang jangan mainin pipi aku." Ujar Ayato yang sedang ber-akting menggunakan suaranya yang ala bangun tidur.
"Aku tau kamu udah bangun dari tadi, cepat bangun atau aku siram pakai air?" Ujar (name). Ayato yang mendengar itu langsung membuka matanya dan memposisikan dirinya menjadi duduk.
"Mana bisa gitu! Harusnya kamu cium aku, bujuk aku biar bangun. Kok di siram air??" Ujar Ayato. "Ehe." Ujar (name).
"Apanya yang 'Ehe'?!" Ujar Ayato. "Ahh laki-lakiku ini kenapa sangat manja," ujar (name).
"Manja sama kamu masa ga boleh," ujar Ayato. "Iya iya boleh, apapun boleh, asal itu kamu." Ujar (name).
(Name) langsung memeluk Ayato dengan erat, dan Ayato-pun membalas pelukan (name), seakan tak ada hari esok. Tapi, akan kah hari esok akan datang?.
Tentu, tentu saja haru esok akan datang. Kecuali tidak ada yang menghadangnya untuk kesekian kalinya. Tepatnya, sudah 2minggu ini (name) selalu dihadang oleh beberapa monster dan teasur hoarder.
Ayato tau? Tidak. (Name) cerita? Tentu tidak.
Kenapa? Entahlah. Ayato masih sibuk dengan tugasnya, begitupun (name) yang sibuk dengan bagaimana cara bertemu dengan orang yang mengirim mereka. (Name) tau orangnya, tapi sekarang dia masih berada di tempat lain.
Tokk tokk
"Biar aku yang buka," ujar Ayato, dan langsung kearah pintu untuk melihat siapa yang datang.
"Ayaka? Kenapa?" Tanya Ayato. "Uh.. itu ada, Lady Akasuki." Ujar Ayaka.
"Untuk?" Tanya Ayato. "Entahlah kak, dia bilang ingin membicarakan hal penting dengan kakak." Jawab Ayaka.
"Katakan padanya, nanti aku datang." Ujar Ayato. "Baik," ujar Ayaka, dan langsung pergi dari depan kamar Ayato.
"(Name), ikut aku ya." Ujar Ayato. "Nggak, males," ujar (name) yang ternyata sudah rebahan di kasur Ayato.
Ayato memicingkan matanya, lalu menangkat tubuh (name) ala bridal style dan membawanya keruang tamu.
"Woy, turunin! Dasar om-om." Ujar (name). "Kalau aku Om-om terus kamu apa? Nenek tua?" Balas Ayato.
"Kok kamu nyebelin?" Ujar (name) yang sudah kesal. "I love you too," ujar Ayato, dan percakapanpun selesai dengan (name) yang ngelag.
Sampailah mereka di ruang tamu, Ayato menurunkan (name) yang masih diam, lalu mencium pipinya, dan menariknya untuk duduk disampingnya.
"Jadi, ada apa Lady Akasuki?" Tanya Ayato to the point.
Sy menepati janji y
Next chapter: 300 votes (lagi)
KAMU SEDANG MEMBACA
Precious Fox 【Kamisato Ayato X Readers】
Fanfiction"Lady... apakah kamu.... tidur?" Ujar Ayato melihat ke arah (name) yang tertidur. Rambutnya yang panjang, membuatnya jatuh ke wajah (name) yang menutupi sebagian wajahnya. Ayato mencoba untuk menyingkirkan rambut (name) dan menaruhnya di telinga (na...