"Jadi, ada apa Lady Akasuki?" Tanya Ayato to the point. "Erm..." gumam Shikari, yang melihat kedekatan (name) dan Ayato. Kesal? Pasti.
"Saya tidak mempunyai banyak waktu, jadi dimohon cepat berbicara." Ujar Ayato.
"Aku hanya ingin berpamitan denganmu." Ujar Shikari. "Pamit?" Tanya Ayato.
"Iya, aku ingin pergi untuk melanjutkan studiku. Aku belum berpamitan denganmu, makanya aku kemari. Karna aku pasti akan terus merasa resah kalau aku tidak berpamitan denganmu." Jelas Shikari.
"Lady, berpamitan ataupun tidak. Saya sama sekali tidak perduli." Ujar Ayato, (name) yang mendengar itupun sedikit menyenggol lengan Ayato.
"Semoga studimu lancar," ujar (name) dengan senyum penuh kemenangan. "Terimakasih." Balas Shikari, dingin.
"Sudah?" Tanya Ayato. "Ya..." Jawab Shikari. "Lalu kenapa anda masih disini?" Tanya Ayato.
"Bolehkah... Aku memelukmu sebagai tanda perpisahan?" Tanya Shikari.
"Tentu saja," ujar Ayato. "Tidak." Lanjut Ayato.
"Saya tidak ingin membuat harapanmu kepada saya semakin besar. Jadi saya harap anda memahaminya dan menjaga jarak dengan saya. Karna saat ini, hati saya sudah dimiliki oleh seseorang." Ujar Ayato.
"Kalau begitu aku pergi dulu." Ujar Shikari yang langsung keluar dari kediaman Kamisato, dan tak lupa membanting pintu saat ia menutupnya.
"Jahat sekali." Ujar (name). "Siapa?" Tanya Ayato. "Kamu, masa iya aku." Balas (name).
"Demi kebaikan dia juga." Ujar Ayato. "Padahal cuma minta peluk doang loh," ujar (name).
"Oh gitu? Peluk doang? Yaudah aku susul dia." Ujar Ayato, dan bangun dari posisi duduknya. (Name) yang melihat itupun sedikit kaget.
"Heh! Katanya gak mau, kok sekarang mau?!" Tanya (name). "Kamu bilang 'cuma peluk doang' yaudah, aku harus kabulin kan?" Ujar Ayato.
"Kamu kok nyebelin ya." Ujar (name). "I love you too."
"Nyebelin!" Ujar (name). "Iya sayang, I love you too." Balas Ayato.
"Oh iya, Ayato. Kalau aku mati nanti jangan nangis ya." Ujar (name). "Ok," jawab Ayato.
"Dih, gitu doang?" Tanya (name). "Iya, kenapa?" Ujar Ayato.
"Kalo aku mati, aku gabisa hidup lagi loh." Ujar (name). "Tau kok," jawab Ayato. "Beneran ngeselin ternyata." Ujar (name).
"Ya kalau kamu mati, aku ikut mati lah." Jawab Ayato. (Name) mendengar jawaban itupun langsung memukul kepala Ayato, lumayan keras.
"Aduh," rintih Ayato. "Asal ngomong ya, Tuan satu ini. Ya jangan lah, bodoh." Ujar (name).
"Bercanda ih, lagian kamu ngomongnya juga aneh-aneh gitu. Bikin overthinking aja." Ujar Ayato. "Yakan aku tanya kalau, bukan berarti aku mau mati!" Ujar (name).
"Ya aku juga jawab Kalau, bukan beneran mau ikut kamu mati. Tapi kalo kamu duluan yang pergi, aku gak akan menikah dengan siapapun. Karna gaakan ada yang bisa ngegantiin kamu di hidup aku. Kamu paham?" Ujar Ayato. "Paham, soalnya kamu cinta mati sama aku." Ujar (name).
"Nah itu kamu tau," ujar Ayato. "Kalau begitu, aku mau pulang dulu ya. Ini menjelang malam," ujar (name).
"Aku antar," ujar Ayato. "Nggak, aku sendiri aja. Kamu kerja yang bener, jangan bergadang, semangat kerjanya sayang." Ujar (name).
"Iya sayang, kamu hati-hati dijalan ya," ujar Ayato memberikan kecupan singkat di dahi (name), lalu (name) pun meninggalkan rumah Kamisato.
"Tolong ikuti Lady (name). Jika dia dalam bahaya, langsung panggil saya." Ujar Ayato memberikan perintah kepada pasukannya.
Malam ini, (name) merasakan bahwa orang yang menyuruh beberapa teasure hoarder untuk membunuhnya kembali.
(Name) mulai mengikuti aura yang selama ini selalu ada di sekitarnya, ketika dia bersama dengan Ayato. Aura kecemburuan atas obsesinya selama ini kepada Ayato.
Sampailah (name) di sebuah tempat, yang bisa dibilang seperti goa(?). (Name) masuk dan ternyata benar saja, orang dibalik semua ini sedang berada disana.
"Hai," Ujar (name). "Kau," balasnya.
"Boleh ku tau siapa namamu?" Tanya (name). "Perduli setan. Aku akan membunuhmu!" Ujarnya.
"Hey! Tenanglah. Aku hanya menanyakan namamu, dan kau hanya tinggal menjawabnya." Ujar (name).
"Kenapa juga aku harus menjawab pertanyaanmu?!" Ujarnya. "Kenalan dulu. Aku Yae (name)." Ujar (name).
Orang itu memicingkan matanya kearah (name) terlihat begitu marah. "Kau bisa memanggilku Sakura." Ujarnya.
"Ah Sakura, nama yang cantik. Seperti bunga khas Inazuma, benar kan?" Ujar (name).
"Hah... Kau banyak sekali berbicara, haruskah aku memotong lidahmu supaya kau diam?!" Ujar Sakura.
"Coba saja," ujar (name) menantang Sakura. "Hooo~ coba lihat si kecil ini sangat berani." Ujar Sakura.
Sakura mulai berlari kearah (name) yang posisinya lumayan agak jauh. Ketika Sakura ingin menusuknya dengan belati yang ia pegang (Name) dengan mudah menghindar, karna itu serangan fisik, bukan serangan elemental.
"Hohoho~ bagus juga seranganmu, Sakura. Padahal aku tak pernah melihatmu berlatih menggunakan belati," ujar (name).
"Untunglah dia menyerangku menggunakan psikal, jika dia menggunakan energi vision dan menggunakan elementnya, aku bisa kalah. Karna kekuatannya lebih besar dibandingkan aku." Batin (name)
"Diam," ujar Sakura. "Eh, tidak bisa dong!" Ujar (name). Namun Sakura masih menyerang (name) dengan brutal, tapi tentu saja (name) dapat menangkisnya.
"Memangnya kenapa sih kau begitu buru-buru ingin membunuhku. Memangnya apa yang kau dapat jika membunuhku," ujar (name).
"Aku ingin Ayato," ujar Sakura. "Hm? Kau menginginkan laki-laki menyebalkan seperti dia? Hahhh, aku tak habis pikir." Ujar (name).
"Berisik! Kau tak tahu apa-apa! Aku yang tau dia lebih dulu dibanding kau! Tapi kau merebutnya!" Ujar Sakura berteriak.
"Eh eh, tenang dong jangan marah-marah. Santai saja," ujar (name).
"Lagi pula itu bukan salahku jika Ayato lebih menyukaiku." Lanjut (name). "Bisakah kau menutup mulut busukmu itu!?!" Ujar Sakura.
"Mulutku cantik seperti ini, kau bilang busuk. Kurang ajar. Gini-gini mulutku sudah di cium oleh Ayato." Ucapan (name) membuat Sakura sedikit shock, dan bertambah marah.
Sakura membuang belatinya dan mulai mengeluarkan energi element nya, dan mulai menyerang (name) dengan kekuatan Visionya.
"Waduh gawat," batin (name)
Kenapa kalian selalu berprasangka buruk terhadap diriku yg sngt menggemaskan ini :<
Btw sy balek genshin gr-gr leaks scara mau playable, 80if sabi lh ya☝🏻😎
Next chap lusa, tolong ingetin yh
KAMU SEDANG MEMBACA
Precious Fox 【Kamisato Ayato X Readers】
Fanfic"Lady... apakah kamu.... tidur?" Ujar Ayato melihat ke arah (name) yang tertidur. Rambutnya yang panjang, membuatnya jatuh ke wajah (name) yang menutupi sebagian wajahnya. Ayato mencoba untuk menyingkirkan rambut (name) dan menaruhnya di telinga (na...